Menikahi Nona CEO

Menikahi Nona CEO

Oleh:  Budy alifah  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
26Bab
363Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mila Dea Mahendra adalah anak tunggal Danu Mahendra yang sebentar lagi naik jabatan menjadi pimpinan perusahaan. Namun, mendadak sang ayah memberikan syarat menikah untuk mendapatkan kedudukan CEO. Kedudukan itu pun terancam oleh adik tirinya. Mila tidak mau menyerahkan begitu saja, karena tahu adik tirinya ingin menyingkirkan dirinya lalu menguasai perusahaannya. Akhirnya Mila pergi ke bar untuk mencari pria lajang yang bisa dia jadikan calon suami kontrak untuk membantu mengelabuhi ayahnya. Ia pun berhasil menjebak lelaki yang diketahui bernama Agil, yang juga karyawan di perusahaannya.

Lihat lebih banyak
Menikahi Nona CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Teha
selamat untuk kontraknya, kak alifah. rutin update ya. hehe
2024-02-22 17:42:10
1
26 Bab
Menggoda
“Tidak bisa!” seru Mila seraya berdiri. Perempuan itu menatap tajam sang ayah. Dia tidak bisa terima dengan keputusan yang diambil oleh Danu secara tidak masuk akal. Persyaratan konyol yang ayahnya berikan membuatnya kesal. Dalam hatinya ia terus bertanya, haruskah seorang CEO memiliki pasangan? “Keputusan Papa sudah bulat, Delvin yang akan menggantikanmu,” sergah Danu tak mau kompromi. Lelaki tua itu juga menegaskan, jika sang putri menginginkan jabatan itu maka dia harus segera menikah. “Kenapa harus menikah? Apa tidak ada cara lain?” Mila mencoba membujuk sang ayah agar mengganti persyaratannya. “Mila, umurmu sudah cukup untuk menikah. Papamu ini sudah tua, sudah ingin menimang cucu darimu,” ungkap Danu. Danu takut Mila akan menjadi perawan tua karena terlalu sibuk bekerja. “Pa, kenapa harus Delvin?” tanya Mila putus asa. Gadis itu tidak memahami keputusan sang ayah. Dia sudah mati-matian mengembangkan perusahaan hingga besar. Kini, sang ayah malah seenaknya menggantikan d
Baca selengkapnya
Cinta Satu Malam
“Hah! Sayangnya aku tidak mau pergi, kau mau apa?” tantang Mila. Disentuhnya dengan lembut pipi lelaki di hadapannya itu. Mila sudah tidak mampu berpikir jernih lagi. Dia menyukai targetnya itu, tampan dan sangat gagah, tidak akan memalukan dirinya jika dikenalkan pada keluarganya. “Menikahlah denganku, pria tampan. Aku akan memberikan apapun yang kau mau,” Mila memegang wajah pria itu dengan kedua tangannya. “Lepaskan aku, sebelum kesabaranku habis!” pria itu menepis tangan Mila. Mila tidak mau mendengarkannya, dia kembali mengalungkan lengannya di leher pria muda itu, kali ini lebih rapat. “Menikahlah denganku...,” bisiknya di telinga sang adam. Tubuh pria itu mendadak memanas, merasakan hembusan napas Mila di telinganya. Pertahanan yang dia bangun sudah runtuh, dengan sigap ia menggendong Mila keluar dari bar.Tangannya yang kekar melingkar erat di pinggang Mila. Tapi, Mila tidak terganggu, malah tertawa-tawa sendiri. Mungkin efek alkohol membuat akal sehatnya tidak bekerj
Baca selengkapnya
Jebakan?
“Hai, Agil, kita bertemu lagi.” Mila memutar kursinya, seusai mendengar sapaan sopan dari mulut pegawainya. Bibirnya tersenyum merekah, dan tangannya melambai manja. Sedangkan pria di depannya syok. Jantungnya berdetak kencang saat melihat sosok bos yang selama ini belum pernah ditemui secara langsung.Bagaimana tidak. Baru saja Agil duduk di kursi, ia sudah mendapat perintah untuk menghadap ibu pimpinan perusahaan. Dia cemas, takut melakukan kesalahan dan dipecat. Padahal dia masih anak baru.Namun ternyata, wajah wanita yang duduk di kursi kebesarannya itu, adalah wanita yang sama dengan semalam. "Bos ...." Lelaki itu tak sanggup berkata-kata. Agil kaget, melihat orang yang semalam tidur dengannya ternyata adalah bos di perusahaannya. Agil mendengus, ia memaki dalam hati kenapa harus bertemu dengan wanita yang berada di bar malam itu. Sangat merepotkan! Agil segera duduk setelah dipersilahkan oleh Mila. Firasatnya mengatakan pekerjaannya berada dalam bahaya karena nasibnya be
Baca selengkapnya
Perkenalan Keluarga
“Pa, kenalkan, ini Agil calon suami Mila.” Mila memasuki kediaman keluarga Mahendra sembari menggandeng mesra tangan Agil yang berhasil dibujuknya untuk menikah. Pemuda desa itu terkesima dengan rumah mewah milik atasannya. Matanya tak bosan memandang benda-benda yang tidak ada di tempat kosnya, seperti lampu gantung kristal, juga guci-guci antik yang tak kalah mewahnya. “Nama kamu siapa?” tanya Danu sambil menatap pria yang dibawa putrinya tersebut. Mila menyenggol lengan Agil dengan siku kirinya, agar dia kembali fokus pada tujuan mereka datang ke rumah ini. “Agil, Pak,” jawabnya dengan kepala tertunduk sebagai tanda hormat. Danu mengangguk, dan menyuruhnya duduk. Pemuda itu merasa tidak nyaman karena tatapan keluarga Mila seakan ingin mengulitinya. Dirinya seperti orang yang telah melakukan kesalahan, dan siap untuk diadili. “Kamu bekerja di mana?” tanya Sarah, ibu tiri Mila. “Di kantor Mila,” sahut Mila cepat. Mila sudah memberikan pengarahan kepada Agil sebelum mereka data
Baca selengkapnya
Ancaman
“Apa? Pergi dari rumah?” Mila tertawa mendengar persyaratan yang diajukan oleh ibu tirinya itu.Perempuan itu menggelengkan kepala. Dia mulai berpikir jika ibu tirinya semakin aneh. Wanita itu mulai mengambil alih dan mengatur rumah sesuka hatinya.“Mila, seorang istri memang sepatutnya mengikuti suaminya. Ah, aku lupa dia kan pria miskin,” ejek Delvin sembari tertawa.Dada Mila bergemuruh, dia kecewa dengan keluarganya. Terutama sang ayah yang hanya diam melihat putri kandungnya terus disudutkan.“Baiklah, saya akan membawa Mila keluar dari rumah ini,” sahut Agil tiba-tiba.Mila terkejut, dan menoleh cepat ke arah Agil.“Agil, aku minta kamu diam!” desis Mila sambil melotot ke arah calon suami kontraknya itu.Mila sebal. Bagaimana bisa Agil lancang memutuskan hal itu tanpa izin darinya? Dia tak memikirkan resikonya, Mila bisa kehilangan rumah yang sudah ia tinggali sejak kecil.Sarah tersenyum, dia senang mendengar jawaban dari Agil. Satu usahanya telah tampak hasilnya, yaitu menguasa
Baca selengkapnya
Malam Pertama
“Lihatlah! Betapa tidak serasinya mereka,” cemooh Delvin seraya menunjuk keberadaan pasangan yang baru menikah itu. Mila melirik ke arah Delvin yang tengah mencibirnya. Pria itu kesal karena Mila mendapatkan posisi yang telah dia incar selama ini. “Masih percaya diri berdiri di sini?” tanya Delvin dengan tatapan menghina. "Delvin, pertanyaan itu lebih pantas untukmu," Mila membalikan omongan Delvin. “Dia itu cuma anak kampung yang ingin menjadi orang kaya. Makanya pemuda desa itu mendekatimu,” tegasnya sedikit ngotot. Mila mendekati Delvin dan langsung melayangkan tamparan. Plak! "Jaga mulutmu, bajingan!" Delvin tersenyum sinis, "Kau lebih membela manusia tidak berguna daripada adikmu sendiri!" "Adik?" Mila mengerutkan hidungnya, menatap jijik Delvin. "Sudah kalian jangan berkelahi, malu sama tamu," Agil berusaha melerai perdebatan Mila dan Delvin. "Di mana harga dirimu?!" Mila berbalik memarahi Agil. "Kamu ini mau jadi suamiku! Posisimu lebih tinggi dari bajingan ini!"
Baca selengkapnya
Diusir
“Jadi Mila sengaja menjebakku?” gumam Agil kepada dirinya sendiri. Seminggu telah berlalu, dan Agil masih memikirkan darah di tempat tidur itu. Hanya saja dia belum sempat menanyakan semua itu kepada Mila karena wanita itu terus sibuk. “Kenapa kamu diam saja?” tanya Mila ketika melihat sang suami terbengong, dan tidak segera bersiap untuk datang ke acara pertunangan adik tirinya. Sebenarnya Mila sendiri tidak ingin menghadiri pertunangan adiknya itu, dia sudah malas berhubungan dengan keluarganya. Pertunangan Delvin digelar sangat meriah, dengan mengundang seluruh relasinya juga. Bahkan sama megahnya dengan pernikahan Mila dan Agil. “Kasihan, ya, Bu Mila, suaminya cuma mau menguras uangnya.” “Ya, dia kan hanya menumpang hidup.” “Pakai dukun mana? Aku juga mau.” Gosip tentang anak buah yang menikah dengan atasannya mulai menyebar, dan menjadi bahan pergunjingan di pesta pertunangan Delvin. Mila hanya bisa menatap satu persatu pegawainya dengan tajam, karena saat dia ingin melab
Baca selengkapnya
Kehidupan Baru
“Pa, kamu tega mengusirku?!” tanya Mila dengan bibir bergetar.Mila tak pernah menyangka ayahnya tega mengusir dirinya. Sehebat apa pun perdebatan mereka berdua tidak sampai sejauh ini.Tapi semenjak sang ayah menikah lagi, banyak masalah sepele yang menjadi besar.Danu menatap Mila dengan serius. “Harusnya, aku tidak membesarkan anak sepertimu.”Lelaki paruh baya itu sudah kehilangan kendali, sampai tidak sadar berkata kasar kepada putrinya."Pa," ucapnya lirih. Mila tak percaya mendengar kalimat itu keluar dari ayahnya. Dada Mila bergemuruh, ia berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh di depan umum.“Satpam! Usir mereka berdua dari sini!” perintah Danu.Delvin tersenyum seraya melambaikan tangan sebagai tanda kemenangannya. Mila berontak, ingin sekali dia menampar adik tirinya. Dan membuka mata ayahnya, jika Delvin itu bukan orang yang baik.Namun, badan satpam sangat besar sehingga tenaganya berontak bukan hal besar bagi mereka. Dia tetap bisa menarik Mila dengan gampang.S
Baca selengkapnya
Jatuh Cinta
“Ayo, jalan,” ajak Agil setelah turun dari bus sembari membawa kantong plastik berisikan oleh-oleh untuk keluarganya. “Jalan? Melewati jalan ini?” Mila melongo tidak percaya harus berjalan melewati jalan setapak. Agil mengangguk sembari berjalan terlebih dahulu. Mila mendengus melihat sekeliling hamparan sawah. Wanita itu yakin rumah Agil pasti terpecil susah sinyal dan jauh dari tempat umum. “Mila, yakin kau mau hidup di sini?” tanya Mila pada dirinya sendiri saat kakinya melangkah mengikuti Agil. Mila berjalan mendahului Agil, ia berdiri di depannya. Beruntung Agil bisa berhenti. Andai tidak, mungkin mereka bisa jatuh bersama. “Ada apa?” tanya Agil. “Agil, di sini ada 50 juta, kamu ambil sebagai denda aku melanggar kontrak.” Mila menyodorkan kartu ATM-nya. “Aku tidak mau.” Agil mendorong tangan Mila dan kembali meneruskan langkah kakinya yang terhenti. “Agil, kenapa kamu selalu mempersulitku!” teriaknya geram. Agil menghentikan ayunan kakinya, tangannya menggenggam kantong
Baca selengkapnya
Cucu Menantu
Cucu kurang ajar!”Lelaki tua yang baru masuk ke ruang tamu berjalan mendekati Agil sembari mengacungkan tongkatnya.“Ampun kek!” Agil berlari menghindari pukulan kakeknya.“Beraninya kamu tidak mengundang kakekmu!” teriak Pramono.Pramono adalah kakek Agil, dialah yang merawat Agil semenjak dia kecil. Karena keluarganya mengalami kecelakaan.“Kakek, Agil bisa jelaskan. Kakek berhenti dulu,” pinta Agil.Pramono tidak mau mendengar perkataan Agil, dia masih geregetan dengan Agil karena merasa tidak dianggap oleh cucunya yang sudah beranjak dewasa itu.“Kamu sudah merasa hebat sampai tidak membutuhkan kakekmu ini!” Pramono berhenti. Dia berkacak pinggang menatap cucunya yang mengibas-ngibaskan tangannya.“Kakek, aku tidak bermaksud … ,”“Agil, kenapa kamu berisik sekali!” seru Mila sembari membuka pintu kamar keras memotong pembicaraan Agil dan kakeknya.Bibir Pramono tersenyum lebar melihat cucu mantunya. Ia berjalan mendekati Mila.“Cucu mantuku,” katanya sambil memeluk Mila.Mila kag
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status