Bab 2 Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya
Prank...Sebuah suara mengagetkan kami dan kami reflek menoleh ke sumber suara.Mataku membulat, napasku turun naik, dadaku begelombang."Alya!" Bentakku saat melihat wanita bod*h dan dekil itu menjatuhkan nampan yang dia bawa dan minuman yang dia bawa tumpah dan membasahi baju salah satu temanku. Tadi ada salah satu temanku minta air es jadi Alya kembali lagi untuk memberi air yang mereka minta."Sory,Bro. Pembantuku itu memang gak guna," kataku kesal."Ma-maaf Mas," ujar Alya setengah menunduk."Hai perempuan kampung! Sadar diri dong, kamu jangan kurang ajar sama tamuku. Ingat kamu tu cuma pembantu di rumah ini," ujarku penuh emosi saat tangan Alya dengan cekatan mengambil tisu dan hendak mengelap baju temanku yang basah.Wanita itu tampak tertegun sesaat dan mendongak menatapku."Sudah Mbak, gak papa kok," ujar temanku sopan dan malah melirik Alya istriku.Dasar perempuan ganjen, awas kau!"Sudah kamu kebelakang, ambil sapu! Bersihkan lantainya, pembantu, kerja gitu saja gak becus. Mau ku pecat?!" ujarku dengan nada tinggi. Tentu saja agar teman-temanku tahu betapa tegasnya aku sama bawahan karena di antara mereka ada anak bosku.Alya tergopoh sambil menunduk pergi kebelakang tanpa bicara sepatah katapun. Baguslah, mungkin dia merasa malu sama tamuku. Gara-gara dia, baju tamuku jadi basah.Wanita gak guna, bawa nampan saja bisa jatuh!"Jangan kejam-kejam Lo Bro, pembantu juga manusia, kasian dia," kata Aldo. Aldo sebenarnya anak dari pemilik perusahaan. Namun, ayahnya memintanya kerja dari bawah dulu, supaya Aldo kelak tahu gimana keras dan susahnya mencari uang. Begitulah cerita Aldo padaku saat kutanya kenapa dia yang anak pemilik perusahaan justru bekerja sebagai manager biasa."Aku memang gini Bro, kalau ada karyawan yang kerjanya gak beres, langsung kusikat," jawabku tegas.Aldo tampak menggelengkan kepala mendengar kata-kataku itu, tapi aku yakin dalam hatinya dia simpati dengan sikap tegasku."Bro udah siang ni, kita permisi dulu ya," ujar Aldo diikuti teman-teman yang lain.Ku antarkan teman-temanku hingga ke halaman depan dan masuk ke mobil masing-masing. Baru aku sadar tinggal aku seorang yang naik motor.'Hmm bulan depan apapun caranya aku harus punya mobil, demi Alda biar dia makin cinta padaku,' batinku.Aku tersenyum sendiri membayangkan betapa bahagianya Alda nanti saat aku datang membawa mobil baru. Aku yakin gadis cantik itu pasti akan memelukku, mencubit pipiku dengan gemas dan kemudian menciumnya.Membayangkan itu semua membuat hatiku makin rindu dengan pujaan hatiku itu."Alahu Akbar," ujarku kaget saat kakiku tiba-tiba menginjak tumpahan air di lantai tadi dan hampir saja tubuhku terjatuh. Untunglah aku bisa menguasai diri hingga tak terpeleset tadi."Alya,Alya!" teriaku memanggil Alya hingga suaraku menggema keseluruh ruangan. Namun, wanita dekil itu tak juga menampakkan diri membuat emosiku kian menjadi.Dasar gak guna, di suruh bersihin malah entah ngelayap kemana. Awas kau!Aku melangkah dengan tergesa menelusuri setiap inci ruangan tengah dan dapur. Namun, sosok yang aku cari tak juga ku temui.Entah kemana wanita dekil tak tahu diri itu?"Alya!" teriakku lagi berharap wanita itu menyahut ucapanku. Namun, nihil.________"Heh, aku nyuruh kamu bersihin lantai, bukan tiduran!" seruku saat melihat orang yang aku cari ternyata ada di dalam kamar.Alya berbaring tertelungkup dan menyembunyikan wajahnya di bantal."Heh! Dengar tidak!" seruku kian keras. Kalau tak ingat melakukan KDRT itu dosa, sudah kutarik rambut wanita bod*h itu.Alya membalikkan tubuhnya dan mendongak menatapku, matanya tampak merah dan sembab, tapi aku tak perduli."Kamu keterlaluan Bang," ucapnya dengan napas tak berarturan dan dada yang bergelombang."Aku ini istrimu Bang, mungkin memang pendidikanku tak sebanding denganmu, tapi setidaknya hargailah aku Bang.""Gak usah drama deh, basi tau gak! Mendingan sana kamu bersihin lantai yang kotor. Percuma kamu drama, gak akan berarti apa-apa bagiku.""Kejam kamu Bang! Gak punya perasaan, tega-teganya kamu bilang aku ini pembantumu. Kenapa, apa karena aku gak cantik, gak wangi makanya kamu bilang gitu ke teman-temanmu?" tanya Alya. Matanya yang tadi berembun sudah mengeluarkan butiran-butiran air yang sepertinya mendesak ingin keluar sejak tadi. Namun,dia tahan dan aku tetap tak perduli dengan semua itu."Na itu tahu, kamu tu cuma lulusan SMP gak selevel denganku, malulah kalau kubilang kamu istriku. Mau di taruh dimana coba mukaku?" jawabku datar.Alya menggeleng, kulihat air matanya kian deras mengalir membasahi pipi. Sesekali di susutnya air mata itu dengan jari."Kamu benar-benar seperti kacang lupa kulit Bang, kamu lupa siapa yang membuat kamu jadi seperti ini?""Yah, pakai nanya. Aku sukses begini ya karena akulah, aku pintar makanya aku jadi manager. Kalau aku bod*h kayak kamu ya selamanyalah jadi babu, buruh pabrik dengan gaji kecil dan pas-pasan," ujarku jumawa dan bangga pada diriku sendiri."Kamu berubah Bang.""Sudah! Gak usah banyak cakap! Mending kamu sekarang bersihin itu lantai terus kamu masak, aku lapar ni," ujarku sambil menjatuhkan tubuh ini ketempat tidur.Semenit kemudian."Heh, perempuan tak tahu di untung! Ngapain kamu masih mematung di situ? Sana kerjakan apa yang aku suruh, malah bengong.""Cukup Bang!"Kusipitkan mataku melihat wanita dekil itu."Cukup, apanya yang cukup?""Aku sudah capek dengan segala perlakuan kamu Bang, sudah cukup aku sabar selama ini. Aku minta cerai!"Mataku langsung membulat mendengar ucapan Alya.Cerai, apa aku tak salah dengar?Bab 3 Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya"Aku sudah capek dengan segala perlakuan kamu Bang, sudah cukup aku sabar selama ini. Aku minta cerai!" Mataku langsung membulat mendengar ucapan Alya."Cerai, apa aku tak salah dengar?" kataku dengan sedikit menaikkan sebelah bibirku. Aku yakin Alya hanya menggertakku, wanita lemah dan tak berpendidikan seperti dia, mana bisa hidup di luar sana, ijasah juga cuma SMP.Alya menggeleng," enggak Bang, tekadku sudah bulat. Untuk apa aku tetap mendampingi abang kalau keberadaanku gak pernah Abang anggap, aku cuma Abang angggap sebagai perempuan hina, hingga begitu lemesnya mulut Abang selalu merendahkan dan menghinaku. Aku ini manusia Bang, punya hati.""Ck, memang yang anggap kamu kambing juga siapa, aku tahu kali kamu itu manusia." "Abang tahu kalau aku manusia, tapi kenapa perlakuan Abang padaku seolah aku ini bukan manusia. Bang, Abang gak ngajak aku kepesta atau kemanapun aku bisa terima Bang. Mungkin memang Abang belum siap memperkenalkan
Bab 4 Mantan Istri Yang Kuhina Jadi NyonyaKacang Lupa KulitnyaNamaku Alya, lengkapnya Alya Putri rohali, usiaku saat ini 25 tahun. Karena keadaan ekonomi keluargaku yang berada di bawah garis yang jauh dari kata berkecukupan, aku terpaksa tak melanjutkan sekolahku dan hanya lulus SMP. Setelah lulus aku memberanikan diri untuk mengadu nasip di kota walau hanya berbekal ijasah SMP.Aku kemudian bekerja di sebuah rumah makan yang berada di kawasan sebuah pabrik, alhamdulilah walau gaji tak seberapa tapi paling gak aku bisa meringankan beban Budeku, orang yang merawat dan membesarkan aku sejak orang tuaku meninggal. Dari sinilah aku mengenal Bang Aldi, meski dia bukan satu-satunya lelaki yang aku kenal dan mencoba dekat denganku. Namun, bagiku Bang Aldi yang paling istimewa, dia sosok pekerja keras dan mempunyai cita-cita yang tinggi. Kami saling bertukar cerita tentang kehidupan kami masing-masih hingga aku merasa nyaman denganya. Setelah merasa cocok satu sama lain kamipun menikah.
Bab 5 Mantan Istri Yang Kuhina Jadi NyonyaMahar Bikin TeparBrak,"Alya!" Aku segera berlari kedepan untuk melihat apa yang terjadi, benturan tadi begitu keras terdengar dan entah kenapa otakku langsung tertuju pada Alya, rupanya jauh di sudut hatiku aku masih mengkuatirkan dia."Ada apa Pak?" tanyaku pada tetangga depan rumah yang kebetulan ada di situ. "Tadi ada yang hampir di tabrak tapi belum sempat kena sih, baru mau ketabrak." "Laki apa perempuan?" "Aku lihatnya dari kejauhan jadi kurang jelas Pak, tapi tadi si yang punya mobil langsung turun dan dibawa orangnya. Mungkin di bawa ke Rumah Sakit."Selesai bicara panjang lebar, aku masuk ke dalam. Duduk menghisap rokok dan berpikir sebentar."Ah, bentar lagi juga balik. Mana bisa dia hidup sendiri di luar, mau makan apa?" gumamku saat tiba-tiba terlintas di otakku tentang Alya. Aku segera bangkit hendak mengambil sapu karena teringat lantai yang kotor akibat ketumpahan minum tadi. Namun, baru saja berdiri."Aaa," aku terpeles
Bab 6 Pov AlyaKarma itu nyata!Di tengah-tengah rasa bimbang kemana aku harus melangkahkan kakiku tiba-tiba. Cit, Bunyi ban bergesekan dengan aspal dan Brak..."Ya Tuhan." Semua menjadi gelap setelah itu.________"Alhamdulilah, Mbak sudah sadar, maaf tadi saya belum sempat hubungi majikan Mbak," ujar seorang lelaki yang sepertinya tadi ada di antara teman Bang Aldi. Tangannya sigap mengambil ponsel. Namun, segera ku cegah. "Gak usah Mas," ujarku."Tapi Mbak, saya jadi gak enak kalau nanti Aldi tanya. Masa saya gak ada tanggung jawabnya, sekalipun Mbak ini cuma pembantu di rumah teman saya tapi Mbak juga tetap harus Saya hargai juga."Ada yang perih di dalam sini mendengar kata-kata Mas ini, aku ingin marah tapi aku sadar ini bukan salahnya. Dia hanya mendengar dari apa yang di katakan Bang Aldi."Saya bukan pembantu Bang Aldi, Mas," ujarku lirih. Dadaku sudah sesak, mataku memanas, ada bulir bening yang menetes di sudut netra ini. Pedih sungguh hati ini bagai teriris."Terus Mb
Bab7 Mantan Istri Yang Kuhina Jadi NyonyaHobi Bikin Ngeri"Ya dan itu belum termasuk mahar. Alda minta seratus juta untuk mahar dan biaya nikah serta lain-lain kami minta 200 juta jadi total kami minta 500 juta." 'lima ratus juta,'Mendengar itu mendadak kepalaku menjadi pusing dan pandanganku berkunang-kunang.'Mahar bikin tepar,' _______"Kok mahal kali biaya nikahnya Dik?" kataku pada Alda saat orang tuanya masuk ke dalam kamar dan tinggal kami di ruangan itu. Tanganku tak ada hentinya memijat pelipis untuk meredakan kepalaku yang pusing berdenyut-denyut seperti di palu mertua. Entah dari mana aku mau dapat uang sebanyak itu sedangkan uang gajiku saja sudah habis buat DP mobil."Hah, mahal? Ada yang minta panaik 500 juta biasa saja di suku kami, orang tuaku cuma minta 200 juta, untunglah kamu," kata Alda ketus.Untung katanya? Remuk iya. Oalah Mak-mak gini amat pingin punya bini cantik."Waktu dulu aku nikahin Alya cuma modal dua juta cukup dek, beliin cincin satu gram sama sy
Bab 8 Mantan Istri Yang Kuhina Jadi NyonyaSetan Perempuan Mulai Bicara"Is kamu kenapa sih Mas, pakai pingsan segala," ketus Alda. Suami pingsan bukanya di tanya baik-baik atau dimana malah di sewotin."Kamu suami pingsan bukanya di tanya baik-baik malah sewot," ujarku kesal sambil memalingkan wajahku. Mendadak aku malas melihat wajah Alda dan entah bagaimana ceritanya aku sudah berbaring di sofa padahal tadi aku pingsan di teras."La kamu kampungan sekali, gara-gara uang habis aja pakai pingsan segala. Lemah amat sih kamu."Lemah dia bilang, dia pikir gampang apa cari uang, dalam seminggu uang 60 juta habis. Mending buat beli barang yang berguna, ini entah apa-apa dia beli."Kamu tu yang gak mikir, kamu pikir gampang nyari uang, 60 juta itu bukan kecil Dik. Itu gajiku 2 bulan. Tahu gak?" ujarku kesal. Bahkan napasku sudah sesak kini, apalagi kalau ingat cicilan Bank belum di bayar, belum lagi kebutuhan lain. Gini amat punya bini cantik. Ku pegangi dadaku yang terasa sesak dan kepa
Bab9 Mantan Yang Kuhina Jadi Nyonya"Anda terbukti menggelapkan uang perusahaan. Anda tinggal pilih mengembalikan semua uang yang Anda curi atau saya laporkan polisi!" Polisi? Ya Tuhan apa aku akan di penjara?"Gak, Bapak jangan asal nuduh dong, buktinya apa kalau saya korupsi? Pak nuduh tanpa bukti itu fitnah namanya dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan Pak. Bapak tahu kan banyak orang yang kena mental karena fitnah," ujarku. Jujur aku sendiri tak paham apa yang aku ucapkan, aku hanya ingin menutupi kegugupanku.Aldo tersenyum miring padaku, , "Anda pikir saya bodoh!" Tangan Aldo kemudian meraih tumpukan file yang aku yakin itu adalah bukti dari kecuranganku selama ini. Kakiku mendadak bergetar, jantungku serasa hendak lompat."Di sini! Di file ini! semua bukti-bukti kecurangan kamu telah ditemukan, jadi Anda gak perlu mengelak lagi!" "Pak, ini- ini pasti ada yang salah Pak.Saya gak mungkin korupsi Ba- Bapak kenal Saya sudah lama kan. Bapak tahu kan bagaimana Saya, Saya gak
Bab 10 Mantan Yang Kuhina Jadi NyonyaHampir PingsanBagaimana kalau mereka ini pembunuh?Pikiran- pikiran tak baik mulai membayangiku, bagaimana kalau aku di bunuh terus di muti**si oleh mereka.Apalagi setelah salah satu dari mereka mulai mendekat, sungguh wajah sangarnya membuatku ngeri.Tak terasa ada cairan hangat yang merembes keluar membasahi celanaku."Lo kencing di celana!" Aku hanya mengangguk tanpa bersuara, saat lelaki tinggi besar bertato itu bertanya padaku."Aih, jorok." Aku agak terperangah melihat lelaki yang tadi kelihatan sangar itu mendadak lemah gemulai.Wariakah mereka?"Ih Iya, ganteng-ganteng jorok," kata temanya menimpali. Gerakan tubuhnyapun tak kalah gemulai.Ya Tuhan ternyata mereka lebih mengerikan dari seorang pembunuh, serem juga kalau aku nanti di perkosa rame- rame sama waria - waria ini. Apalagi dari tatapan mereka tampak mengerikan, ada yang melihatku sambil senyum- senyum, ada yang menjulur- julurkan lidahnya menggoda dan ada juga yang mengedipkan