Bab15 Jatuh Ke Lubang Yang Sama"Mas, bisa gak jangan kasar sama istri saya," ujar Irsyat berdiri. Ck, sensi amat, mau sok jadi pahlawan?Entah kenapa emosiku meluap - luap, kepalaku panas tanganku mengepal aku benar-benar emosi. BugBug Aku memukulnya dengan keras hingga dia terjatuh."Abang...!, Tolong, tolong! Dia pukuli suami saya."Aku yang kalap terus saja memukuli Cik Irsyat dan ternyata Datuk malaysia ini juga tampan luarnya saja, dia bahkan tak bisa berbuat apa-apa sekalipun tangan ini terus memukul bertubi- tubi."Hentikan! Ku mohon Bang Aldi hentikan!" terriak Alya. Namun, tanganku terus saja memukul wajah Irsyat. Hingga beberapa orang datang memisahkan kami. "Aldi! Sudah gak waras kamu,kenapa kamu pukuli Cik Irsyat," kata Faiz. "Dia itu songong, aku cuma bicara sedikit keras pada istrinya saja dia bilang aku membentaknya," ujarku kesal."Aku tak terima Bang, lihat saja nanti! Aku akan jebloskan Abang ke dalam penjara!" teriak Alya lantang.Ck, sombong amat ni perempu
Bab 16 Mantan Songong Pov Alya"Abang, hentikan! Kenapa Abang pukuli suami saya, apa salah dia Bang?" ujarku panik melihat suamiku dipukuli oleh Bang Aldi. Entah apa yang merasuki pikiran Bang Aldi hingga seperti orang kesetanan memukuli suamiku sementara Bang Irsyat tampak tak berkutik di buat oleh Bang Aldi. Aku yakin wajah Bang Irsyat juga sudah lebam dan membiru akibat pukulan Bang Aldi. Namun, teriakanku tak di hiraukan olehnya, tembah lagi restaurant juga sedang sepi."Bang Kumohon Bang hentikan!" aku terus memohon ketika melihat Bang Irsyat suamiku tak berdaya. Perasaanku campur aduk antara bingung dan marah atas sikap Bang Aldi juga cemas dan kuatir melihat Bang Irsyat. Entah kenapa suamiku itu hanya diam saja tanpa membalas perlakuan Bang Aldi."Tolong, tolong!" Suasana restaurant memang cukup sepi karena ini sudah lewat jam makan siang dan juga para pegawai banyak yang sedang istirahat membuat Bang Aldi begitu leluasa menghajar suamiku. 'Ya Allah sudah gilakah mantan sua
Bab16 Kesombongan Tiada Tara"Ini dia Pak, Dia yang menganiaya suami saya, segera tangkap dan penjarakan dia Pak!" Kata Alya dengan suara lantang dan menunjuk padaku dadanya bergelombang mungkin menahan emosi, matanya membulat tajam menatap ke arahku.Cih, berani sekali dia menunjukkan kesombonganya padaku. Dasar wanita kampung, baru kaya dikit saja sudah berlagak, sombong tiada tara."Eh apa- apaan ini main tangkap- tangkap," ujarku pura- pura tak tahu.Jujur nyaliku sudah ciut sebenarnya, apalagi jika ingat bagaimana sulitnya hidup dipenjara waktu itu, harus tidur dikamar yang sempit dan gelap dan juga banyak tikus dan kecoak.Apalagi jika nanti dia menggunakan kekuasaanya, aku pasti akan makin lama mendekam dalam penjara."Gak usah sok polos kamu! Gara- gara kamu suamiku masuk Rumah Sakit. Apa salah suamiku hah?!" ujar Alya dengan nada tinggi, mataku membulat tajam menatap ke arahku."Beh, Rumah Sakit, lemah amat suamimu," ujarku dengan nada meledek membuat emosi Alya tampak kian
Bab17 CLBK Di lapasPov AlyaAku benar- benar kesal melihat tingkah Bang Aldi, mantan suamiku itu betul- betul sudah tak waras. Bahkan dia tak belajar dari kenyataan hidup sama sekali hingga menjadi gembelpun masih kelihatan sombong."Apa buktinya kalau tulah rahangnya patah, aku cuma pukul pelan aja kok patah," ujarnya yang masih saja tak mengakui kesalahannya meskipun polisi sudah menunjukkan semua kesalahan yang membuat dia di tangkap."Kami punya bukti visum dari dokter tentang keadaan tulang rahang Cik Irsyat," jawab komandan polisi yang aku perhatikan dari tadi sering menggebrak meja, sepertinya kesal dengan sikap songong Bang Aldi. Aku sendiri rasanya sudah muak melihat wajah Bang Aldi, bukan hanya wajah saja yang sekarang rusak penuh jerawat, jiwanya juga sepertinya sedang sakit."Halah, bisa saja kan ini cuma- cuma akal- akalan kalian, sudah biasa mah, orang- orang berseragam seperti kalian ini di beli dengan uang oleh orang- orang kaya seperti dia," kata Bang Aldi menunjuk
Bab 18 Mantan Istri Yang Ku hina Jadi Nyonya"Mari Sus," ujar berjalan keluar kamar. Namun, baru saja kaki melangkah keluar."Nyonya, Nyonya tak apa- apa?" Hanya itu suara terakhir yang aku dengar sebelum semua menjadi gelap.***Aku terbangun di dan mengamati ruangan serba putih, aku sudah bisa menebak aku dimana."Saya kenapa Dok?" tanyaku pada Dokter yang sepertinya baru selesai memeriksa keadaanku.Dokter itu tersenyum, " Gak papa, selamat ya Nyonya Rohali, anda hamil," ujar sang Dokter.Kudekap mulutku, karena terkejut. Ya Tuhan aku hamil."Benarkah saya hamil Dok?" ujarku meminta kepastian."Iya Nyonya, usia kandungan anda sekarang ini sudah tiga minggu," jawab Dokter.Ya Tuhan berarti setelah pertemuanku dengan Bang Irsyat waktu dulu itu aku hamil. Waktu itu aku memang sungguh tak kuass menahan rindu dihati ini, lalu kuputuskan untuk menyusul suamiku ke kuala lumpur."Saya ingin anak dari adik, laki atau perempuan tak masalah," ujar Bang Irsyat sebelum kami mereguk kenikmatan
Bab 20Aku terus mencengngkram jok mobil yang membawa aku pergi ke rumah sakit Aku masih sadar walaupun perutku terasa sakit, bagian bawahku kebas, juga aku merasakan darah semakin banyak mengalir melalui betisku. "Ya Tuhan lindungilah bayiku," gumamku sambil terus berdoa memohon keselamatan untuk bayiku."Sabar ya nyonya, ini sebentar lagi mobilnya akan sampai ke rumah sakit,"ujar sopir pribadiku yang sepertinya cemas melihat keadaanku sementara Aku berusaha untuk tetap sadar walaupun kepalaku sudah terasa pusing dan tatapan mataku mulai berkunang-kunang, aku juga merasakan perutku mulai kebas. 'Ya Tuhan, jangan ambil anakku ya Tuhan karena ini adalah kebahagiaanku,' ujarku memohon di dalam hati agar Tuhan melindungi kandunganku. Aku mau memejamkan mataku, tapi sebisa mungkin aku tidak ingin tertidur aku masih bisa mendengar suara klakson, suara mobil dan motor yang terus berseliweran di samping mobil kami, hingga akhirnya sampailah kami ke sebuah rumah sakit. Aku melihat beberap
Bab 21"ada apa Yan?" tanyaku kepada Ryan sopir pribadiku, hatiki mulai tidak enak melihat wajah pucatnya, berbagai macam pikiran buruk melintas di kepalaku."Tadi waktu ke ruang perawatan untuk merawat Tuan saya melihat Tuan kesakitan, lalu beliau pingsan,"jawab Ryan dengan wajah panik."Ya Tuhan." Aku ingin bangun tetapi buru-buru Rian mencegahku."Jangan nyonya keadaan nyonya masih belum sembuh benar saya takut kalau terjadi apa-apa dengan nyonya." Ryan membujukku, wajah sopirku itu terlihat cemas."Tapi aku ingin melihat keadaan Tuan aku tidak bisa jika aku tidak melihat keadaannya bagaimana kalau terjadi apa-apa dengannya."aku mulai khawatir takut terjadi apa-apa dengan suamiku sekarang aku tidak memiliki siapa-siapa, selain suamiku hanya dia yang aku punya jika nanti terjadi apa-apa dengan Bang Irsyad Lalu bagaimana dengan hidupku kepada siapa lagi aku harus bersandar, aku tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya setelah apa yang terjadi padaku dengan Bang Aldi dulu."Saya tahu
Bab 22Masa Lalu jika tidak diselesaikan akan jadi bumerang dikehidupan mendatang."Tuan tadi Cik Farah, mencari anda," ucap Riyan yang saat itu masih bekerja di Malaysia sebagai TKI dan dia bekerja sebagai sopir pribadi keluarga Irsyad. Orang tua Irsyad adalah pejabat di kerajaan Malaysia.Mendengar nama Farah disebut Irsyad membulatkan matanya segera dia menarik sopir pribadinya itu menjauh, dia seperti takut pembicaraannya didengar orang lain. "Ada apa, aku sudah bilang sama kamu berapa kali ya kamu jangan pernah menyebut nama perempuan itu di rumah ini bisa gawat, ngerti nggak!" teriak Irsyad dalam logat bahasa Melayu. "Maaf Tuan, saya lupa."Irsyad melepaskan pegangan tangannya di kerah baju Ryan."Ada apa, apalagi yang perempuan itu mau?"tanya Irsyad dengan nada sinis."Dia tanya kenapa Tuan tidak datang mengunjunginya padahal sudah satu minggu berlalu dan dia juga sudah pulang dari rumah sakit tapi kenapa Tuan tidak juga melihat keadaannya.""Memangnya kenapa Apa perlu aku me