Tuan Bell yang mencatat detail kemudian berkata,“Apakah Nyonya Agnes Rupert memiliki informasi tentang ciri-ciri fisik kedua orang tersebut?” tanya petugas polisi itu lagi.
Nyonya Agnes Rupert mengangguk, “Ya, mereka terlihat seperti dua orang yang masih muda, satu orang memiliki rambut pendek, dan yang lainnya berambut panjang. Mereka berdua memakai kemeja hitam dan celana jeans biru.”“Terima kasih atas informasinya, Nyonya. Kami akan segera memeriksa daftar pencurian yang terjadi di sekitar wilayah itu dan melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Lucius.Nyonya Agnes Rupert merasa lega karena telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Dia berharap petugas polisi akan segera menangkap kedua orang pencuri itu dan mencegah terjadinya kejahatan selanjutnya di wilayah tersebut,"Apakah semua akan baik-baik saja?""Tentu, kami akan menjadi tombak keselamatan bagi yang membutuhkan. Jangan sungkan-sungkan menghubungi kami bila ada informasi penting untuk kasus ini, Nyonya." kata Lucius sembari menyerahkan kartu namanya.Setelah menginterogasi Nyonya Rupert danberterima kasih padanya, Lucius dan Tuan Bell pergi dari rumahnya. Lucius Damien kembali ke kantornya dan mulai memeriksa catatan-catatan yang ada tentang kasus itu, mencari tahu siapa yang mencurigakan pada malam kejadian. Dia merasa bahwa dia sudah memiliki petunjuk yang cukup untuk memulai penyelidikan yang lebih dalam.Lucius mulai memikirkan siapa saja pelaku yang bermain di balik kasus ini. Dia merasa informasi ini sangat berharga dan akan membantunya dalam mencari tahu siapa pemilik liontin itu.***Oliver Brown adalah seorang penjahat yang terkenal di kota. Dia sering melakukan kejahatan di daerah Diagon Alley, dan membuat resah para pedagang dan warga setempat. Tuan Bell, kepala polisi setempat, telah memerintahkan petugas kepolisian untuk menangkap Oliver dan membawa dia ke pengadilan untuk diadili.Saat itu, Oliver sedang keluar dari Toko Borgins, tempat ia sering melakukan kejahatan. Namun, kali ini ia merasa ada yang berbeda. Dia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya dan tiba-tiba dia melihat wajahnya terpampang di selebaran 'Daftar Pencarian Orang' yang ditempel di dekat toko.Oliver merasa terkejut dan takut. Ia langsung berusaha kabur dari tempat tersebut, tetapi sayangnya, petugas kepolisian yang telah ditugaskan untuk menangkap dia telah mengelilinginya. Mereka sudah mengetahui gerak-gerik Oliver dan siap untuk menangkapnya.Oliver berusaha untuk melarikan diri, tetapi petugas kepolisian berhasil menangkapnya. Mereka menahan Oliver dan membawanya ke kantor polisi setempat untuk diinterogasi. Selama interogasi, Oliver berusaha keras untuk mengelak dan tidak mengaku bahwa ia melakukan kejahatan. Namun, bukti-bukti yang ada terlalu kuat dan akhirnya Oliver mengakui semua kejahatan yang telah dilakukannya.Setelah mengakui semua kejahatannya, Oliver kemudian diadili di pengadilan dan dijatuhi hukuman penjara selama beberapa tahun. Tuan Bell merasa lega karena berhasil menangkap penjahat yang telah membuat resah daerah Diagon Alley selama ini.***(Aku sebenarnya adalah seorang atheis yang tidak percaya dengan reinkarnasi. Tapi mimpi dengan pola berulang ini...mengapa?)Lucius tiba-tiba bermimpi tentang sebuah insiden misterius yang terjadi pada abad ke-14. Mimpi itu sangat realistis dan Lucius merasa seolah-olah dia berada di tengah-tengah kejadian. Dalam mimpinya, Lucius menyaksikan kematian seorang wanita misterius yang terjadi di sebuah kastil tua. Lucius tidak tahu siapa wanita itu atau mengapa dia dibunuh.Pria berambut cokelat aras itu membuka matanya dan merasa sedikit bingung. Ia meraba-raba tempat tidurnya dan menyadari bahwa ia seharusnya sudah berada di dalam mimpi. Namun, yang membuatnya takjub adalah betapa realistisnya mimpi itu terasa. Ia merasa seperti benar-benar berada di tempat itu.Saat matanya terbuka, dia sudah berada di dalam kastil tua yang suram dengan langit-langit yang sangat tinggi. Ia tidak mengenali tempat ini dan merasa sangat asing. Tiba-tiba, ia mendengar suara gemuruh dan teriakan dari lantai atas. Ia berlari ke arah tangga yang naik ke atas dan menyaksikan seorang wanita misterius yang berdiri di ujung tangga dekat menara kastil.Wanita itu memiliki rambut hitam yang panjang, kulit pucat, dan pakaian yang serba hitam. Ia tampak sangat gelisah dan terlihat takut. Lucius berusaha memanggilnya, tetapi wanita itu seolah-olah tidak mendengarnya. Tiba-tiba, Lucius merasakan sebuah kehadiran yang aneh, dan ia melihat seorang pria yang muncul dari dalam bayangan.Pria itu memiliki pakaian yang sama dengan wanita itu, tetapi ia lebih tinggi dan lebih besar. Lucius bisa merasakan aura kejahatan dari pria itu. Tanpa berkata apa-apa, pria itu mengayunkan pedangnya dan menusuk wanita itu dengan cepat. Lucius merasakan perih di dadanya saat ia melihat wanita itu jatuh ke lantai dengan bersimbah darah.Mendengar suara langkah kaki dari lantai atas, Lucius panik dan berlari ke arah tangga. Namun, ketika ia tiba di lantai atas, ia kembali terkejut. Ia melihat bayangan pria itu berjalan pergi dengan tenang dan meninggalkan mayat wanita itu di tempat itu.]Lucius bangun dari tidurnya dengan nafas tersengal-sengal. Ia merasa sangat takut dan bingung tentang apa yang terjadi dalam mimpi itu. Siapa wanita itu? Mengapa dia harus mati dengan cara seperti itu? Lucius merasa seakan-akan ada sesuatu yang penting dalam mimpi itu, dan ia merasa ia harus menemukan jawabannya.Setelah bangun dari mimpi, Lucius membahas pengalamannya dengan seorang tersangka yang sedang diinterogasi. Tersangka tersebut memberikan beberapa informasi terkait mimpi Lucius, termasuk kematian wanita misterius itu. Kemudian, tersangka tersebut memberikan kilas balik tentang kejadian itu, termasuk orang-orang yang terlibat dan mengapa wanita misterius itu dibunuh. Informasi ini memberikan petunjuk tentang apa yang terjadi pada abad ke-14 dan mengapa kematian wanita itu begitu signifikan.Setelah mendapatkan informasi dari tersangka, Lucius mulai melakukan penelitian lebih lanjut tentang insiden itu, termasuk menemukan bukti arkeologi dan catatan sejarah terkait kejadian itu.Akhirnya, Lucius berhasil mengungkap kebenaran tentang insiden misterius pada abad ke-14 dan mengapa wanita misterius itu dibunuh. Ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah kastil dan membantu memecahkan misteri yang telah disembunyikan selama berabad-abad.Lucius terus merenung tentang mimpi aneh yang ia alami semalam ketika tiba-tiba telepon genggamnya mendapat notifikasi pesan singkat. Ia melihat di layar dan melihat bahwa panggilan tersebut dari kantor polisi. Lucius segera menjawab panggilan tersebut dan mengetahui bahwa ia memiliki jadwal interogasi dengan tersangka pencurian pendant di makam kuno.[Anak Buah:]"Tuan, hari ini jadwal Anda untuk menginterogasi tersangka. Mohon bersiap-siap."Lucius segera bersiap dan berangkat ke kantor polisi. Ketika ia tiba di sana, ia dipertemukan dengan tersangka yang tampak gelisah dan tidak kooperatif. Lucius melakukan interogasi yang cukup intens, tetapi tersangka tetap tidak memberikan informasi yang berguna.Lucius memutuskan untuk melanjutkan pencariannya dan akhirnya menemukan informasi tentang kalung itu. Ia mengetahui bahwa kalung tersebut merupakan barang berharga yang berasal dari abad ke-14 dan kemudian hilang selama beberapa abad. Lucius menyadari bahwa kalung itu mungkin memiliki hubungan dengan kematian wanita misterius dan ia perlu mencari tahu lebih lanjut tentang bagaimana kalung itu bisa sampai di tangan tersangka. Sambil mengumpulkan petunjuk-petunjuk yang terkait dengan kasus ini. Ia berbicara dengan saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti untuk membentuk gambaran yang lebih jelas tentang kejadian ini. Lambat laun, Lucius mulai mengungkap fakta-fakta baru tentang kasus ini dan menemukan hubungan antara kalung, kastil tua, dan kematian wanita misterius. Saat interogasi berlangsung, Lucius merasa seperti ia sedang terjebak dalam misteri yang lebih besar. Ia merasa seperti ada sesuatu yang terkait dengan mimpi aneh yang ia alami semalam dan kejadian pencurian pendant di ma
"A-aku mencoba mengabaikannya, tapi dia hanya semakin gigih. Segera, aku mulai merasakan kehadirannya bahkan saat aku bangun. Rasanya seperti dia selalu ada di sana, memperhatikan aku, menunggumu untuk mengakui." Lucius Damien mencondongkan tubuhnya, minatnya terpicu oleh cerita tersangka,"Bagaimana wanita itu terlihat?"Mata tersangka membesar ketakutan ketika dia menggambarkan penampilan wanita itu. "Dia tinggi, dengan kulit pucat dan rambut panjang yang mengalir. Matanya dingin dan tak berperasaan, dan dia mengenakan gaun megah yang menyapu tanah. Tapi kalungnya yang paling mencolok. Itu adalah sebuah kalung besar, indah, yang dihiasi dengan berlian dan ruby, dan bersinar seperti mercusuar di kegelapan." Damien mendengarkan dengan penuh perhatian ketika tersangka berbicara, pikirannya berlomba-lomba dengan pertanyaan-pertanyaan. (Siapa wanita ini, dan mengapa dia menghantui tersangka? Apa yang dia inginkan dengan kalungnya?) "Bagaimana, Tuan Damien? Apakah masih bisa kita lanju
Meskipun berisiko, Lucius bertekad untuk menyelesaikan penyelidikan ini hingga akhir. Dia tahu bahwa kebenaran itu layak untuk diungkapkan, tidak peduli apa harganya. Lucius teguh dalam melanjutkan penyelidikannya, meskipun itu menimbulkan beberapa risiko baginya. Dia percaya bahwa penting untuk menemukan kebenaran, bahkan jika melibatkan bahaya atau kesulitan. Dia berkomitmen untuk mengungkap fakta di balik sebuah kasus atau isu tertentu, dan dia tidak bersedia menyerah meskipun menghadapi tantangan. Keberaniannya mungkin didorong oleh rasa keadilan atau keinginan untuk kebenaran terungkap. ***Saat interogasi ketiga, Lucius kembali bertanya pada tersangka,“Aku ingin bicara denganmu tentang sesuatu yang serius. Kamu tahu tentang kasus pembunuhan yang terjadi beberapa hari yang lalu, bukan?” “Ya, aku mendengarnya.” jawab tersangka. “Baiklah, kami memiliki informasi bahwa kamu memiliki koneksi dengan korban. Dia adalah rekanmu dan kami menemukan foto kalian berdua bersama di ponsel
-Flashback on-[Teman Oliver tampak merasakan sesuatu yang tidak biasa berkata,"Tapi, aku merasa seperti kita tidak seharusnya mengambil ini. Apa yang kita lakukan adalah salah." "Apa yang kita lakukan adalah untuk tujuan yang baik, teman. Kita bisa mendapatkan banyak uang dari barang ini dan itu akan membuat hidup kita lebih baik. Kita tidak membunuh orang untuk mendapatkan sesuatu, bukan?" "Tapi, ini bisa membawa bahaya pada kita. Mungkin ada orang yang melihat kita tadi malam." "Jangan khawatir, kita akan berhati-hati dan tidak akan membuat kesalahan. Kita hanya perlu menjual barang ini secepat mungkin dan mengambil uangnya."] -Flashback off-"Apa yang kau lakukan setelah itu?" tanya Lucius pada tersangka. "Aku membuka sakel pengunci leher wanita bangsawan yang terletak di dalam peti kubur. Ketika sakel itu terbuka, aku dengan cepat meraih liontin vampir yang ada di dalamnya. Tanpa menghiraukan wanita bangsawan yang terbaring di dalam peti, akupun berbalik untuk pergi dari kubu
Jasad pria malang yang ditemukan di area pemakaman Diagon Alley itu kini berada di ruangan forensik. "Bagaimana hasilnya, Dokter Raiwin?" Dokter Raiwin kemudian menjelaskan, "Saya sudah memeriksa kondisi korban dan ini membuat saya ingin tahu mengapa dua titik luka ini mampu membunuh seseorangdalam waktu cepat. Logikanya, seseorang bisa kehilangan banyak darah hingga membuat gagal napasdan jantung berhenti berdetak. Itupun membutuhkan waktu yang memakan beberapa menit. "Dengan hati-hati Lucius menggunakan sarung tangan lateks dan mencoba menyentuh titik luka itu. (Dua titik luka ini seperti-) Lucius mengernyitkan kedua alisnya. Ia mencoba mencerna kategori luka yang ia temukan pada korban bernama David. "Apakah kau sudah memeriksa luka lainnya?" Tim Forensik B mengatakan bahwa tidak ada luka yang seperti ini. John Mayer menandaskan bahwa ini kejadian di luar nalar,"Jika ini luka gigitan binatang buas, tidak mungkin kondisi jasad masih utuh. " "Aku tak percaya vampir mampu melaku
-Saksi Mata Kedua- “Aku masih terguncang hingga saat ini, ketika aku menemukan mayat di sekitar kuburan kuno itu. Pertama kali aku melihat objek itu, aku merasa ada yang salah dan mendekatinya dengan hati-hati. Tapi saat aku menyadari bahwa itu adalah mayat manusia, aku merasa takut dan terkejut. Aku melihat dua titik luka di lehernya dan aku langsung menyimpulkan bahwa itu yang menyebabkan kematiannya.” Saksi mata sedang berjalan di sekitar tempat kejadian ketika tiba-tiba dia melihat sesuatu yang mencurigakan. Dia mendekati benda mencurigakan itu dan diarahkannya lampu penerangan yang berada di dalam genggamannya oleh saksi mata hingga membuat objek yang dicurigai itu semakin terlihat jelas. Setelah memastikan bahwa itu adalah mayat, saksi mata langsung memeriksa kondisi mayat pria itu dengan hati-hati. Dia melihat dua titik luka di leher korban dan menduga bahwa itu adalah luka yang mengakibatkan kematian. Saksi mata merasa sangat terkejut dan ketakutan melihat mayat rekan kerj
“Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, kami menemukan sehelai kain putih yang kemungkinan berasal dari baju korban di dekat mayat.” kata anggota tim Forensik A. “Baik, tolong ambil sampel dari kain tersebut dan kirim ke laboratorium.” pinta Lucius. “Apa lagi yang ditemukan?” tanya Lucius lagi. “Kami juga menemukan jejak sepatu di dekat mayat. Sepatu ini memiliki pola khusus dan kami akan mencocokkannya dengan database jejak sepatu untuk melacak pemilik sepatu tersebut.” “Bagus, terus cari petunjuk lainnya. Ada yang melihat kejadian ini?” Lucius mengarahkan pandangannya ke segala arah. “Ada saksi mata yang menemukan mayat pria malang ini. Dia sudah kami wawancarai dan memberikan beberapa petunjuk yang berguna.” jelas anak buah Lucius yang saat itu berada di titik kejadian perkara. Lucius melihat saksi mata perempuan itu dan bertanya pada rekannya, John Mayer, “Siapa saksi mata tersebut dan apa petunjuknya?” John menjelaskan, “Saksi mata itu bernama Maria. Dia mengatakan bahwa d
Lucius merasa ada kecocokan antara keterangan beberapa penduduk dengan keterangan Nyonya Rupert dan Nona Maria. Dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya sejenak untuk memikirkan kembali langkah apa yang harus dia lakukan selanjutnya.Setelah sampai di rumahnya, Lucius duduk di ruang kerjanya dan mulai merenung. Ia memikirkan kembali semua bukti dan keterangan yang telah ia peroleh. Lucius sadar bahwa dia memerlukan waktu untuk memilah dan memproses semua informasi yang telah diperolehnya sebelum melanjutkan penyelidikan.Lucius kemudian membuka catatannya dan mulai menulis ulang semua informasi yang ia dapatkan. Ia mencoba untuk mengaitkan semua bukti dan keterangan yang ia miliki untuk mencari pola.Hanya saja, keningnya berkerut memikirkan kasus aneh ini. (Siapa pelakunya?) Esoknya tim Lucius berusaha memeriksa catatan pengunjung toko milik Tuan Borgins dan menemukan informasi bahwa ada salah satu pemuda yang sempat menjual benda relik pada malam ditemukannya jasad pria malang ber