“Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, kami menemukan sehelai kain putih yang kemungkinan berasal dari baju korban di dekat mayat.” kata anggota tim Forensik A.
“Baik, tolong ambil sampel dari kain tersebut dan kirim ke laboratorium.” pinta Lucius.“Apa lagi yang ditemukan?” tanya Lucius lagi.“Kami juga menemukan jejak sepatu di dekat mayat. Sepatu ini memiliki pola khusus dan kami akan mencocokkannya dengan database jejak sepatu untuk melacak pemilik sepatu tersebut.”“Bagus, terus cari petunjuk lainnya. Ada yang melihat kejadian ini?” Lucius mengarahkan pandangannya ke segala arah.“Ada saksi mata yang menemukan mayat pria malang ini. Dia sudah kami wawancarai dan memberikan beberapa petunjuk yang berguna.” jelas anak buah Lucius yang saat itu berada di titik kejadian perkara.Lucius melihat saksi mata perempuan itu dan bertanya pada rekannya, John Mayer, “Siapa saksi mata tersebut dan apa petunjuknya?”John menjelaskan, “Saksi mata itu bernama Maria. Dia mengatakan bahwa dia sedang berjalan-jalan di area kuburan kuno ketika dia melihat sesosok pria yang tergeletak di tanah dengan luka di lehernya. Dia juga melihat seorang pria berlari menjauh dari TKP. Dia mencoba mengikuti pria itu, tetapi dia kehilangan orang tersebut di tengah-tengah keramaian.”“Baik, aku akan mewawancarai Maria lebih lanjut dan pastikan untuk memeriksa rekaman CCTV yang ada di area itu.”“Tentu saja, Pak. Kami akan memeriksa rekaman CCTV dan melaporkan hasilnya secepat mungkin.” tandas anggota Tim Forensik A.“Baik, terima kasih atas informasinya. Saya akan menunggu laporan selanjutnya dan akan memerintahkan anggota tim investigasi untuk mencari dan menginterogasi saksi mata tersebut. Terima kasih atas kerja keras kalian.” kata Lucius tegas.“Sama-sama, Tuan Damien. Kami akan terus bekerja keras untuk menemukan bukti dan petunjuk yang berguna dalam kasus ini. Kami permisi.” kata para saksi.(Ini peti mati siapa?)“Tampaknya peti mati tersebut sudah lama tidak digunakan.” timpal salah satu anggota Tim Investigasi.Lucius yang sedikit penasaran dengan kondisi peti mati itu kemudian bertanya lagi,“Apakah ada yang aneh dari kondisi peti mati ini?”“Ya, sakelnya terlihat rusak dan terbuka. Sepertinya ada yang mencoba membuka peti mati ini dengan paksa,Tuan Damien.” kata John Mayer.“Baik, periksa peti mati tersebut. Mungkin ada petunjuk atau bukti yang tersembunyi di dalamnya.” perintah Lucius Damien tanpa berbasa-basi lagi.“Baik, Pak.”Anggota tim investigasi memeriksa peti mati tersebut dan menemukan sesuatu yang menarik perhatian mereka“Pak, tidak ada jenazahnya…” lapor sang anak buah.“A-apa?” Lucius terbelalak. Seakan tidak percaya dengan pendengarannya, dia periksa peti mati itu dan benar saja tidak ada tubuh jenazah dari sang pemilik peti mati itu.Lucius tercengang dan memeriksa peti mati itu dengan lebih teliti lagi. Dia berusaha mencari-cari tanda-tanda bahwa jenazah mungkin telah diambil atau mungkin bahkan tidak pernah dimasukkan ke dalam peti mati tersebut. Namun, setelah memeriksa peti mati dengan cermat, tidak ada tanda-tanda yang jelas mengenai apa yang terjadi pada jenazah."Sudahkah kalian memeriksa area sekitar untuk melihat apakah ada tanda-tanda orang yang mencurigakan?" tanya Lucius pada anak buahnya."Sudah, Pak," jawab salah satu anggota tim investigasi. "Tapi kami belum menemukan apa pun."Lucius merenung sejenak, mencoba memikirkan kemungkinan apa yang telah terjadi pada jenazah. Dia memutuskan bahwa yang terbaik adalah melanjutkan penyelidikan mereka dan mencari tahu lebih banyak tentang pemilik peti mati dan orang-orang yang mungkin terlibat dalam kematian mereka."Saya pikir kita harus melanjutkan penyelidikan ini," kata Lucius. "Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang siapa yang dimakamkan dalam peti mati ini dan orang-orang yang mungkin terlibat dalam kasus ini. Kita juga perlu melaporkan temuan kita ke polisi setempat."Anak buah Lucius menyetujui saran itu dan mereka melanjutkan penyelidikan mereka untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada jenazah yang seharusnya ada di dalam peti mati tersebut.Lucius tercengang dan memeriksa peti mati itu dengan lebih teliti lagi. Dia berusaha mencari tanda-tanda bahwa jenazah mungkin telah diambil atau mungkin bahkan tidak pernah dimasukkan ke dalam peti mati tersebut. Namun, setelah memeriksa peti mati dengan cermat, tidak ada tanda-tanda yang jelas mengenai apa yang terjadi pada jenazah.(Ini aneh. Mengapa tidak ada jenazah dari pemilik peti ini?)"Sudahkah kalian memeriksa area sekitar untuk melihat apakah ada tanda-tanda orang yang mencurigakan?" tanya Lucius pada anak buahnya."Sudah, Pak," jawab salah satu anggota tim investigasi. "Tapi kami belum menemukan apa pun."Lucius merenung sejenak, mencoba memikirkan kemungkinan apa yang telah terjadi pada jenazah. Dia memutuskan bahwa yang terbaik adalah melanjutkan penyelidikan mereka dan mencari tahu lebih banyak tentang pemilik peti mati dan orang-orang yang mungkin terlibat dalam kematian mereka.Pada hari Selasa pagi, seorang petugas keamanan menemukan sakel yang rusak di salah satu kuburan kuno di wilayah tersebut. Menurut keterangan dari petugas tersebut, sakel tersebut terlihat sudah lama terbuka dan isinya tampaknya telah diambil.Polisi setempat segera tiba di lokasi kejadian dan menyelidiki kasus tersebut. Mereka berusaha mengumpulkan bukti-bukti dan mewawancarai orang-orang yang terakhir kali melihat sakel tersebut.Seorang arkeolog setempat mengatakan bahwa sakel tersebut kemungkinan berisi artefak atau barang-barang bersejarah yang sangat berharga. Ia juga menambahkan bahwa kuburan tersebut telah dikunjungi oleh para perampok sebelumnya.Polisi meminta warga setempat untuk memberikan informasi jika mereka mengetahui hal-hal yang mencurigakan atau orang-orang yang mencurigakan yang terlihat di sekitar kuburan pada malam sebelumnya.Kasus ini masih dalam penyelidikan dan polisi berharap dapat menemukan pelaku yang bertanggung jawab atas kerusakan sakel berharga tersebut.Lucius dan tim penyelidikannya pergi ke desa terdekat untuk melakukan wawancara dengan penduduk setempat tentang sakel yang rusak di kuburan kuno."Halo, saya Lucius dan ini adalah tim penyelidikan saya. Kami sedang mencari informasi tentang sakel yang rusak di kuburan kuno. Apakah ada di antara kalian yang melihat atau mendengar apa-apa yang mencurigakan sebelum atau setelah sakel itu rusak?”"Saya belum pernah melihat apa-apa yang mencurigakan. Namun, beberapa minggu yang lalu, saya mendengar suara aneh di malam hari.""Suara apa yang Anda dengar?" tanya Lucius yang mencatat secara detail."Saya tidak yakin. Tapi terdengar seperti suara kaki berjalan atau berlari. Suaranya cukup keras sehingga saya terbangun dari tidur saya." timpal penduduk pertama."Apakah ada yang melihat atau mendengar sesuatu yang lain?""Saya ingat melihat seorang pria mencurigakan di sekitar kuburan pada malam itu. Dia berjalan ke arah kuburan dengan hati-hati dan menghindari lampu jalan," tambah penduduk kedua."Bisa Anda memberikan deskripsi lebih detail tentang orang yang Anda lihat?"Penduduk 2 pun menjawab, "Dia mengenakan pakaian gelap dan memakai topi yang menutupi wajahnya. Saya tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas."Lucius merasa ada kecocokan antara keterangan beberapa penduduk dengan keterangan Nyonya Rupert dan Nona Maria. Dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya sejenak untuk memikirkan kembali langkah apa yang harus dia lakukan selanjutnya.Setelah sampai di rumahnya, Lucius duduk di ruang kerjanya dan mulai merenung. Ia memikirkan kembali semua bukti dan keterangan yang telah ia peroleh. Lucius sadar bahwa dia memerlukan waktu untuk memilah dan memproses semua informasi yang telah diperolehnya sebelum melanjutkan penyelidikan.Lucius kemudian membuka catatannya dan mulai menulis ulang semua informasi yang ia dapatkan. Ia mencoba untuk mengaitkan semua bukti dan keterangan yang ia miliki untuk mencari pola.Hanya saja, keningnya berkerut memikirkan kasus aneh ini. (Siapa pelakunya?) Esoknya tim Lucius berusaha memeriksa catatan pengunjung toko milik Tuan Borgins dan menemukan informasi bahwa ada salah satu pemuda yang sempat menjual benda relik pada malam ditemukannya jasad pria malang ber
Pada saat itu, Oliver Brown, seorang pemuda tuna wisma, datang menghadap pengusaha tersebut untuk membahas tentang sebuah artefak kuno yang berasal dari abad 14 yang baru saja ditemukan. Pendant itu diyakini memiliki kekuatan untuk mengendalikan para vampir dan mengubahnya menjadi budak. "Liontin ini sangat berharga, kita bisa menguasai seluruh kota Diagon Alley dengan kekuatan ini," kata pengusaha tersebut dengan penuh semangat,”Tapi kau harus berani mengambilnya di sebuah makam kuno milik bangsawan terkemuka di abad 14, Tuan Brown.” Oliver Brown menatap pengusaha itu dengan tatapan nanar,”Apakah Anda bisa menjamin saya tidak akan berurusan dengan pihak kepolisian? Jika ya, maka saya akan mengambil pendant yang Anda maksud di sebuah makam kuno yang saya ketahui cukup membuat nyali Anda ciut setelah Anda mengetahui siapa pemiliknya.” “Ya, saya memiliki jaringan keamanan untukmu, Anak Muda!” kata pengusaha itu dengan tatapan tajam. “Dan ingat, di sini uanglah yang dapat berbicara ap
-Pengakuan Tersangka- "Semuanya dimulai ketika saya lewat di dekat kuburan pada malam hari. Saya mendengar suara seorang wanita yang memanggil saya. Saya berbalik, tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Suara itu terus menjadi lebih keras dan lebih insisten sampai akhirnya saya melihatnya. Dia adalah sosok hantu, berpakaian putih, dan dia menuntut agar saya mengembalikan kalungnya yang saya ambil dari makamnya." *** Oliver Brown adalah seorang pemuda miskin yang tinggal di sebuah tuna wisma di kota kecil. Dia memiliki pekerjaan sambilan sebagai pelayan di restoran setempat untuk menghidupi dirinya sendiri. Oliver bangun pagi-pagi buta untuk mempersiapkan diri dan pergi ke restoran untuk bekerja. Dia biasanya bekerja hingga larut malam dan setiap hari pulang dengan uang yang cukup untuk makan dan membayar sewa tempat tinggalnya. Suatu hari, ketika Oliver sedang pulang dari bekerja, dia dihentikan oleh seorang pria tua yang menawarkan untuk membeli pendant yang bernama vampir dari lela
"Itu bukan masalah, Oliver. Hanya saja firasatku mengatakan hanya kau yang bisa-" David terhenti sejenak. Sebuah perasaan gamang dirasakannya lebih dalam. David kembali memastikan niat Oliver hari itu, "Kau yakin akan membuka sakel itu?Membuka sakel dari sosok yang dipercaya para penduduk sebagai vampir tidak semudah kita mengelas besi, Oliver. Pikirkan lagi bila ingin bermain nyawa. " "Hei, ada apa dengan kepalamu, Teman? Apakah bir sudah membuatmu semakin bodoh sehingga kau sudah tidak menginginkan uang?" tanya Oliver jengah sedikit. David tahu bahwa Oliver adalah tipikal orang yang 'kurang perhitungan'. "Aku hanya tidak ingin bermain dengan nyawa jika kau membuat sebuah kesalahan." kata David. Dia tampak kewalahan menghadapi sifat keras kepala seorang Oliver Brown yang mudah tergiur oleh berbagai tawaran menyangkut 'kebebasan finansial'. "Sakel itu adalah penanda khusus di abad ke-14, Oliver." tandas David. "Lalu?" tanya Oliver sedikit meremehkan 'isi otak' David. David kemba
Sebuah suara robekan dari objek tajam mengoyak leher David yang meronta DENGAN keras. Berusaha membebaskan diri dari cengkeraman Sang Lady yang kini menjadi vampir.Namun, ia merasa terhenti oleh kekuatan magis yang terasa begitu kuat dan menghalanginya untuk mendekati lebih dekat. Ia tidak bisa melakukan apa-apa selain menyaksikan Sang Lady Vampir menyeret David ke dalam kegelapan. Oliver merasakan adrenalinnya meningkat tajam ketika ia melihat temannya ditarik oleh Sang Lady Vampir dengan kekuatan sihirnya. Ia berlari mendekati mereka dengan kecepatan penuh, mencoba untuk menyelamatkan David dari cengkeraman Sang Lady Vampir.David merasa panik dan takut ketika Lady Celeste menghisap darahnya tanpa ampun. Ketika ia memanggil nama Oliver Brown, suaranya penuh dengan ketegangan dan ketakutan. Mungkin ada rasa putus asa dalam suaranya, karena David merasa terjebak dalam situasi yang mengerikan dan tidak tahu harus berbuat apa. Kemungkinan ia juga merasakan rasa sakit yang hebat ketika
Atasan Lucius sedang mendiskusikan penyelidikannya terhadap sebuah makam kuno. Ketika mereka sedang memeriksa dokumen dari semua tersangka pencurian artefak, seorang rekan Bell masuk dan membuka percakapan, "Lucius telah bekerja di makam kuno itu selama berminggu-minggu. Ada kabar terbaru tentang apa yang dia temukan?" -BERITA HARI INI- "TELAH DITEMUKAN TUBUH TAK BERNYAWA DI AREA PEMAKAMAN KUNO DIAGON ALLEY. DIDUGA KORBAN MENGALAMI PENYERANGAN BRUTAL DAN MENINGGAL AKIBAT PENDARAHAN HEBAT." Hari itu beberapa karyawan di Saluran Kepolisian Diagon Alley membicarakan berita pagi yang masuk dalam topik trending. Tuan Bell juga membaca isi berita yang saat itu tengah disiarkan di televisi. "Ya, saya sudah berbicara dengannya kemarin. Dia membuat beberapa penemuan menarik. Sepertinya makam itu milik seorang bangsawan kaya dari abad ke-14 sebelum masehi." Tuan Bell berkata dengan tenang. "Menarik. Apa lagi yang dia temukan?" "Ada beberapa artefak yang dia temukan. Termasuk sebuah peti m
Frank merasa terhina oleh komentar tersebut dan menjawab dengan rasa tidak sabar, "Kamu tidak tahu siapa yang kamu lawan, Wanita. Kamu hanya menghadapi kesialan besar." Namun, sebelum Frank dapat melanjutkan lagi, wanita itu tiba-tiba menghilang dalam sebuah sigil emas yang muncul di bawah kakinya. Frank hanya bisa menatap terkejut pada tempat di mana wanita itu berada, bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita itu dan bagaimana ia bisa menghilang begitu saja. Frank Flanders, lalu tanpa berkata apa-apa, keduanya meninggalkan ruangan untuk menghadapi masalah yang lebih besar.***Dr. Jones melihat peti mati di depannya dengan tatapan penasaran. "Lihat, saya yakin peti mati ini memiliki kisah menarik. Kita harus mencari tahu siapa pemiliknya dan apa yang ada di dalamnya." Asisten pertama mengangguk setuju. "Baiklah, Pak. Ini akan menjadi penemuan yang luar biasa jika kita berhasil menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya." Asisten kedua menambahkan, "Tapi apakah membuka peti mati itu
“Liontin ini terbuat dari emas putih dengan Batu Darah sebagai mata yang indah di tengahnya. Desainnya juga sangat elegan dan cocok untuk digunakan dalam acara formal maupun informal. Darimana kau dapatkan ini?” tanya Tuan Borgins dengan selidik. Oliver berusaha menutupi rasa was-was ya kemudian menjawab, "Dari seorang teman."Setelah memeriksa liontin dengan cermat, Tuan Borgins menyatakan bahwa liontin tersebut adalah barang yang sangat berharga dan langka. Tuan Borgins menawarkan harga yang sangat tinggi untuk pendant tersebut, yang membuat Oliver terkejut. “Hmm, terdengar menarik. Berapa harganya?” “Harganya adalah 9000 galleon, namun saya dapat memberikan diskon 10% jika Anda memutuskan untuk membelinya hari ini.” tawar Oliver yang berharap Tuan Borgins mau menerimanya. “Hmm, itu cukup mahal. Apakah Anda bersedia untuk bernegosiasi?” sergah Tuan Borgins datar. Setelah mempertimbangkan tawaran Tuan Borgins, Oliver setuju untuk menjual liontin tersebut. Tuan Borgins memberikan