Share

BAB 7- INVESTIGASI (1/1)

-Flashback on-

[Teman Oliver tampak merasakan sesuatu yang tidak biasa berkata,"Tapi, aku merasa seperti kita tidak seharusnya mengambil ini. Apa yang kita lakukan adalah salah."

"Apa yang kita lakukan adalah untuk tujuan yang baik, teman. Kita bisa mendapatkan banyak uang dari barang ini dan itu akan membuat hidup kita lebih baik. Kita tidak membunuh orang untuk mendapatkan sesuatu, bukan?"

"Tapi, ini bisa membawa bahaya pada kita. Mungkin ada orang yang melihat kita tadi malam."

"Jangan khawatir, kita akan berhati-hati dan tidak akan membuat kesalahan. Kita hanya perlu menjual barang ini secepat mungkin dan mengambil uangnya."]

-Flashback off-

"Apa yang kau lakukan setelah itu?" tanya Lucius pada tersangka.

"Aku membuka sakel pengunci leher wanita bangsawan yang terletak di dalam peti kubur. Ketika sakel itu terbuka, aku dengan cepat meraih liontin vampir yang ada di dalamnya. Tanpa menghiraukan wanita bangsawan yang terbaring di dalam peti, akupun berbalik untuk pergi dari kuburan kuno."

Saat Oliver terfokus dengan liontin itu, tiba-tiba rekan Oliver melihat Lady Elizabeth telah bangkit dari peti dalam keadaan vampir, dengan wajah pucat dan gigi tajam.

Rekan Oliver mencoba untuk membangkitkan perhatian Oliver yang terlalu terfokus pada pendant vampir. Dia menepuk-tepuk bahu Oliver, tetapi Oliver tetap tidak bergeming dan masih terpaku pada liontin itu.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Lady Elizabeth telah bangkit sebagai vampir, dan kita harus segera pergi dari sini sebelum terlambat!" sentak temannya. Oliver tidak bergeming. Dia semakin terpana dengan pendant vampir yang berada di tangannya.

"Cepat, kita pergi dari sini. Tapi ini terlalu berbahaya, Oliver! Kita harus berpikir dengan jernih dan keluar dari sini! Lupakan rencana gila ini. Kau ingin mati konyol di tangan seorang vampir?"

"Aku tidak akan pergi tanpa pendant ini. Kita harus mengambil risiko untuk sukses!"

"Lady Elizabeth, dia... dia telah bangkit! Dia berubah menjadi vampir! O-O-Oliver!"

"Apa?! Tidak mungkin! Kita harus segera pergi dari sini!"

Tiba-tiba, Oliver merasakan sesuatu yang aneh. Dia merasakan udara di sekelilingnya menjadi sangat dingin dan suara gemerisik mulai terdengar di telinganya. Dia berbalik dan terkejut melihat wanita bangsawan tersebut bangkit dari peti dan berdiri dengan penuh kemarahan. Wanita itu berkulit pucat, matanya memancarkan cahaya merah yang menakutkan, dan giginya tajam menyeramkan. Dia kemudian menatap Oliver dengan tatapan yang menakutkan dan mengeluarkan suara yang terdengar seperti jeritan dari alam baka.

Oliver merasa terpaku dan tidak bisa bergerak. Dia merasakan tubuhnya gemetar dan rasa takut yang tak terkendali memenuhi pikirannya. Dia merasa bahwa dia tidak bisa melawan wanita bangsawan tersebut, yang terlihat sangat kuat dan memiliki kekuatan yang tidak wajar.

Ketika Oliver dan rekannya hendak pergi meninggalkan kuburan kuno, tiba-tiba Lady Elizabeth yang telah bangkit dari kematian dengan kekuatan vampir menyerang mereka. Rekan Oliver berhasil disergap dan digigit oleh sang Lady, yang kini menjadi vampir.

Oliver berusaha mempertahankan diri dengan sekuat tenaga, tetapi dia juga hampir menjadi korban serangan Lady Elizabeth. Dia menyadari kesalahannya dan menyadari betapa berbahayanya situasi tersebut. Dia mencoba untuk menyelamatkan dirinya dan temannya sebelum terlambat.

"Kita harus keluar dari sini secepat mungkin! Kita tidak bisa bertarung melawan vampir!"

"Aku terluka, Oliver. Aku merasa lemah..."

"Ayo, kita berjuang bersama dan keluar dari sini!"

Keduanya berlari keluar dari kuburan kuno sambil dikejar oleh Lady Elizabeth yang telah berubah menjadi vampir. Keduanya mencoba bertahan hidup sambil menghindari serangan sang Lady. Dalam situasi yang sangat kritis, Oliver dan rekannya berhasil kabur dari kuburan kuno dengan selamat meskipun dalam kondisi yang cukup terluka.]

-Flashback off-

Lucius mengamati dengan seksama setiap keterangan pria itu dan mencatat point penting yangia rasa dapat membantunya menuntaskan kasus liontin yang hilang.

“Aku tahu-dia kini berkeliaran di kota Diagon Alley. Aku mohon biarkan aku berada di dalam penjara saja. Wanita itu…wanita itu…” Pria itu tampak ketakutan luar biasa. Dia berusaha menruskan kata-katanya tapi Lucius mengakhiri sesi itu dengan pertanyaan penting.

“Hhhh, baiklah. Aku akan membicarakan ini dengan seorang kenalanku. Tapi apakah kau siap dengan keputusan hakim nantinya? Karena dlaam hal ini kau tidak memiliki motif untuk membunuh selain daripada mencuri liontin itu. Di mana kau menjualnya?” tanya Lucius lagi.

“Toko Borgins.”

***

-Saksi Mata Kedua-

“Aku masih terguncang hingga saat ini, ketika aku menemukan mayat di sekitar kuburan kuno itu. Pertama kali aku melihat objek itu, aku merasa ada yang salah dan mendekatinya dengan hati-hati. Tapi saat aku menyadari bahwa itu adalah mayat manusia, aku merasa takut dan terkejut. Aku melihat dua titik luka di lehernya dan aku langsung menyimpulkan bahwa itu yang menyebabkan kematiannya.”

Saksi mata sedang berjalan di sekitar tempat kejadian ketika tiba-tiba dia melihat sesuatu yang mencurigakan. Dia mendekati benda mencurigakan itu dan diarahkannya lampu penerangan yang berada di dalam genggamannya oleh saksi mata hingga membuat objek yang dicurigai itu semakin terlihat jelas.

Setelah memastikan bahwa itu adalah mayat, saksi mata langsung memeriksa kondisi mayat pria itu dengan hati-hati. Dia melihat dua titik luka di leher korban dan menduga bahwa itu adalah luka yang mengakibatkan kematian. Saksi mata merasa sangat terkejut dan ketakutan melihat mayat rekan kerjanya dalam kondisi seperti itu.

Saksi mata terkejut dan merasa shock melihat mayat rekan Oliver dengan dua titik luka di leher.

Saksi mata langsung memanggil polisi dan memberitahukan lokasi kejadian serta kondisi mayat pria malang itu.

Polisi segera datang ke tempat kejadian dan melakukan penyelidikan.

Saksi mata memberikan keterangan kepada polisi mengenai apa yang dia lihat dan melaporkan bahwa dia tidak melihat siapa yang melakukan hal tersebut.

Polisi melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada mayat pria yang merupakan rekan tersangka interogasi dan mengumpulkan bukti-bukti di sekitar tempat kejadian.

Polisi juga melakukan wawancara dengan orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian pada saat kejadian terjadi.

“Halo, apa kabar?”

“Hai, Lucius. Ini aku, John. Ada kabar baru tentang kasus mayat yang ditemukan di kuburan kuno.”

“Oh, ya? Apa kabar terbaru?” tanya Lucius.

”Jadi, kami sudah melakukan pemeriksaan forensik pada mayat itu dan menemukan beberapa fakta menarik. Pertama, luka di leher rekan Oliver diakibatkan oleh tusukan yang tajam dan dalam. Kami menemukan bekas tusukan yang sangat mirip dengan senjata tajam seperti pisau. Tapi ini aneh, Tuan Damien. ” Tim Forensik A menyugarkan rambutnya ke belakang.

"Tunggu, kau yakin itu akibat benda tajam? Mengapa ada titik dua luka di leher korban?" potong Lucius dengan teliti.

"Apakah ada luka lainnya seperti luka lebam akibat benturan atau pukulan benda tumpul?" tanya Lucius.

“Tidak, kami juga menemukan beberapa memar pada tubuhnya. Mungkin sedikit terbentur oleh sisi peti tapi-"

Lucius mengamati kondisi tubuh pria malang yang tak bernyawa itu.

(Ini luka apa?)

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status