Share

BAB 8-FORENSIK

Jasad pria malang yang ditemukan di area pemakaman Diagon Alley itu kini berada di ruangan forensik.

"Bagaimana hasilnya, Dokter Raiwin?" Dokter Raiwin kemudian menjelaskan, "Saya sudah memeriksa kondisi korban dan ini membuat saya ingin tahu mengapa dua titik luka ini mampu membunuh seseorangdalam waktu cepat. Logikanya, seseorang bisa kehilangan banyak darah hingga membuat gagal napasdan jantung berhenti berdetak. Itupun membutuhkan waktu yang memakan beberapa menit. "

Dengan hati-hati Lucius menggunakan sarung tangan lateks dan mencoba menyentuh titik luka itu.

(Dua titik luka ini seperti-)

Lucius mengernyitkan kedua alisnya. Ia mencoba mencerna kategori luka yang ia temukan pada korban bernama David.

"Apakah kau sudah memeriksa luka lainnya?"

Tim Forensik B mengatakan bahwa tidak ada luka yang seperti ini. John Mayer menandaskan bahwa ini kejadian di luar nalar,"Jika ini luka gigitan binatang buas, tidak mungkin kondisi jasad masih utuh. "

"Aku tak percaya vampir mampu melakukan itu." sergah Lucius dengan cepat.

"Tapi bagaimana bila memang yang kita hadapi bukanlah manusia, Lucius?" tanya John lebih cepat lagi. Lucius terhenyak sedikit lalu memeriksa lagi dua titik luka di leher bernama David Doe.

Dokter Raiwin yang mengamati perdebatan kedua detektif muda itu mencoba meredamnya dengan penjelasan medis," Tuan-tuan yang terhormat, sejauh ini saya sering melihat korban dengan banyak luka tapi untuk yang satu ini, saya akui Sungguh tidak masuk akal bila dimasukkan dalam kategori kekerasan."

Baik Lucius maupun John saling berpandangan dan melayangkan tatapan ke Dokter Forensik Raiwin.

" Maksud Anda, luka ini bukan kategori kekerasan?" tanya Lucius yang tampak bingung. Dokter Raiwin mengajak keduanya melihat lagi jenis luka di leher korban," Perhatikan dua titik luka ini." katanya sambil menunjukkan posisi luka korban.

"Jika dibandingkan dengan luka gigitan ular, itu sangat mirip. Ular memiliki bisa yang kuat untuk membunuh korbannya. Yang perlu diketahui, senyawa apa yang terkandung dalam gigitan luka ini." jelas Dokter Raiwin sambil memegang kacamatanya sejenak.

Lucius menyadari sesuatu tentang dua titik luka itu. Diamatinya lagi dua titi luka itu dengan seksama.

(Sepertinya luka tusukan di lehernya yang menjadi penyebab kematian. Tapi bagaimana dua titik luka ini mampu membunuh seseorang?)

"Tapi bagaimana bisa seseorang memiliki gigi taring yang tajam dan mampu merobek lapisan kulit manusia, Dok?" tanya Lucius.

"Kita bandingkan dengan luka antara gigitan ular dengan luka antara gigit kelelawar. Bukankah mereka sama-sama memiliki gigi taring yang tajam, Tuan Damien?"

Lucius tertegun mendengar penjelasan Dokter Raiwin yang terlalu 'eksak' baginya.

(Sungguh terasa lucu jika aku berhadapan dengan sosok tak kasat mata yang namanya ditakuti banyak orang)

" Apakah Anda sudah menemukan senyawa yang terkandung dalam gigitannya, Dokter Raiwin?" tanya Lucius lagi.

"Tentu, tapi aku harus mengetes darah korban dengan sebuah larutan khusus untuk mengetahui jenis senyawanya. Tapi jika senyawa itu sama dengan senyawa yang berada dalam air liur kelelawar, mungkin saja-" Dokter Raiwin tampak ragu untuk melanjutkan.

"Mungkin saja?" Lucius menatap sang dokter dengan tatapan serius.

"Aku menduga senyawa kimia yang berada di dua titik luka ini memiliki kandungan pengencer darah sehingga kemungkinan korban mengalami pendarahan hebat yang menyebabkan korban mengalami gagal jantung. Jantung yang harusnya memompa darah kemudian mendapat perintah dari otak yang menerima rangsangan sensorik dari robeknya jaringan otot di leher korban. Karena gagal jantung, korban mengalami kejang sehingga pasokan darah ke otak tidak sempat dialirkan lagi ke seluruh tubuh. Itu sebabnya kulit korban memucat dengan cepat. "

“Bagaimana dengan benda yang ditemukan di dekat mayat? Apakah itu membantu dalam penyelidikan?” tanya Lucius penuh harap pada Tim Forensiknya.

“Ya, kami menemukan beberapa benda di sekitar mayat. Ada sehelai kain putih yang sepertinya berasal dari baju korban dan ada juga jejak sepatu yang mungkin bisa membantu kami menemukan pelakunya. Tampaknya seseorang membuka paksa sakel ini dengan alat yang ia miliki. Kami tidak menemukan alat lainnya selain ini, Tuan Damien. ” kata Tim Forensik A sambil menyerahkan sebilah linggis yang tampak rusak di ujungnya mata besinya.

Lucius kemudian mengambil besi linggis itu dan memperagakan bagaimana pelaku membuka peti mati itu.

"Aku mengerti sekarang. Seseorang tidak melakukannya sendiri. Tapi dilihat dari bekas peti mati, memang benar peti itu mengalami kerusakan di bagian engsel akibat tekanan benda ini." jelas Lucius pada timnya.

Lanjutnya,"Segera beri garis polisi agar tidak ada yang mendekati area pemakaman Diagon Alley selama kita menginvestigasi kasus ini."

“Baik, kami akan segera memberitahu tim investigasi.” kata Tim Investigasi sambil berlalu.

"Dokter Raiwin, kami mengucapkan terima kasih atas semua keterangan forensik Anda. Tanpa bantuan Anda, tidak mungkin saya menemukan titik terang tentang kondisi korban."

"Sama-sama, Tuan Damien. Apabila Anda membutuhkan bantuan saya lagi, katakan saja tanpa rasa sungkan."

Saat Lucius dan Dokter Forensik sedang terlibat pembicaraan, tiba-tiba ponsel Lucius berbunyi.

“Halo, apa kabar?”

“Hai, Lucius. Ini aku, Gabriel. Ada kabar baru tentang kasus mayat yang ditemukan di kuburan kuno.” - suara dari seberang-

“Oh, ya? Apa kabar terbaru?”

”Jadi, kami sudah melakukan pemeriksaan forensik pada mayat itu dan menemukan beberapa fakta menarik. Pertama, luka di leher Oliver diakibatkan oleh tusukan yang tajam dan dalam. Kami menemukan bekas tusukan yang sangat mirip dengan senjata tajam seperti pisau.”-suara dari seberang-

“Hmm, itu menarik. Apakah itu satu-satunya luka yang ditemukan pada tubuhnya?” tanya Lucius.

“Tidak, kami juga menemukan beberapa memar pada tubuhnya. Tapi sepertinya luka tusukan dilehernya yang menjadi penyebab kematian.”-suara dari seberang-

Lucius menatap Dokter Raiwin yang tampak memperhatikan pembicaraan teleponnya.

“Bagaimana dengan benda yang ditemukan di dekat mayat? Apakah itu membantu dalam penyelidikan?”

“Ya, kami menemukan beberapa benda di sekitar mayat. Ada sehelai kain putih yang sepertinya berasal dari baju korban dan ada juga jejak sepatu yang mungkin bisa membantu kami menemukan pelakunya.” - suara dari seberang-

“Baik, aku akan segera memberitahu tim investigasi. Terima kasih, Gabriel."

" Kutunggu kedatangan kalian di TKP, Lucius. "-suara dari seberang-

Dering telepon ditutupnya dengan cepat dan Lucius berpikir untuk segera kembali ke TKP saat itu juga.

" Baik, Dokter Raiwin, tampaknya aku harus kembali ke TKP lagi untuk investigasi lanjutan."

"Apakah kau yakin ini bukan kasus biasa, Tuan Lucius?" Lucius terdiam sejenak.

"Aku masih belum tahu siapa pelakunya tapi aku yakin kita bisa memecahkan kasus ini sampai tuntas." kata Lucius tegas.

"Aku harap kau bisa melalui ini, Lucius." Seakan mendapat firasat, Lucius menatap Dokter Raiwin dengan ingin tahu, "Maksud Anda, Dok?"

"Berhati-hatilah, Nak!" kata Dokter Raiwin pada Lucius bak seorang Bapak yang memperingatkan anaknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status