Share

OH, TERNYATA? part 17

"Kenapa ada di sini?" tanyaku yang masih kaget akan kehadirannya.

"Kebetulan saja lewat di sini dan aku melihatmu," sahutnya dengan santai.

"Oh." Aku menjawab singkat.

"Ayo, naik!" Suara barintonnya mengintruksi lagi.

"Naik ke mana?"

"Motor lah, ke mana lagi? Cepat, wajahmu terlihat pucat!" tegasnya.

Dih, tukang pentol berubah haluan jadi tukang cilung ini kenapa sikapnya seperti ini padaku.

"Maaf, Bang. Aku saja nggak kenal kamu, tau namamu saja belum. Lalu tiba-tiba selalu muncul seperti jelangkung!" imbuhku.

Lelaki yang belum aku ketahui namanya itu lantas turun dari motornya dan berdiri di sampingku. Lalu sebelah tangannya terulur dan memegang keningku seperti dokter yang tengah memeriksa seorang pasiennya.

"Demam," katanya.

"Jadi namanya Demam?" tanyaku mengernyitkan kening.

"Badanmu demam!" ujarnya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Terus namamu siapa? Kenapa selalu kebetulan sekali setiap kita bertemu?" tegasku.

"Dayyan." Ia meraih tanganku untuk bersalaman.

"Oh, aku Zahra." Aku kem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status