Share

Legenda Dewa Cahaya
Legenda Dewa Cahaya
Penulis: Gibran

1.Keluarga Xiao

Di sebuah kota bernama Nanjing, sebuah kota yang cukup terpencil, hidup satu keluarga yang cukup besar bermarga Xiao. Keluarga Xiao cukup terkenal di kota tersebut karena pengaruh dari leluhur Xiao terdahulu, yaitu Xiao Lie pertama. Dan kepala keluarga saat ini adalah Xiao Lie ke-5.

Di dalam kediaman Keluarga Xiao yang terlihat merah karena banyak lampion merah dan bendera merah terpasang, nampak seorang pemuda tanggung duduk di depan meja kayu yang ada di dalam rumah bercat merah yang bertuliskan 'Keluarga Xiao'.

Wajah pemuda itu terlihat bahagia namun sesekali juga terlihat murung. Entah apa yang sedang dia pikirkan.

"Tak ku sangka, hari ini aku akan menikah dengan seorang gadis tercantik di kota Nanjing. Xia Qing Yue sangat baik dan mempunyai bakat yang luar biasa. Jika dibandingkan dengan diriku yang sampah ini, aku yakin Xia Qing Yue tak ingin menikah denganku...hufff...pantaskah orang buangan seperti diriku mendapat hadiah terindah dalam kehidupan ini?" batin pemuda itu yang kadang terlihat bahagia namun juga terlihat sedikit murung.

Di luar kediaman tersebut, nampak seorang pemuda berjalan ke arah kediaman salah satu anggota keluarga Xiao, yang sepertinya akan mengadakan sebuah pesta pernikahan. Di tangan pemuda itu nampak satu nampan berisi semangkuk sup.

Seorang pemuda dari arah yang lain mendatangi nya lalu memberikan satu bungkusan kertas berisi bubuk putih.

"Paman Yu Long, ini adalah racun yang sangat berbahaya dan tidak berwarna. Aku harap kau puas dengan ini," ucap pemuda yang tak lain adalah cucu dari kepala keluarga Xiao Lie. Yaitu Xiao Cheng.

Pemuda bernama Xiao Yu Long yang tak lain juga adalah putra angkat Xiao Lie menyeringai sinis.

"Bagus Xiao Cheng. Dengan ini, aku tak perlu repot-repot lagi..." ucap Yu Long.

Yu Long pun melangkah masuk kedalam kediaman Xiao Feng, cucu dari Xiao Lie. Atau anak dari kakak angkat perempuan Yu Long, Xia Yuning. Usia mereka berdua hanya terpaut sedikit.

Namun sebelum Yu Long sampai dia dihadang oleh seorang gadis cantik berpakaian hijau, tepat saat Yu Long baru melangkah masuk kedalam halaman rumah Xiao Feng.

"Ada apa kau datang kesini? Ingin mencelakainya lagi!?" hardik gadis itu.

Yu Long tersenyum kecil. Sebisa mungkin dirinya menahan amarah yang sudah mencapai ubun-ubun karena mendengar hardikan dari gadis tersebut.

"Aku hanya ingin mengantarkan semangkuk sup untuk nya. Anggap saja ini ucapan selamat dari paman yang baik hati untuk pernikahan nya, Hehe," ucap Yu Long.

Mata gadis itu melotot.

"Baik hati apanya!? Kau selalu menindas Xiao Feng!" ucapnya ketus.

Yu Long tertawa dengan urat terlihat mengembung di pelipisnya pertanda dia tengah menahan amarah.

"Kalau begitu, bukankah lebih baik jika kau yang mengantarkan sup ini untuknya? Itu jika kau keberatan aku menemuinya..." ucap Yu Long sambil menyodorkan nampan berisi semangkuk sup yang sudah diracuni tersebut.

"Kenapa harus aku!? Dan, aneh sekali jika melihat kau peduli pada Xiao Feng setelah selama ini kau menindas dirinya," kata gadis itu.

"Aku akan pergi, tak peduli kau berkata apa. Xia Yu, aku titipkan sup ini padamu. Tidak ada salahnya sesama saudara berbaik hati meskipun itu sangat jarang bukan?" kata Yu Long sambil menyodorkan nampan yang ada di tangannya.

Mau tak mau gadis bernama Xia Yu itu pun menerima nampan tersebut.

"Tolong cepat antarkan sebelum supnya dingin, itu akan menjadi tidak enak," kata Yu Long sedikit memaksa.

Xia Yu nampak kesal. Namun dia melakukan apa yang Yu Long katakan. Gadis itu membawa nampan berisi sup beracun ke dalam rumah Xiao Feng.

Yu Long menatap Xia Yu yang masuk ke dalam rumah. Dalam hati dia berkata,

"Xiao Feng, jangan salahkan aku jika aku cemburu padamu. Kau yang memaksaku melakukan ini. Xia Yun harusnya menikah dengan diriku! Hanya aku Xiao Yu Long yang pantas menikahi Xia Qing Yue, bukan dengan sampah yang tidak berguna seperti dirimu Xiao Feng...!" geramnya dalam hati.

Tinju Yu Long terkepal kuat. Dia pun melangkah pergi dari kediaman tersebut dan bertemu dengan pemuda yang sebelum nya membawakan racun. Pemuda itu tak lain adalah Xiao Cheng, keponakannya sendiri.

"Bagaimana?" tanya Xiao Cheng.

"Xia Yu sudah membawa masuk sup kematian itu pada nya. Tinggal kita menunggu waktu," kata Yu Long.

"Bagus...! Sekarang kakek pasti hanya akan melihat diriku!" kata Xiao Cheng sambil menyeringai.

Sementara itu, Xia Yu masuk kedalam ruangan dimana Xiao Feng tengah duduk sambil melamun.

Melihat gadis itu datang membawa nampan berisi sup, pemuda itupun langsung tersenyum dengan sumringah.

"Apa ini bibi kecil?" tanya Xiao Feng.

Xia Yu tersenyum.

"Ini sup buatan Xiao Yu Long, aku tidak tahu rasanya seperti apa karena aku belum mencobanya," kata Xia Yu sambil menyodorkan nampan ke arah Xiao Feng.

Pemuda tanggung itu pun mengambil mangkuk tersebut.

"Aku percaya, jika bibi kecil yang membawakan makanan, itu pasti enak!" kata Xiao Feng dan tanpa ragu langsung menenggak habis sup tersebut tanpa sisa.

Xia Yu menatapnya dengan tanpa berkedip.

"Bagaimana rasanya? Apakah sebegitu enaknya sampai kau menghabiskan semuanya dalam satu kali tenggak?" tanya Xia Yu.

Xiao Feng tidak menyahut. Dia terdiam dan terpaku setelah menelan sup beracun tersebut.

"Bibi kecil... Aku merasa pusing dan mual..." kata Xiao Feng.

Mata Xia Yu langsung membesar dan dia terlihat panik. Apalagi saat tubuh dan wajah Xiao Feng mulai keluar keringat sebesar biji jagung.

Mangkuk di tangan pemuda tanggung itu pun terlepas dari tangannya.

Prang!

Mangkuk itu pecah dan berantakan di lantai. Xia Yu yang terlihat panik langsung mendatangi Xiao Feng.

"Xiao Feng! Ada apa denganmu!? Jangan menakuti diriku!"

"Aku sangat mengantuk dan ingin segera tidur bibi kecil..." sahut Xiao Feng lemah sambil merebahkan kepalanya di atas meja kayu.

Xia Yu semakin ketakutan. Dia meraba leher Xiao Feng dan dia sangat terkejut karena merasakan panas yang tidak wajar.

"Ada apa ini? Apakah Yu Long menaruh racun ke dalam sup nya!?" batin Xia Yu cemas.

Yang dia cemaskan adalah, dia yang membawa sup itu kepada Xiao Feng. Sudah pasti dia akan menjadi orang yang dituduh mencelakai mempelai pria dari keluarga Xiao.

"Tapi dia bilang ingin tidur... Apakah ini akan baik-baik saja?" batin Xia Yu dengan mata berkaca-kaca. ***

Sementara itu, di tempat lain, tempat yang tak mungkin dijangkau oleh manusia, melangkah seorang pemuda gondrong menuju ke satu titik cahaya yang tiba-tiba saja datang menerangi tempat yang gelap itu.

"Benarkah ini sudah waktunya?" gumam sang pemuda.

Langkahnya terlihat mantap saat menuju ke cahaya putih tersebut.

"Bara Sena, lima ratus tahun telah berlalu. Seperti janjiku padamu dan kepada Mahadewa, aku akan menghidupkan dirimu lagi di tubuh seorang pemuda... Kuharap kau bisa hidup lebih baik di kehidupan kedua ini," kata satu suara yang menggema di dalam ruangan tersebut.

"Ganesha... Aku berterimakasih padamu," ucap pemuda yang ternyata bernama Bara Sena.

"Masuk lah ke dalam cahaya itu, dan kau akan masuk ke dalam putaran roda reinkarnasi ku...!"

Bara Sena mengangguk. Dia pun masuk ke dalam cahaya putih tersebut.

Bara Sena membuka matanya. Saat dia membuka mata, yang pertama dilihat olehnya adalah wajah cantik seorang gadis berambut pendek.

"Siapa kau?" tanya Bara.

Gadis itu membesarkan kedua matanya.

"Kau tak mengenali diriku!?" tanya gadis itu.

Bara Sena menatap kedua tangannya. Dia terkejut.

"Apa-apaan dengan tangan yang lebih mirip seperti gadis ini!?" serunya membuat gadis berambut pendek itu semakin heran dan penasaran.

"Apakah kau lupa ingatan? Kau lupa dengan diriku, apa kau lupa dengan dirimu sendiri? Sejak dulu tanganmu memang lembut seperti tangan seorang gadis, itu sebabnya kau selalu di permainkan oleh Yu Long..." ujar gadis itu sambil cemberut.

"Yu Long? Siapa lagi dia?" tanya Bara membuat gadis yang tak lain adalah Xia Yu itu menempelkan tangannya ke dahi pemuda itu.

"Apakah gara-gara sesuatu yang ada di dalam sup itu kau menjadi lupa ingatan?" tanya Xia Yu.

Bara Sena bingung mau menjawab apa. Dia belum sadar bahwa dirinya sudah kembali hidup dan masuk ke dalam tubuh Xiao Feng yang sebelumnya sudah mati karena diracun oleh saudaranya, Yulong.

"Apakah aku hidup lagi di tubuh orang yang baru saja mati? Tapi kenapa aku hidup di tubuh lemah tak mempunyai tenaga dalam sama sekali ini? Ganesha... Kau mengujiku?" batin Bara.

"Gadis kecil..."

Mata gadis itu melotot.

"Aku ini bibimu! Meski aku lebih muda darimu, aku adalah adik ibumu! Apa kau benar-benar lupa!?" potong Xia Yu membuat Bara tersenyum serba salah.

"Jadi kau adalah bibiku...? Aku tidak tahu, aku lupa segalanya..." kata Bara sambil menggaruk kepalanya.

"Huh...! Pasti Yu Long menaruh racun pelupa ingatan. Kurang ajar sekali dia...!" gumam Xia Yu.

"Katakan padaku, ada apa sebenarnya?" tanya Bara.

Xia Yu menunjuk ke arah mangkuk yang tergeletak di lantai dalam keadaan pecah.

"Kau habis memakan sup itu dan langsung tidur. Kau bilang kau sangat mengantuk. Sudah ada setengah jam kau tidur. Lebih baik kau cepat bersiap karena siang ini upacara pernikahan mu akan segera dimulai." kata Xia Yu.

Mata Bara membelalak mendengar ucapan Xia Yu.

"Pernikahan!? Sejak kapan aku ingin menikah!?" serunya.

Xia Yu semakin yakin, bahwa Yulong telah menaruh racun pelupa ingatan ke dalam sup milik Bara Sena atau Xiao Feng.

"Hari ini, kau akan menikah dengan gadis yang sudah dijodohkan denganmu sejak kalian masih umur lima tahun. Dia adalah gadis tercantik di kota Nanjing, dari keluarga Qing. Xia Qing Yue," kata Xia Yu.

Bara Sena terpaku sejenak. Dia masih belum bisa menerima keadaan yang sekarang.

"Aku adalah seorang Dewa di kahyangan, dan sekarang aku hidup menjadi manusia lemah di tempat yang aneh pula... Paman Jaka Geni, apakah ini rencana mu untuk menghukum diriku?" batin Bara sambil memijit kepalanya.

"Apa kau masih merasa sakit?" tanya Xia Yu.

Bara Sena menggeleng kan kepalanya.

"Aku ingin melihat pecahan mangkuk itu," kata Bara lalu bangkit dan melangkah menuju ke arah pecahan mangkuk.

Dia pun mengambil salah satu pecahan mangkuk lalu mengendus-endus nya.

"Racun Penghancur Hati...?" batin Bara.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
juan effendi
jgn mau dibohongin iklan......kalo dibaca dua tahun ga habis habis
goodnovel comment avatar
Hendra Ruhyana Ruh
lumayan bagus untuk sa'at ini
goodnovel comment avatar
troy alfianus
Bagus sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status