Share

3.Istana Awan Es

Bara Sena dan para pengiringnya pun sampai didepan kediaman Keluarga Qing. Mereka disambut oleh Kepala Keluarga Qing atau ayah dari Xia Qing Yue secara langsung didepan kediaman yang terlihat meriah tersebut.

Di sebelah kepala keluarga, nampak seorang pemuda bertubuh besar berdiri dengan tatapan tajam.

Bara Sena terpaku sejenak melihat sosok tinggi besar tersebut. Tiba-tiba sosok besar itu berlari laksana banteng yang ingin menyeruduk musuhnya.

"Ada masalah apa dia denganku!? Gawat! Tubuh ini tak bisa bergerak dengan leluasa!" batin Bara mencoba menghindari tubuh besar tersebut.

"Kakak ipar!" teriak pemuda berbadan tinggi besar itu sambil memeluk Bara Sena dengan erat.

"Ugh! Lepaskan aku!" teriak Bara merasakan tulang-tulangnya seperti hancur karena pelukan maut pemuda bertubuh besar itu.

"Qing Bao! Kau bisa membunuh calon kakak iparmu jika kau terus melakukan itu padanya!"

Pemuda bernama Qing Bao menoleh ke arah suara yang tak lain adalah suara dari ayahnya, Qing Yi.

"Ayah mertua..." ucap Bara sambil membungkuk hormat.

"Xiao Feng, mulai sekarang aku titipkan Qing Yue padamu. Meski kau tidak berbakat, tapi kau adalah anak dari sahabat lamaku. Bagiku, dia adalah saudara seperjuangan di masa lalu..." kata Qing Yi sambil menepuk bahu Xiao Feng.

"Kakak ipar! Kenapa tubuhmu terlihat kecil sekali? Apa kau kurang makan?" tanya Qing Bao.

Bara Sena tak tahu harus menjawab apa. Saat dirinya menjadi Dewa dulu, tubuhnya kekar dan berotot. Dia juga sangat kuat sampai-sampai banyak dewa yang takut kepadanya.

"Silahkan masuk dulu Xiao Feng. Putriku sedang bersiap untuk pergi," kata Qing Yi.

"Baiklah ayah mertua..." sahut Bara Sena.

"Sial...! Tubuh ini harus ku latih agar aku bisa sedikit bergerak." batin Bara Sena.

"Xiao Feng, apakah kau masih belum bisa berlatih tenaga dalam? Aku dengar, ada seorang tabib di Kota Nanjing yang saat ini tengah merantau ke daerah Guangzhou. Kabarnya dia akan kembali dalam waktu beberapa hari ini. Jika kau ingin mencoba, kau bisa tanyakan pada tabib itu." kata Qing Yi.

"Tenang saja ayah mertua. Kelak aku akan tunjukkan kepada semua orang, saat aku bisa berlatih seperti orang lain! Aku tak akan pernah mengecewakan ayah mertua!" kata Bara Sena terbawa emosi.

"Huh? Semangat yang bagus nak! Pertahankan semangat itu dan juga janjimu itu. Aku akan menantikannya," kata Qing Yi sambil melangkah masuk ke dalam kediamannya.

"Kakak ipar, kau ikut denganku menuju ke rumah kakak Qing Yue," ajak Qing Bao.

"Baiklah," sahut Bara Sena.

Sesampainya di depan kediaman Xia Qing Yue, nampak beberapa wanita berdiri menjaga pintu. Begitu mereka melihat Bara Sena, mereka pun langsung menggunjing.

"Bukankah itu tuan muda Xiao Feng? Ckckck selamat atas keledainya tuan muda... Kikiki!" cibir salah satu dari mereka yang disambut gelak tawa wanita-wanita yang lain.

"Hei! Jaga mulut kalian!" bentak Qing Bao membuat para wanita itu terdiam seketika.

"Jangan memperolok kakak iparku atau kalian akan pergi dari rumah kami!" ancam Qing Bao.

Bara Sena tersenyum.

"Bocah ini baik juga. Aku tak akan melupakan kebaikan mu bocah," batin Bara Sena.

Qing Yi berdiri didepan pintu kediaman Xia Qing Yue.

"Kau bisa keluar Qing Yue," ucap pria itu.

Pintu pun terbuka. Xia Qing Yue keluar dengan pakaian serba merah dan cadar yang menutupi wajah dan kepalanya.

"Dia keluar..." batin Bara Sena dengan perasaan sedikit berdebar.

Gadis itu melangkah perlahan menuju tandu mewah yang sudah disediakan keluarga Qing. Para pelayan menangis tersedu-sedu.

Bukan karena Xia Qing Yue akan pergi meninggalkan keluarga Qing, tapi karena alasan yang lain.

"Putri... Kenapa kau pergi menikah dengan pemuda Xiao Feng itu... Kenapa kau memilih sampah di atas tumpukan emas?"

Begitulah tangis mereka yang merasakan kesal karena gadis yang mereka ikuti menikah dengan pemuda tanpa bakat, Xiao Feng.

Bara Sena mencoba menuntun tangan lembut Xia Qing Yue. Namun saat dia hampir menyentuh tangan gadis itu, tiba-tiba Bara merasakan tangannya dingin dan membeku.

Bara terkejut saat dia melihat lapisan es menutupi kulit punggung tangannya.

"Benar-benar tak bisa tersentuh ya.." batin Bara Sena sambil tersenyum kecut.

Singkat cerita, Xia Qing Yue pun diboyong menuju ke keluarga Xiao. Disana upacara pernikahan berlangsung cukup meriah.

Namun dibalik kemeriahan itu, para tetua keluarga Xiao menunjukkan sikap ketidaksukaan mereka pada Bara Sena.

Meski mereka memberi selamat, namun wajah mereka jelas terlihat menghina Bara Sena.

Dan itu diketahui oleh Xiao Lie, kakek Bara Sena atau Xiao Feng.

"Ada apa dengan wajah kalian?" tanya Xiao Lie kepada para tetua keluarga.

"Apa yang kami takutkan, mungkin juga kau takutkan, Kepala Keluarga..." ucap salah satu tetua.

"Memangnya, apa yang kalian pikirkan?" tanya Xiao Lie.

"Jika kau mati, bukankah tak ada lagi yang merawat cucumu ini? Kau pasti akan menyerahkan nya kepada kami... Huuh,"

Xiao Lie terdiam. Ucapan itu begitu menohok di hatinya.

Upacara pun berlangsung hingga akhirnya selesai di penghujung malam.

Semua orang pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan mereka.

Xia Qing Yue duduk di atas kasur yang dihiasi dengan warna serba merah. Sementara Xiao Feng atau Bara Sena duduk di kursi yang ada di kamar tersebut.

"Kakekmu direndahkan oleh saudara-saudaranya yang lain, apakah kau tidak merasa bersalah?" tanya Xia Qing Yue yang masih mengenakan cadar dan penutup kepala.

Bara Sena tersenyum.

"Lebih baik kau lepas aksesoris itu. Sekarang kau adalah istriku, aku tak ingin melihat kau menderita," kata Bara Sena.

Xia Qing Yue menurut. Dia membuka penutup wajah dan kepalanya. Kini Bara Sena bisa melihat kecantikan luar biasa yang ada di depan matanya.

"Kau begitu cantik..." puji Bara Sena terkagum-kagum.

Mata Xia Qing Yue menatap tajam.

"Kau menjadi begitu bersemangat. Tidak terlihat lemah seperti yang di rumorkan... Apakah kau mempunyai alasan menyembunyikannya?" tanya gadis itu.

Bara Sena tersenyum lebar.

"Titik meridian ku lumpuh. Jadi wajar saja aku lemah...Tapi, sebagai suamimu, bukankah aku tetap boleh melakukan nya?" kata Bara.

Namun tiba-tiba Qing Yue melesat ke arah Bara Sena dengan cepat. Lalu dengan gerakan yang tak bisa ditangkis oleh Bara, tangan Xia Qing Yue menghantam dada pemuda itu dengan cukup telak.

"Apa yang kau lakukan aagghh!" teriak Bara.

Tubuhnya terpental beberapa langkah dan jatuh di atas lantai. Bara menatap ke arah dadanya. Sebuah bunga es menempel pada dadanya. Dan itu membuat nya merasa dingin.

"Kau tidak dilahirkan dengan titik meridian yang rusak. Tapi ada orang yang dengan sengaja merusaknya," kata Xia Qing Yue membuat Bara Sena terkejut.

"Apa kau bilang!?" seru Bara Sena sambil menatap ke arah dadanya yang masih ditempeli bunga es.

"Sepertinya titik meridian mu rusak parah ketika kau masih muda dulu. Dan aku menduga, itu tak bisa diperbaiki..." kata Qing Yue.

"Tidak mungkin... " ucap Bara sambil meraih es yang ada di dadanya.

"Elemen Es. Setahuku, di Kota Nanjing tidak ada satupun pendekar yang berlatih elemen es..." kata Bara sambil menatap es yang ada di tangannya.

"Itu Jurus Seribu Es Langit," kata Xia Qing Yue.

"Seribu Es Langit? Bukankah itu dari Sekte Awan Es? Salah satu dari empat Empat Sekte yang terkenal di kawasan Kerajaan Jiangsu???" tanya Bara Sena yang entah kenapa bisa mengingat semua ingatan dari Xiao Feng.

"Hanya ayahku yang tahu hal ini, tapi karena kau sekarang adalah suamiku, tidak masalah jika kau mengetahui soal ini selain ayahku..."

Bara Sena terdiam.

"Dulu ayahmu mencoba menyelamatkan diriku hingga mengorbankan nyawanya. Pembunuh itu hampir saja membunuh diriku. Keluargaku sangat berhutang budi pada ayahmu..." kata Xia Qing Yue.

"Ayah..." Bara Sena teringat pada masa lalu Xiao Feng dan masa lalu dirinya saat menjadi Dewa.

Ibunya, Ratu Azalea atau Dewi Parwati, seorang Dewi Cahaya mati saat melahirkan dirinya. Bahkan kelahirannya telah membunuh semua dewa yang ada di langit ketiga. Bara tidak tahu ada berapa juta dewa yang mati saat dia di lahirkan.

Namun itu tidak membuat dia merasa sedih. yang paling menyakitkan baginya adalah saat dia tidak tahu ayahnya datang ke kahyangan tersebut dan bertarung dengan dirinya hingga akhirnya sang ayah mati di tangannya sendiri.

"Dosa besar yang aku lakukan...Mungkin ini hukuman atas apa yang aku lakukan dulu...Apakah, tubuh Xiao Feng ini memang sudah disiapkan untuk wadah reinkarnasiku? Agar aku berjuang dari bawah jika inging mendapatkan kembali kekuatanku..." batin Bara Sena.

"Pernikahan ini pada dasarnya adalah wujud terimaksih dari ayah dan diriku. Aku tidak menyesal menikah dengan dirimu Xiao Feng...Tapi..."

Gadis itu mengeluarkan hawa dingin yang luar biasa hingga membuat Bara menggigil kedinginan.

"Berlatih elemen es murni hanya bisa dilakukan dengan hati yang dingin. Itu sebabnya meski kita telah menjadi suami istri, kita tidak bisa menjadi pasangan," kata Xia Qing Yue.

Bara Sena semakin terkejut.

"Tenang, ini bukan salahmu. Ini karena Istana Awan Es hanya mempunyai murid perempuan. Dan semuanya tidak di perbolehkan mempunyai hubungan asmara...Aku, tidak boleh jatuh cinta kepada siapa pun...meskipun aku sudah menikahimu," kata Xia Qing Yue.

Bara Sena tak bisa berkata apa-apa. Dia juga tak tahu harus berbuat apa karena dirinya hanyalah orang yang lemah.

"Aku ingin pipis..." kata Bara Sena yang menggigil kedinginan.

"Pergilah," kata Xia Qing Yue sambil mengibaskan lengannya sehingga kabut dingin pun menghilang.

Dengan terburu-buru Bara pun pergi meninggalkan kamarnya. Tak lama setelah Bara pergi, tiba-tiba muncul kabut biru di dalam ruangan tersebut,

Setelah kabut itu menghilang, muncul satu sosok gadis cantik berpakaian serba putih.

"Guru Chu Yue," desis Qing Yue.

"Qing Yue, sudah saatnya kau kembali ke Istana Awan Es. Keinginanmu untuk menikah sudah terwujud bukan?" kata Chu Yue.

"Guru, aku minta waktu satu bulan lagi. Aku hanya ingin memastikan keadaan Xiao Feng baik-baik saja. Aku yakin dia akan menjadi bahan hinaan di keluarga ini," kata Xia Qing Yue.

"Baiklah jika itu maumu," kata Chu Yue.

"Oh..Anu, guru, bisakah kau menyembuhkan titik meridiannya yang rusak?" tanya Qing Yue lagi.

"Kau sangat berbaik hati Qing Yue, tapi sayangnya aku tidak bisa..." jawab sang guru membuat Qing Yue terdiam.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ella rayyan
Seperti pernah baca dimana gitu...Tapi seru sih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status