Share

9.Utusan Sekte Utama

"Apa maksudmu?" tanya Bara Sena.

Kahiyang Dewi tersenyum di dalam Dunia Penyimpanan yang ada di telapak tangan kanan Bara Sena.

"Pil Hati Emas itu sudah ada disini, kau hanya tinggal memgambilnya," kata Kahiyang Dewi.

Bara tertegun sejenak. Dia langsung menoleh ke arah Xiao Zen yang masih berdiri sambil mengawasi para pemuda dari keluarga Xiao.

"Kumpulkan semua anak muda dan tetua di Balai pertemuan! Aku akan menyeleksi sendiri siapa yang pantas ikut ke Sekte Utama!" kata Xiao Zen.

Mereka semua yang ada disana mengangguk. Xiao Lie pun meminta kepada semua orang yang dianggap berbakat untuk ikut masuk ke dalam balai pertemuan, termasuk Xiao Feng alias Bara Sena.

"Bocah ini? Kenapa bisa ikut ke Balai pertemuan? Dia tak mempunyai bakat apa pun." batin Xiao Zen.

Semua orang berkumpul di Balai pertemuan. Xiao Zen duduk di kursi kepala keluarga dengan pongahnya. Tiga wanita cantik berdiri di kanan, kiri dan belakangnya. Mereka terlihat menggoda mata siapa saja yang melihatnya.

"Utusan ini sepertinya hidup dengan nyaman di Sekte...Dia bisa memiliki banyak kenikmatan..." bisik salah satu dari pemuda keluarga Xiao.

"Sstt..jangan banyak omong, nanti dia dengar dan kau bisa gagal masuk ke Sekte," sahut yang lainnya.

"Pemimpin Sekte, Xiao Bie Li telah meninggalkan dunia ini karena sakit panjang yang dia derita. Aku, Xiao Zen, diutus oleh nya sebelum dia meninggal untuk membawa pesan kepada keluarga Xiao yang ada di Nanjing ini untuk menyampaikan pesan terakhirnya," kata Xiao Zen.

Semua orang saling berpandangan. Mereka tak menyangka kabar duka akan datang begitu cepat dari Sekte utama. Xiao Zen mengambil sebuah kotak lalu membukanya. Semua mata memandang tak berkedip.

"Pil Hati Emas!?" seru semuanya dengan mata sama-sama tertuju pada tiga butir pil yang mengeluarkan aura emas. Xiao Zen tersenyum kecil.

"Cih! Sepertinya para sampah ini baru pertama kali melihat Pil Hati Emas." ujarnya dalam hati.

Bara Sena tersenyum.

"Apa yang kau katakan benar adanya..." ucapnya dalam hati.

"Tentu saja, aku bisa mencium baunya dalam jarak ratusan tombak," sahut Kahiyang Dewi.

"Pil Hati Emas bisa digunakan untuk menyembuhkan meridian yang rusak." kata Xiao Zen.

Xiao Lie menatap tak berkedip ke arah Pil Hati Emas.

"Feng'er lahir dengan meridian yang rusak. Seandainya aku bisa mendapatkan Pil Hati Emas itu untuknya...Dia pasti bisa disembuhkan..." batinnya.

Xiao Zen menutup kotak tersebut lalu memberikannya kepada pengawalnya.

"Ini adalah hadiah dariku." kata Xiao Zen.

Pengawal itu pun memberikan kotak berisi pil tersebut kepada Kepala Keluarga Xiao. Xiao Lie yang hanya seorang tetua atau mantan kepala keluarga menatap tajam ke arah Kepala Keluarga.

"Yu Long, tuan Zen baru saja datang, kenapa tidak kau ajak dia jalan-jalan untuk melihat keadaan di kediaman keluarga kita?" kata Kepala Keluarga.

Yu Long mengangguk. Dia pun mengajak Xiao Zen untuk berkeliling. Setelah mereka keluar dari aula, Xiao Yu Long pun berkata,

"Tuan Xiao, meskipun kota kami ini kecil, kami memiliki segalanya. Terutama kecantikan..."

"Apa katamu!? Kau pikir aku mata keranjang!?" umpat Xiao Zen.

"Saya tidak berani berkata seperti itu tuan! Anda adalah orang yang terhormat dan mulia!" sahut Yu Long sambil membungkuk kan tubuhnya.

"Hmmph! awas kau bilang seperti itu lagi," ucap Xiao Zen.

Yu Long mengangguk sambil sedikit menyeringai saat Xiao Zen kembali melangkah ke depan.

"Semua orang tahu, kau orang yang seperti apa..." batin Yu Long.

Xiao Zen tertegun saat dia melewati kediaman Xiao Feng atau Bara Sena. Matanya menatap tak berkedip ke arah seorang gadis yang tengah berjalan. Yu Long pun langsung melangkah mendekati pria tersebut.

"Ada apa tuan?" tanyanya.

"Siapa gadis itu!?" tanya Xiao Zen yang tak bisa menyembunyikan rasa tertariknya.

"Dia dipanggil dengan sebutan Xia Qing Yue. Dia juga baru saja menikahi keponakanku yang tidak berguna 3 hari yang lalu. Keponakanku itu memiliki meridian yang rusak sejak lahir," jawab Xiao Yu Long.

"Apa!? Kecantikan seperti itu menikahi seorang sampah!?" umpat Xiao Zen yang langsung teringat pada pemuda yang dia lihat di halaman aula.

Yu Long mengepalkan tinjunya.

"Seharusnya dia menjadi milikku..." batinnya.

"Gadis itu harus menjadi milikku! Dia akan menjadi istri Xiao Zen! Hahaha!"

"Tuan muda, Kepala Keluaga kita berpesan untuk tidak mengambil istri orang lain. Itu akan menodai Sekte kita," kata pengawalnya.

"Bajingan! Aku menginginkan dia! Kau berani melarangku!?" gertak Xiao Zen membuat sang pengawal terdiam.

Yu Long terkejut melihat pengawal yang tiba-tiba datang dan ada disebelahnya.

"Sejak kapan pengawal itu datang? Sepertinya dia pendekar yang hebat...aku merasa dia berada di atas Xiao Lie...!" batin Yu Long.

Yu Long menatap Xiao Zen yang terlihat kesal karena ditegur oleh pengawalnya sendiri.

"Sepertinya Sekte Utama dipenuhi orang-orang hebat seperti pengawal ini. Jika aku ingin masa depan, aku bisa mengorbankan Qing Yue atau Xia Yu..." batin Yu Long sambil menyeringai.

"Tuan Xiao Zen, jika kau ingin kecantikan para gadis di keluarga kami, tidak begitu banyak, tapi ada gadis lain selain Qing Yue. Dia adalah adik saya, Xia Yu," kata Yu Long.

Kedua mata Xiao Zen membesar seketika.

"Jadi, masih ada gadis lain selain Qing Yue!? Hahaha! Aku sangat beruntung bisa datang ke tempat terpencil ini!" ucap Xiao Zen menggebu-gebu.

"Xia Yu lebih mudah ditangani daripada Qing Yue. Saya bisa mengurusnya untuk tuan..." kata Yu Long sambil tersenyum.

"Baiklah, aku akan menanti hasilnya, dasar penjilat!" sahut Xiao Zen lalu tertawa terbahak-bahak.

Geram hati Yu Long dikatakan penjilat. Namun dia tak bisa berkata apa-apa. Tekadnya cuma satu, ingin ikut ke Sekte Utama dan mendapat kehidupan yang layak.

Malam harinya, Xia Yu mendatangi sang ayah, Xiao Lie di dalam rumahnya.

"Ayah, aku mendengar utusan Sekte itu sangat hebat?" tanya Xia Yu.

"Utusan Sekte itu, bukan orang yang baik Xia Yu. Namanya Xiao Zen,"

"Apa yang dikatakan orang itu ayah?" tanya Xia Yu.

"Dia ingin kita semua berkumpul besok di halaman utama klan. Sepertinya seleksi akan segera tiba. Dan tadi siang, dia memberikan hadiah kepada kita sebuah Pil Hati Emas yang katanya bisa mengobati meridian yang rusak..." kata Xiao Lie.

Xia Yu tertegun.

"Bukankah pil itu akan sangat berguna untuk Xiao Feng kita?" tanya Xia Yu.

"Huh! Jangan pernah berpikir untuk mencurinya. Kau hanya akan mencari petaka jika berani melakukan itu!" kata Xiao Lie yang langsung tahu niat putri bungsunya tersebut.

"Tapi ayah, itu bisa mengobati Xiao Feng...! Aku merasa kasihan dengan dirinya yang selalu dijadikan bahan olok-olok anggota keluarga yang lain...." kata Xia Yu dengan mata berkaca-kaca.

Xiao Lie menghela napas.

"Tapi barang itu adalah pemberian dari Sekte Utama. Jika kau sampai ketahuan, kau tak akan selamat," kata Xiao Lie membuat Xia Yu tertunduk.

Keesokan harinya, halaman utama keluarga Xiao nampak ramai. Semua anggota keluarga termasuk para tetua kelurga Xiao berkumpul di halaman yang luas pagi hari itu.

"Selamat pagi kakek," sapa Bara Sena kepada Xiao Lie yang baru saja datang bersama Xia Yu.

Bara menatap Xia Yu lalu tersenyum. Gadis itu pun membalas senyuman tersebut. Xia Qign Yue pun menyapa Xiao Lie.

"Kau juga datang Qing Yue?" tanya Xiao Lie.

"Saya menemani suami saya kesini kakek..." sahut Qing Yue dengan suara yang halus.

Bara tersenyum kecil.

"Sial, saat seperti ini aku seolah menjadi suaminya. Tapi saat di dalam rumah, aku malah menjadi seperti patung!" batin Bara.

"Semua kembali ke barisan! Tuan Muda Xiao Zen ingin berkata!" teriak Kepala Keluarga Xiao.

Semua orang pun segera berbaris dan menatap ke arah panggung di depan sana dimana Xiao Zen duduk sembari menatap sinis ke arah semuanya.

"Seharusnya kalian merasa beruntung dan berterimakasih padaku karena aku mau mengunjungi tempat sampah ini!" kata Xiao Zen membuat semua orang terkejut dan geram.

"Bahkan, kepala keluarga kalian bukan apa-apa di mata Sekte Utama..." ucap Xiao Zen membuat Xiao Lie meradang. Namun pria tua itu tak berani bertindak gegabah.

Kepala kelurga tersenyum.

"Benar apa yang dikatakan oleh tuan muda Xiao Zen, kami merasa sangat beruntung bisa dikunjungi oleh anda..." kata Kepala Keluarga membuat Bara Sena ikutan meradang.

"Bajingan ini....! Bagaimana dia tetap bisa tersenyum meski keluarga kita tengah direndahkan!?" umpat Bara marah.

"Ini sungguh berlebihan...! Bagaimana bisa kepala keluarga kita menjadi seorang pengecut!?" timpal Xia Yu yang ikutan kesal.

"Menurut Tetua Xiao Bie Li, aku dapat membawa salah satu dari kalian kembali ke Sekte Utama. Tapi kalian sendiri tahu, Sekte Utama tidak menerima sampah. Itu sebabnya aku ingin melihat sendiri, pertarungan tenaga dalam di keluarga kecil ini," kata Xiao Zen.

"Oh iya, Kepala Keluarga Xiao Yun, gunakan Pil Hati Emas itu sebagai hadiah untuk pemenang," kata Xiao Zen.

Tiba-tiba kepala keluarga langsung berlutut di depan Xiao Zen.

"Maafkan saya tuan muda! Saya telah berdosa! Pil Hati Emas itu telah hilang tadi pagi!" kata kepala keluarga.

Xiao Zen bangkit berdiri. Wajahnya merah padam mendengar kabar tidak mengenakan tersebut.

"Apa katamu!? Pil Hati Emas hilang!?" umpatnya marah.

Xia Yu menoleh kearah ayahnya, Xiao Lie yang memandang dirinya dengan tatapan penuh curiga.

"Aku tidak mengambilnya ayah...! Aku tak pernah melakukan itu..." kata Xia Yu.

Xiao Lie menganggukkan kepalanya.

"Aku yakin, anakku adalah gadis yang jujur. Ini aneh sekali, kepala keluarga bukanlah orang yang lemah dan selalu waspada. Bagaimana dia bisa kemalingan?" gumam Xiao Lie.

Bara Sena mengepalkan tinjunya.

"Keparat! Sandiwara macam apa yang tengah mereka lakukan? Aku belum mengambil barang itu, mustahil jika ada orang yang berani mencurinya!" batin Bara.

"Kita lihat saja apa yang akan terjadi. Sepertinya ada sesuatu antara utusan itu dengan Kepala Keluarga. Kita akan tahu sesaat lagi," sahut Kahiyang Dewi.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hendra Ruhyana Ruh
bagus juga alur nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status