Share

10.Rencana Licik

Kepala Keluarga Xiao maju ke depan.

"Apa yang harus saya lakukan tuan muda?" tanyanya.

"Apakah kabar Pil Hati Emas sudah menyebar ke keluarga lain?" tanya Xiao Zen.

"Seharusnya itu tidak mungkin tuan muda." sahut Kepala Keluarga.

"Kalau begitu, aku yakin, pencurinya ada diantara kalian semua!" kata Xiao Zen sambil menatap matah.

Orang-orang saling bergumam dan menebak siapa pencuri yang berani melakukan hal itu.

"Sialan...! Binatang ini sepertinya merencanakan sesuatu!" gumam Bara dalam hati.

"Tentu saja. Dia pasti tengah mengincar sesuatu..." sahut Kahiyang Dewi.

Xiao Zen menoleh ke arah salah satu pengawalnya.

"Coba kau lacak kotak itu menggunakan kemampuan mu. Temukan barang tersebut dan bawa kembali kesini!" kata Xiao Zen.

Pengawal tersebut mengangguk. Dia mengarahkan tangannya kedepan. Sinar kuning keluar dari telapak tangannya.

"Aku menemukannya! Dia masih ada di dalam kediaman keluarga Xiao!" ucap pengawal tersebut.

Xiao Zen menyeringai.

"Mari kita lihat, siapa yang berani membuat tuan muda ini marah!" ucap Xiao Zen.

Pengawal tersebut melesat ke arah tempat yang terlacak olehnya. Tak butuh waktu lama, pengawal itu kembali dengan membawa kotak merah yang berisi tiga butir Pil Hati Emas.

"Dimana kau temukan ini!?" tanya Xiao Zen yang tidak sabar.

"Ada di kamar kediaman putri bungsu Xiao Lie!" sahut pengawal tersebut sambil menyerahkan kotak tersebut kepada Xiao Zen.

Semua orang langsung menoleh ke arah Xia Yu yang terlihat pucat seketika. Xiao Lie tak pernah menyangka putrinya akan melakukan hal yang sudah dia larang sebelumnya.

"Kenapa kau begitu nekat Xia Yu!?" tanya Xiao Lie.

"Ayah...Aku tidak pernah mengambilnya!" ucap Xia Yu dengan wajah ketakutan.

Bara Sena mengepalkan tinjunya.

"Jadi begitu rencana bajingan dari Sekte Utama ini? Keparat...! Dia sudah mengincar Bibi Kecil sejak awal...!" umpat Bara Sena dalam hati.

"Begitulah, manusia itu dipenuhi hasrat kotor..." sahut Kahiyang Dewi.

"Bagaimana bisa itu ada dikamarku!? aku sendiri tak pernah tahu ayah!" kata Xia Yu semakin panik.

Xiao Zen menatap dengan tatapan tajam. Bibirnya menyeringai.

"Rupanya dia yang bernama Xia Yu? Cantik sekali...hehehe...Dia tak kalah dari Xia Qing Yue!" batin Xiao Zen lalu dia segera memberikan perintah kepada para pengawalnya untuk menangkap Xia Yu.

"Cepat ikat dia dan bawa ke ruanganku! Aku akan menghukumnya!" teriak Xiao Zen.

'Aku akan menghukumnya di atas ranjang hahaha!' batin Xiao Zen puas karena rencananya berhasil.

"Xia Yu, tak menyangka kau akan menjadi seorang pencuri! Sungguh membuat malu keluarga kita!" umpat salah satu anggota keluarga yang lain.

"Sekarang kau rasakan sendiri amarah tuan muda!" sahut yang lain.

"Tangkap dia!" para pengawal dari Sekte Utama langsung melompat dan mengurung Xia Yu.

"Aku tidak pernah mencurinya!" teriak Xia Yu dengan mata mulai berkaca-kaca. Dia tak pernah menyangka akan menjadi seperti ini. Padahal semalam dia hanya mengutarakan niat saja tanpa melakukan apa pun karena ayahnya yang melarang.

"Kalian ingin menangkap putriku yang tidak bersalah!?" Xiao Lie melompat di dekat putrinya.

"Xiao Lie! Sadar dirimu di posisi apa!" teriak Kepala Keluarga.

"Anakku tak mungkin bersalah!" sahut Xiao Lie sambil mengeluarkan tenaga dalamnya yang beraura biru.

"Jadi, kau menganggap tuan kami yang salah!" sahut tiga pengawal yang juga mengeluarkan aura tenaga dalam merah milik mereka.

"Ugh! Aura yang sangat kuat!" batin Xiao Lie.

"Xia Yu, aku tak menyangka kau akan menjadi seorang gadis pencuri. Aku sangat kecewa padamu..." kata Kepala Keluarga dengan wajah sedih. Namun itu hanyalah sandiwara untuk membuat orang-orang hanyut dalam peran yang dia mainkan.

"Benar Xia Yu, bagaimana kau bisa memiliki pemikiran buruk seperti itu!? Selama ini kami mengira kau adalah gadis yang baik!"

Xia Yu benar-benar tersudut. Yu Long pun maju ke depan.

"Apakah kau mencurinya untuk kau berikan kepada Xiao Feng? Mengingat kedekatan kalian, buka tidak mungkin kau ingin membantu Xiao Feng yang telah rusak meridiannya. Benar begitu bukan?" tanya Yu Long membuat Xia Yu semakin kesulitan untuk melawan.

"Jadi itu karena Xiao Feng!? Pantas saja dia melakukan hal itu! kau pantas dihukum oleh tuan muda Xiao Zen!" teriak orang-orang keluarga Xiao.

Mereka yang tertipu sandiwara yang dimainkan Kepala Keluarga dan Yu Long benar-benar marah dan ingin menghakimi gadis itu.

Disaat rasa takut memuncak, Xia Yu merasa ada yang meraih tangannya. Rupanya itu adalah tangan Bara Sena.

"Tak masalah bibi kecil. Biarkan mereka tak mempecayaimu, aku akan tetap disisimu..." kata Bara Sena membuat wajah Xia Yu memerah.

"Serahkan semuanya padaku," kata Bara Sena sambil menatap ke arah Yu Long.

"Huh! Itu adalah kata-kata yang berani Xiao Feng. Apakah kau berniat melawan tuan muda Xiao!?" tanya Yu Long sambil tersenyum sinis.

"Jadi semua ini ulahmu ya...?" tanya Bara Sena dengan tatapan tajam.

"Tatapan apa itu? Kau ingin menantangku bertarung? dengan senang hati aku akan menerimanya. Tapi jangan salahkan aku jika kau terluka," kata Yu Long sambil menyeringai.

Bara Sena menghadap Xiao Zen.

"Tuan Muda Xiao, ujinkan saya memperkenalkan diri. Saya adalah Xiao Feng, keponakan bibi Xia Yu. Tentang pencurian Pil Hati Emas, saya memiliki beberapa pertanyaan." kata Bara Sena sambil membungkukkan tubuhnya.

Dalam hati Bara merasa sangat geram harus menundukkan wajah di depan orang lain. Xiao Zen tersenyum sinis.

"Jadi kau sampah terkenal yang dibicarakan oleh semua orang? Aku bermurah hati, pertanyaan apa yang akan kau ajukan?" tanya Xiao Zen.

"Saya ingin bertanya kepada Kepala Keluarga, hadiah yang diberikan Sekte Utama, seberapa berharganya itu?" tanya Bara Sena.

"Itu adalah hadiah dari Sekte Utama. Tentu saja sangat berharga," sahut kepala keluarga.

"Sebagai kepala keluarga, kau pastinya sangat berhati-hati. Apa aku salah?" tanya Bara lagi.

"Oh, tentu saja aku bertindak sangat hati-hati," ucap Kepala keluarga dengan perasaan yang mulai tak nyaman dengan pertanyaan Bara Sena.

"Kalau begitu, BAGAIMANA BISA KAU YANG BERHATI-HATI MELETAKKAN PIL HATI EMAS YANG KATANYA SANGAT BERHARGA DI PENYIMPANAN OBAT TANPA ADA PENJAGA SAMA SEKALI!? KEPALA KELUARGA, APAKAH MEMPUNYAI SEBUAH RENCANA DIBALIK SEMUA INI!?" tanya Bara Sena dengan nada tinggi.

Kepala keluarga tersentak kaget. Dia tak pernah menyangka akan mendapat pertanyaan yang mengurung dirinya.

"Sial..."

"Xiao Feng! Apa maksudnya itu!? Apa kau pikir Kepala Keluarga tengah menjebak Xia Yu!?" teriak salah satu tetua berkepala plontos. Dia adalah tetua yang waktu itu memberikan Bunga Racun Api kepada Bara Sena karena kalah minum.

Bara Sena tersenyum sinis.

"Jangan marah begitu tetua. Lihatlah, wajah Kepala Keluarga yang mulai terlihat ketakutan..." ucap Bara Sena tenang.

"Kepala Keluarga mulai bersikap aneh..." bisik beberapa orang pemuda.

"Aku meletakkan Pil Hati Emas bersama obat-obat yang lain untuk menjaga khasiatnya agar menjadi lebih baik," kata Kepala Keluarga.

Beberapa orang setuju dengan ucapan pria tersebut. Namun Bara Sena masih belum selesai dengan serangan jebakan nya.

"Seperti yang di ketahui, Pil Hati Emas memiliki aroma daging yang amis. Apa kau mencium baunya di kotak yang kau bawa itu?" tanya Bara Sena sambil tersenyum dan tetap tenang.

Kepala keluarga mencium kotak tersebut.

"Ya benar, ini memiliki aroma yang amis. Apa ada masalah?" tanyanya kemudian.

"Setelah Pil Hati Emas itu berbaur dengan obat-obatan yang lain di penyimpanan obat, bukankah seharusnya aromanya akan bercampur dengan obat yang ada disekitarnya? Kau sendiri yang mengatakan bahwa obat-obat yang ada disana bisa membuat khasiat dari pil itu terjaga," kata Bara Sena yang kali ini membungkam mulut Kepala Keluarga.

"Ketika makanan disimpan bersama makanan lain, sudah pasti baunya akan tercampur! Sial! Mengapa aku melupakan hal kecil seperti itu!?" batin Kepala Keluarga.

"Hidungku sedikit tersumbat hari ini. Jadi, biarkan aku menciumnya lagi." kata Kepala Keluarga lalu kembali mencium kotak Pil Hati Emas.

"Ah, benar...Ini memiliki aroma obat-obatan yang lain!" ucap pria itu.

Bara Sena tersenyum kecil. 'Umpan telah disambar!' batin Bara.

"Itu aneh, aku hanya bicara sembarangan, jadi bagaimana kotak itu memiliki aroma obat? Bahkan obat itu memiliki aroma yang lebih kuat dari obat yang lain. Seharusnya itu tidak berdampak sedikit pun pada aroma Pil Hati Emas. Bukan begitu kepala keluarga?" kata Bara Sena membuat semua orang tercengang.

Kepala keluarga adalah orang yang paling tertampar mendengar apa yang Bara Sena katakan.

"Xiao Feng! kau menipuku!?" teriak nya marah.

Bara Sena tersenyum sinis.

"Kau bahkan tak bisa mengatakannya dengan benar. Jadi, kenapa kau mengatakan itu disimpan di rumah obat!? Atau itu bisa jadi...KAU YANG BERBOHONG!" kata Bara Sena membuat semua orang terkejut dan menatap ke arahnya.

Kepala Keluarga tak bisa menanggapi apa yang dikatakan oleh Bara Sena. Sementara, Xia Yu terpukau dengan kecerdasan Bara Sena.

"Feng...Kau begitu pintar!" puji Xia Yu dalam hati.

Qing Yue menatap Xiao Zen yang mulai gerah dengan apa yang baru saja dilihatnya.

"Yang dikatakan Xiao Feng benar. Tapi, dihadapan para pendekar ini, tak peduli kepala keluarga berbohong atau tidak, Xiao Feng tetap kalah..." ucap Qing Yue dalam hati.

Benar saja, Xiao Zen bangkit berdiri.

"Tak masalah jika kepala keluarga berbohong! Penjahat Xia Yu sudah di adili!" teriak nya keras.

"Begitu lucu! Kau tak tahu dimana pil itu disimpan dan kau menyalahkan bibiku yang tak bersalah tanpa adanya bukti! Itu jelas sudah di atur!" sahut Bara Sena marah.

Bara Sena menoleh ke arah orang-orang dari keluarga Xiao.

"Kalian! Seharusnya kalian membela bibiku yang tak bersalah! Kenapa kalian diam saja!?" umpat Bara kesal melihat orang-orang keluarga Xiao yang diam dan seolah tak peduli pada apa yang terjadi di depan matanya.

"Kebohongan apa? Apanya yang di atur? Siapa kau makhluk lemah?"

Ucapan itu didengar begitu jelas dan menyakitkan di telinga Bara Sena.

"Kalian semua...Benar-benar keparat!" umpat Bara.

"Sungguh lelucon! Bawa sampah ini juga yang berusaha membela penjahat Xia Yu!" perintah Xiao Zen.

Kepala Keluarga yang sudah kalah berdebat seolah mendapat wajahnya kembali. Dia langsung melompat ke arah Bara Sena.

"Kau sampah kecil! bacotanmu sudah berakhir!" teriak kepala keluarga sambil siap untuk menyerang Bara Sena.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wahzu Sulaiman
hohoho..hooh tenan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status