Share

9

"Erwin!" Aku mengguncang anakku dengan kepanikan yang luar biasa, aku nyaris menangis karena merasa bersalah terlalu sibuk bekerja dan mengurusi hal-hal lain sementara aku lupa memberinya kasih sayang dan perhatian yang cukup.

"Ada apa Bu? Adik Erwin sedang tidur dengan pulas, dia kelelahan karena ikut dengan saya ke supermarket dan ke rumah neneknya."

"Kau yakin!" Aku ingin langsung menamparnya dan melampiaskan emosiku tapi aku tidak punya bukti kalau dia meletakkan obat tidur itu ke dalam botol susu anakku.

"Iya Bu, kalau sudah ngantuk sekali Erwin biasanya akan tertidur dengan pulas.

Dengan santainya wanita itu datang ke pinggiran yang anakku kemudian menekan sedikit ujung telinganya dan membisikkannya kata-kata yang lembut.

"Dek, adek bangun dong!"

"Hmmm ...." Anakku menggeliat dan menggumam panjang, pelan pelan ia mengerjab dan buka mata, lalu menangis kesal karena aku membangunkan tidurnya.

"Maaf sayang, maaf." Aku meraihnya dari tangan Fani lalu memeluknya dengan penuh kasih.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status