Jangan Membenci Cinta

Jangan Membenci Cinta

Oleh:  Erna Azura  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 Peringkat
146Bab
5.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bee, masih terlalu belia ketika merasakan pahitnya hidup menjadi sebatang kara di dunia ini. Kedua orang tuanya tidak mewariskan harta sepeser pun bahkan meninggalkan hutang yang harus Bee bayar kepada Beni yang merupakan sahabat ayah dan bundanya. Beni menginginkan Bee menikah dengan anak semata wayangnya yang bernama Akbi. Namun Akbi telah memiliki kekasih, maka mati-matian Akbi menolak perjodohan tersebut. “Gue punya cewek dan gue cinta sama dia, harusnya gue nikahnya sama dia bukan sama lo!” ~Devano Akbi Marthadidjaya~ “Gimana kalau kita buat perjanjian? Biar Om Beni enggak kecewa, kita ikutin aja keinginan papamu ... hanya sampai aku lulus kuliah lalu mendapatkan kerja dan bisa menghidupi diri sendiri, trus kita bercerai, menolak keinginan om Beni lebih sulit dari pada mengajukan perceraian ke pengadilan ... setelah nikah nanti, hidup kita pasti akan menjadi miliki kita sendiri, kita mau cerai pun ... om Beni enggak akan bisa ngelarang, gimana?” ~Aurystela Akkeu Quenbee~

Lihat lebih banyak
Jangan Membenci Cinta Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
arwa
bagus ceritanya
2024-04-27 23:27:35
0
user avatar
Puji Lestari
suka banget baca novel ini ditunggu selanjutnya ......
2024-04-20 15:39:23
0
user avatar
Yani Zainum
novel yang enak di baca,tidak menye menye dan bahasanya mudah di pahami
2024-04-04 10:12:35
0
user avatar
merry
sudah baca juga dinovelme
2024-03-29 11:30:26
1
user avatar
Shu chade
Sy dh baca di platform lain... Suka sangat .........
2024-03-26 08:13:19
0
146 Bab
Tercetusnya Sebuah Perjanjian
Devano Akbi Marthadidjaya atau yang kerap disapa Akbi, memarkirkan mobil sedan mewahnya di pelataran parkir kampus Universitas terkemuka di Jakarta.Kedatangannya ke kampus tersebut bukan untuk menuntut ilmu tapi untuk mencari seorang gadis yang akan dijodohkan dengannya.Ia akan membujuk gadis itu agar menolak rencana Beni-sang Papa dan memintanya mengurungkan niat Beni untuk menjodohkan mereka.Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja Beni menginginkan Akbi menikah dengan anak dari sahabatnya.Bukan hanya karena Akbi telah memiliki kekasih, tapi gadis yang dijodohkan dengannya adalah anak dari wanita yang pernah dicintai sang Papa dan selama puluhan tahun terakhir nama wanita itu selalu menjadi bahan pertengkaran kedua orang tuanya.Akbi tidak mengerti bagaimana jalan pikiran Beni, Diana-sang Mama pasti akan sangat tersakiti dengan kenyataan ini.Maka dari itu Akbi berusaha agar perjodohan tersebut tidak pernah terjadi.Setelah cukup lama memperhatikan tulisan di kertas, Akbi
Baca selengkapnya
Kehilangan Terbesar
“Gimana kalau kita buat perjanjian? Biar Om Beni enggak kecewa, kita ikutin aja keinginan Om Beni ... hanya sampai aku lulus kuliah lalu mendapatkan kerja dan bisa menghidupi diri sendiri, trus kita bercerai, menolak keinginan Om Beni lebih sulit dari pada mengajukan perceraian ke pengadilan ... setelah nikah nanti, hidup kita pasti akan menjadi miliki kita sendiri, kita mau cerai pun ... Om Beni enggak akan bisa ngelarang, gimana?” Bee mengungkap ide yang tersimpan di benaknya.Sejujurnya ia telah menduga bila anak dari sahabat mendiang sang Ayah akan menolak pernikahan ini karena mereka tidak saling mengenal apalagi saling mencintai.Bee hanya tidak ingin membuat Beni kecewa dan melanggar wasiat Johan sehingga ia telah membuat rencana lain bila lelaki yang akan dijodohkan dengannya menolak pernikahan ini.“Trus cewek gue gimana?” tanya Akbi sambil menyandarkan tubuh pada sandaran kursi.Ia menolak tapi juga ingin mendengar solusi lain dari Bee bila keadaannya seperti itu.“Kamu mas
Baca selengkapnya
Terpaksa Menerima Perjodohan
Akbi mengetuk-ngetukkan penanya di atas meja, pikirannya melayang memikirkan tentang pertemua dengan Bee-gadis yang akan dijodohkan dengannya.Sama seperti dirinya, ternyata Bee juga terjebak dengan perjodohan ini.Menurut Akbi, Beni sangat licik karena telah menjadikan biaya rumah sakit Ayah Bee sebagai pengikat agar gadis itu mau mengikuti keinginannya.Padahal menurut pengakuan Aldo, Johan tidak sempat melakukan operasi karena ajal terlanjur menjemput.Beni hanya membayar biaya rumah sakit Johan selama beberapa minggu dirawat hingga membiayai jenazah sampai dikebumikan.Akbi meraup wajahnya dengan kedua tangan, ancaman Beni mengenai dirinya dan surat cerai yang akan dilayangkan kepada sang Mama begitu membebani pikirannya. FLASHBACK ON “Enggak, Pa! Papa enggak bisa seenaknya gitu nikahin Akbi sama perempuan lain! Papa ‘kan tau kalau Akbi punya pacar ... Akbi cuma mau nikah sama Anggit, titik!” Akbi berseru kemudian beranjak dari sofa ruang televisi.Ia begitu murka setelah lelah
Baca selengkapnya
Bukan Pernikahan Impian
Hujan yang semakin deras tidak membuat Bee mempercepat langkahnya.Ia menikmati ketika air hujan mengguyur dari kepala hingga kaki membuat basah seluruh tubuh.Sudah hampir satu jam Bee berjalan di trotoar menyebrangi kota untuk dapat tiba di rumah kontrakan.Uang yang Beni berikan dua minggu lalu hampir habis dan Bee harus hemat dalam memanfaatkan uang yang tersisa agar cukup hingga suatu saat nanti Beni mengabarkan kepadanya mengenai pernikahan.Jujur, saat ini Bee mengharapkan kekasih Akbi menyetujui rencananya.Anggaplah Bee gadis tidak memiliki harga diri, bersedia menikah dengan pria yang tidak dicintai demi masa depannya.Tapi ia memang sangat membutuhkan itu, Bee harus melanjutkan kuliah dan padatnya jadwal kuliah ditambah banyak mata kuliah yang harus dikejar karena setahun ke belakang waktu kuliahnya tersita untuk menemani dan mengantar Johan bolak balik ke rumah sakit.Kerja sambil kuliah tidak masuk dalam keadaan Bee saat ini, dan agar ia bisa lulus kuliah maka menikah den
Baca selengkapnya
Membujuk Sang Kekasih
“Yank ... yank, denger aku dulu!” Akbi memohon kepada kekasihnya.Sambil menghentakkan kaki, Anggit masuk terlebih dahulu ke apartemen mewah yang dibelikan Akbi.Perempuan itu begitu murka ketika sedang makan siang tadi di restoran mendengar ucapan Akbi yang menyebutkan bila lelaki itu telah dijodohkan dengan anak dari sahabat sang ayah.Meskipun Akbi menjelaskan bila sudah ada perjanjian antara dirinya dan gadis itu yang tidak akan mempengaruhi hubungan mereka selama satu tahun mereka menikah tapi tetap saja Anggit merasa ragu juga kesal.“Aku enggak rela jadi pelakor di mata publik padahal seharusnya dia yang menjadi pelakor,” sentak Anggit geram.“Sayang, denger dulu ... enggak ada yang jadi pelakor di sini, kamu tetap pacar aku dan perempuan itu juga aku hanya bersandiwara mengikuti keinginan Papa, kamu tau ‘kan gimana Papa? Dia akan mengambil semua fasilitas mewah ini dan mengirim aku ke Sydney kalau aku ga nurut sama keinginannya!” bujuk Akbi membuat Anggit sedikit melunak.“Gim
Baca selengkapnya
Mewujudkan Sebuah Lelucon
“Mau kemana?” tanya Verro ketika melihat mantan kekasih Kakak sepupunya lari terbirit-birit ke luar dari kelas.“Ada perlu sebentar,” Bee menjawab sambil menjauh.Verro berlari mengejar Bee hingga depan kampus.“Gue anter Bee, mang lo mau kemana sih?” tanya Verro dengan nafas tersengal.Lelaki itu membungkuk, telapak tangannya tersimpan di kedua lutut.Menghirup udara untuk memberi pasokan oksigen pada paru-paru setelah jauh berlari mengejar Bee.“Banyakin olah raga Ver,” celetuk Bee kemudian tertawa pelan menertawakan Verro yang kelelahan mengejarnya.Bee memberhentikan angkutan umum kemudian menaikinya.“Verro, ngapain ikut?” Bee mendorong tubuh Verro agar turun dari angkutan umum namun tenaga Verro cukup kuat sehingga tubuhnya bisa masuk sempurna ke dalam mobil tersebut.“Abis lo enggak jawab mau kemana, enggak mau dianter juga!” kesal Verro sambil mengelap keningnya dengan punggung tangan.Lelaki itu juga mengelap kacamatanya yang berembun dengan ujung kaos.“Ya ngapain juga kamu
Baca selengkapnya
Cincin Kawin
“Bee!!” Suara bariton seorang pria yang begitu familiar ditelinganya membuat Bee menghentikan langkah.Aldo, lelaki itu melambaikan tangan dengan ekspresi datar seperti biasa bahkan nyaris garang karena tidak pernah ada senyum di bibirnya.Bee memutar tubuh, melangkah santai tidak terburu-buru menghampiri Aldo.Pria itu datang ke kampusnya seperti ini pasti ada yang perlu disampaikan mengingat pernikahannya dengan Akbi hanya tinggal hitungan jam.“Ada apa Kak Aldo kesini?” Bee bertanya setelah sampai tepat di depan Aldo.“Lelet! Ayo masuk ke dalam mobil!” gerutu Aldo mencela namun tangannya menarik handle pintu mobil hingga pintu itu terbuka untuk Bee.“Mau kemana?” Bee bertanya kembali tanpa menyerah meskipun Aldo jarang menjawabnya.“Beli cincin kawin,” balas Aldo lalu menutup pintu mobil setelah Bee berada di dalam.Pria itu memutar setengah bagian mobil kemudian duduk di kursi penumpang di samping driver.Bee tidak bersuara selama perjalanan, ia termenung menatap jendela di sampi
Baca selengkapnya
Merasa Iba
“Bi, lepas ... kamu nyakitin aku!” protes Bee dengan nada rendah setelah menaiki lift yang membawa mereka menuju basement.Tatapan mata tajam Akbi langsung menghujam Bee yang juga kesal karena lelaki itu berbuat kasar.Sesaat mereka saling melempar tatapan tajam kemudian Akbi melepaskan cengkramannya di tangan Bee.Bee mengusap pergelangan tangannya yang sudah memerah kemudian meniupnya berharap bila nyeri dan warna merah itu akan pudar.“Lebay!” gumam Akbi yang masih terdengar oleh Bee.“Ini merah Bi, trus sakit ... kamu terlalu kencang narik tangan akunya,” balas Bee dengan suara rendah dan lebih tenang.Akbi tidak sudi menjawab, bibirnya bungkam hingga keduanya berada di dalam mobil.“Bi, aku lapar ... bisa kita makan dulu?” Akbi berdecak sebal kemudian menatap Bee sekilas sambil menautkan alis.“Gue mau ketemu Anggit, dia udah nungguin gue ... lo pesen makan aja dari rumah,” balas Akbi ketus.“Oh ... ya udah.” Setelah mendengar kalimat itu, Akbi menginjak pedal gasnya kencang me
Baca selengkapnya
Perasaan Asing
“Ngapain lo di sini? Sama cewe cantik lagi ... tumben lo selingkuh dari si artis itu,” adalah Raka, sahabat Akbi yang paling senang berseloroh.Akbi malas menjawab, ia menenggak air di gelas hingga tandas.“Mana motor gue, balapan di mana sekarang?” tanya Akbi.“Nih kuncinya, tapi sekarang lo harus hati-hati ... si David ikut juga, dia saingan berat lo!” kata Zidan yang baru saja memasuki tenda.Akbi berdecih, meremehkan kemampuan lawannya yang menurut Akbi masih jauh di bawah dirinya.“Kamu temennya Akbi? Namanya siapa?” Raka bertanya dengan suara pelan sambil mengulurkan tangan.“Jauhin tangan lo dari dia,” sentak Akbi tegas membuat Raka menarik kembali tangannya tapi Bee malah menyambarnya.“Aurystela Akkeu Quinbee ... panggil aja Bee,” ucap Bee sambil menjabat tangan Raka.Akbi menatap Bee tajam hingga terdapat kerutan di antara alisnya, baru saja dalam hati ia memuji sikap Bee yang melayaninya dengan baik kini gadis itu malah menyambut tangan lelaki lain dengan ramah.Lalu kenapa
Baca selengkapnya
Menikah
FLASH BACK ON “Siapa si Bee itu?” Zidan bertanya kepada Akbi sementara Raka sibuk mengecek motor yang akan dipakai balapan oleh sahabatnya.Tatapan Akbi menerawang ke depan seperti sedang mengamati track tempatnya balapan tapi Zidan yang sudah cukup lama mengenal Akbi, mengetahui bila tatapan itu kosong.Akbi mengembuskan nafas kasar kemudian menjawab, “Anak dari sahabat bokap gue semasa kuliah dan besok gue mau dinikahin sama dia.” “Waw ... selamat, bro! Lo beruntung!” Zidan berseru bahagia sampai bertepuk tangan lalu mengulurkan tangan untuk Akbi jabat namun Akbi hanya melihat tangan Zidan yang menggantung dengan tatapan tajam sesaat kemudian mengalihkan tatapannya kembali ke arah jalan.“Kenapa? Kalau lo enggak suka buat gue aja!” cetus Zidan dengan ekspresi serius.“Gue mau ko gantiin lo nikahin dia, besok ‘kan?” tambah Zidan lagi namun aura kelam yang membayangi wajah Akbi malah semakin pekat.“Apaan, tadi gue mau salaman cuma ngajak kenalan aja malah dibentak sama dia!” gerutu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status