Share

Bab 6 Pengantin Baru yang Mesra

“Johanna!” teriak Radi.

“Oke!” Anissa tertawa marah dan mengangkat tangannya untuk bertepuk tangan. “Sifat ibu pasti akan menurun ke putrinya, karena itulah yang akan diajarkan. Aku sudah melihatnya sekarang.

Ketika mendengar cerita Chelsea beberapa hari lalu, Anissa masih tidak begitu percaya.

Kini Anissa yakin kalau Johanna tak hanya menilai orang dari status dan apa yang bisa diberikan orang itu padanya, tapi juga kejam!

“Cepat, tampar dia, biar dia tahu apa yang disebut aturan!”

Mendengar perintah tersebut, dua pengawal bergegas maju. Satu menahan Johanna dan yang satunya lagi menamparnya tanpa ampun.

Suara tamparan dan jeritan menggema di ruang tamu, sementara Shania menangis dan berteriak agar mereka berhenti.

Chelsea diam-diam merasa senang. Dia hanya merasa kesal karena tidak bisa memukul Johanna sendiri.

Pada saat ini, pengawal yang berjaga di pintu melihat sebuah Rolls-Royce Phantom melaju masuk ke halaman. Nomor plat mobil itu sangat familier.

Seseorang keluar dari mobil itu. Ketika pengawal itu melihat dengan jelas siapa orang itu, dia sangat terkejut dan bergegas ke ruang tamu untuk melapor. “Bu Anissa, Den Ferdy … Den Ferdy datang.”

Anissa terkejut dan tampak tidak percaya. “Ferdy datang?”

Sejak kehilangan penglihatannya, Ferdy tidak pernah keluar dari kamarnya dan menolak mendengarkan nasihat siapa pun.

Mengapa cucunya itu bisa datang ke rumah keluarga Soraya hari ini?

Benar-benar tidak bisa dipercaya!

Sampai-sampai, ketika dia melihat Ferdy masuk ke pintu dengan tongkatnya, Anissa masih merasa seperti sedang bermimpi.

Kedatangan Ferdy membuat semua orang di ruang tamu terdiam. Semua orang menatapnya dengan mata terbelalak, bahkan tak berani bernapas.

Dia memecah keheningan dan berkata, “Nenek, mana boleh Nenek yang membawa istriku bertamu ke rumah keluarganya?”

Bertamu ke rumah keluarga?

Semua orang terkejut lagi. Apa maksudnya ini?

Ferdy seperti sedang mencari seseorang, “Di mana Chelsea?”

Chelsea langsung menyahut, langsung berlari ke arah Ferdy. “Ferdy, kenapa kamu datang ke sini?”

“Aku bangun dari tidur siangku dan nggak menemukanmu. Aku tanya ke pelayan, baru tahu kalau kamu keluar dengan Nenek.”

Ferdy mengulurkan tangannya, dan Chelsea segera menggenggam tangannya penuh pengertian. Keduanya tampak seperti pengantin baru, yang saling mencintai!

Bagi orang luar, pemandangan itu susah dikomentari.

Orang buta dan orang jelek. Semanis apa pun kelihatannya, itu tidak membuat mereka iri.

“Nenek, aku membawakan beberapa hadiah untuk ayah dan ibu mertuaku. Aku minta bantuan nenek untuk menyerahkannya.”

Ferdy tidak bisa melihat dan tidak tahu betapa kacaunya situasi di depannya. Dia hanya ingin segera membawa Chelsea pulang.

Chelsea bisa merasakan keringat dingin di tangan pria itu. Dia langsung paham. Dia menoleh ke arah Anissa dan bertanya, “Nenek, apa boleh aku mengantar Ferdy pulang dulu?”

Anissa mengerutkan kening. Dia melihat ke arah Chelsea sekali lagi, dan merasa panik dalam hati.

Namun, Ferdy baru keluar dari kediaman keluarga Milano untuk pertama kalinya hari ini, demi wanita itu!

Kini situasinya sangat memalukan, Anissa sedikit bingung.

Setelah ragu-ragu sejenak, Anissa hanya bisa melambaikan tangannya dan berkata, “Lupakan saja, kalian pulang dulu saja. Biar Nenek yang mengurusi sisanya.”

Chelsea memegangi dan menuntun Ferdy keluar, tapi tiba-tiba teringat sesuatu. Dia menghentikan langkahnya dan kembali menatap Radi.

Dia berkata dengan sedih, “Pa, kapan Papa bisa memberiku mas kawinku?”

Itu adalah janji Radi pada Chelsea sebelum menikah, yaitu mengembalikan mas kawinnya. Kali ini, dia sengaja menanyakan hal ini di depan Anissa, sehingga ayahnya itu tidak bisa menolak lagi.

Mendengar itu, raut muka Radi menjadi semakin masam. Dia hanya bisa menjawab dengan berani, “Oke, Papa akan mengambilnya sekarang.”

Johanna tahu apa yang diinginkan Chelsea. Matanya seolah sudah keluar api karena kesal!

Chelsea pasti melakukannya dengan sengaja!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status