IBU PALSU MAHAMERU

IBU PALSU MAHAMERU

Oleh:  Adinasya Mahila  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
30 Peringkat
95Bab
30.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Demi mempertahankan anak yang selama ini dia rawat, Gama membujuk Sabrina untuk berpura-pura menjadi istrinya. Hal ini Gama lakukan agar ibu kandung Maha – putranya, tidak bisa dengan mudah memenangkan hak asuh. Sabrina yang awalnya menolak keras, akhirnya menerima demi membayar cicilan. Namun, bisakah dia melawan perasaannya untuk tidak jatuh cinta ke Gama? Lalu kenapa tiba-tiba setelah lama menghilang, ibu kandung Maha kembali dan menginginkan anak itu? “Maha mungkin tidak punya ibu, tapi dia bukan anak broken home. Aku sama sekali tidak ingin dia broken hope (kehilangan harapan) untuk memiliki ibu.” ~ Gama

Lihat lebih banyak
IBU PALSU MAHAMERU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Ummi Khai
novelnya kak Na, never failed lah
2024-02-29 13:30:49
0
user avatar
Alvin Subeki
Mahaaaaa, jatuh cinta deh sama maha ...
2023-07-15 18:27:59
0
user avatar
Alvin Subeki
Baguuuuussss
2023-07-05 22:34:20
0
user avatar
Wida
smngt terus thor
2023-06-15 20:31:30
0
user avatar
ALYATUSANl
Ibu bidadari di sini juga kak...
2023-05-08 21:44:41
0
user avatar
Surya Suwita
pasti bagus...pasti...
2023-05-04 14:55:40
0
user avatar
Marwah Cacabila
yes ponakan onlen ada disini....
2023-05-04 13:20:44
0
user avatar
Key Cantik
semangat terus ka na ............
2023-05-04 08:55:04
0
user avatar
Key Cantik
yuk kita hidupin nyalain bintang nya buat ka na ............
2023-05-04 08:54:26
0
user avatar
Arie Wibowo
novel ini bener bener keren...
2023-05-04 05:28:48
0
user avatar
Devi Pramita
gk nyesel yg baca buat nagih
2023-05-04 01:10:23
0
user avatar
Devi Pramita
hadir kak na mahameru .........
2023-05-04 01:09:59
0
user avatar
kak rose
Daebak...Ceritanya bagus syekallliii !!! Rugi yg gak baca...Aku termaha-maha...Sabrina, kudoakan agar pak Gama terbucin bucin ke kamu.
2023-05-03 22:06:47
1
user avatar
aidah_ratna
thanks kk naa, akhirnya bisa baca maha di GN, sukses slalu yaa kk......
2023-05-03 21:34:55
0
user avatar
Tia Dea
bagus banget,akhirnya bisa baca Mahameru di goodnovel
2023-05-03 20:41:45
0
  • 1
  • 2
95 Bab
Bab 1 : Tidak Punya Istri
~ Happy Reading ~“Maha sudah berapa kali Papa bilang, tante Bening itu istri Om Glass. Tidak boleh bilang begitu lagi ya, Nak!”Pria bernama lengkap Lintang Gutama itu entah sudah berapa kali membujuk putranya yang beberapa minggu lagi berumur lima tahun. Bukan tanpa alasan Gama melakukan ini. Ia hampir saja terlibat adu jotos dengan Glassio, suami dari wanita bernama Bening yang ingin dijadikan ibu oleh Mahameru – putranya.“Mama itu bukan mainan Maha, tidak bisa diminta sembarangan,” imbuhnya.“Semua temanku punya mama, tapi kenapa aku tidak punya? Mereka selalu diantar dan dijemput mama sama papa, bahkan Olla juga dijemput mommy dan daddy-nya, tapi kenapa aku selalu tidak? Aku mau tante Bening, aku mau dia jadi mamaku!”Maha, bocah itu memalingkan badan dan bersedekap dada. Dia demam dan tidak mau sedikitpun makan dan minum. Pembantunya yang biasa mengurus hanya bisa diam melihat pemandangan itu dari dekat pintu kamar.“Maha, Papa tidak tahu dari mana diturunkannya sifat keras kep
Baca selengkapnya
Bab 2 : Hari Pertama
“Masih tidak mau turun? Papa sudah terlambat pergi bekerja Maha,” ucap Gama ke putranya yang masih tak mau beranjak dari kursi penumpang.Sebagai seorang pria tak berpengalaman seperti Gama, mengurus anak seorang diri sampai sejauh ini bukanlah perkara mudah. Dia pernah frustrasi dan nyaris menyerah, tapi setiap kali perasaan itu muncul hati kecilnya selalu berkata, bahwa Maha hanya memiliki dirinya. Gama pun tak tega ke bocah yang kini sudah mulai banyak maunya itu.Maha diam bak patung, matanya terus menatap dashboard mobil tanpa mau menoleh ke arah pria yang mengajaknya bicara. Bukan pertama kali ini saja Maha malas-malasan pergi ke sekolah. Setiap kali keinginannya tidak dipenuhi, maka anak itu pasti akan merajuk dan hal ini membuat Gama tidak bisa melakukan apa-apa.“Maha, Tabebe tidak mungkin bisa menjadi ibumu, Nak. Jadi Papa tegaskan sekali lagi, Tabebe tidak akan jadi ibu Mahameru Gutama.Titik.”Mendengar ucapan sang papa Maha merasa sedih, bibirnya yang mengerucut sudah berg
Baca selengkapnya
Bab 3 : Menjemput Maha
“Sab, Sabrina! Kamu bisa bawa mobil ‘kan?”Gama menyembulkan kepala dari pintu ruangannya, sedangkan Sabrina masih duduk termenung membayangkan harus berkata apa pada mas Dodot tetangganya yang bekerja di sebuah dealer mobil.Beginilah akibatnya jika terlalu gegabah dan tidak membaca kontrak dengan baik. Awalnya Sabrina pikir pekerjaan menjadi asisten Gama sangat mudah, tapi membayangkan harus berurusan dengan putra pria itu membuatnya ketar-ketir.“Sabrina!” panggil Gama untuk yang ketiga kali. Meski dia tahu bahwa asistennya diwajibkan bisa mengendarai mobil, tapi tetap saja Gama ingin memastikan. Jangan sampai SIM yang dijadikan data pendukung Sabrina ternyata hasil nembak.“Sab!”“Iya Pak!” Sabrina akhirnya bangkit dari kursi. Ia bergegas menghampiri Gama yang sedikit heran dengan tingkahnya. “Bagaimana Pak?” tanyanya kemudian.“Sudah saatnya aku pergi ke PG Group, jam tiga nanti kamu tolong jemput putraku Maha dan antar dia ke rumah, di sana sudah ada Bik Mun yang menunggu, sete
Baca selengkapnya
Bab 4 : Wanita Hercules
“Apa asisten Anda baru lagi, Pak?”Pertanyaan bik Mun dijawab Gama dengan anggukan kepala. Pria yang baru saja pulang dan sedang duduk melepas sepatunya itu mengerutkan kening. Setelahnya Gama balas melempar pertanyaan ke bik Mun sambil meletakkan sepatu ke rak dan berjalan masuk. “Bukankah aku sudah memberitahu Bibi? aku sudah mengirim pesan.”“Kuota saya habis Pak. Belum beli.” Bik Mun tertawa aneh sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.Mendapati sang majikan bersikap santai seolah tak terjadi apa-apa, Bik Mun pun menceritakan bagaimana kondisi asistennya saat mengantar pulang Maha tadi. Bak pembawa acara gosip, wanita itu menjelaskan penampilan Sabrina yang begitu acak-acakan. Menurut cerita yang dia dapat dari Maha, gadis itu terlibat perkelahian dengan ibu dari teman sang putra yang tiba-tiba saja menarik rambut dan menamparnya. Bik Mun bahkan memperagakan beberapa adegan yang ceritanya dia dapat dari bocah itu.“Mereka sampai dipisah oleh dua satpam, dua guru dan
Baca selengkapnya
Bab 5 : Bertemu Kepala Sekolah
“Kamu rapi banget, apa mungkin kemarin kamu salah kostum dan dimarahi bosmu?”Mirna memindai penampilan putrinya pagi itu. Sabrina yang belum menceritakan peristiwa perkelahian akibat ulah anak sang atasan hanya bisa mencebik lalu duduk. Ia mengangkat piring dan langsung mengambil satu centong penuh nasi. Namun, Sabrina kaget karena Mirna malah menahan tangannya. Wanita yang melahirkannya itu mengambil alih centong nasi sambil geleng-geleng. Alih-alih menambah porsi nasi di piring Sabrina, Mirna malah mengembalikan separuh nasi itu lalu mengingatkan putrinya untuk diet.“Jaga penampilan kamu, kamu itu kerja di agensi model.”“Ya ‘kan cuma kerja Bu, bukannya aku modelnya.” Sabrina merajuk, dia pandangi nasi dipiringnya yang tinggal sedikit, tapi tak mengapa melihat telur dadar dia langsung mengambil dua. Terang saja Murni langsung memukul tangannya dengan centong nasi yang masih dipegang. “Iya tapi kamu setiap hari ketemu model, bosmu saja model, kamu mau kontrakmu nggak diperpanjang
Baca selengkapnya
Bab 6 : Punya Mama Sab
“Aku punya ibu.”Beberapa menit yang lalu Maha kembali berdebat dengan Kenzo. Bocah yang umurnya hanya terpaut beberapa bulan saja itu sudah berdiri berhadapan dan adu argumen. Maha bahkan sudah menampilkan wajah masam dengan mata menyipit. “Tidak punya, kamu itu cuma punya papa, jangan bohong!” Kenzo, teman sekelas yang paling menyebalkan untuk Maha. Entah kenapa mereka seperti musuh bebuyutan, padahal sama-sama bau kencur, tapi soal sombong menyombong sudah melebihi orang dewasa. Dua murid berseragam olahraga itu masih saja berdebat di ruang senam sekolah mereka, hingga Miss Farah - sang guru mendekat. Ada perintah dari atasannya untuk mengajak dua anak itu ke ruang kepala sekolah.“Maha, Kenzo kenapa sih kalian berdua itu tidak bisa rukun? Miss sampai bingung atau Miss yang salah ya? Tidak bisa mengajari kalian bagaimana cara berteman yang baik?” Miss Farah menggandeng Maha dan Kenzo di kiri dan kanan, sedangkan dua bocah itu berjalan sambil menunduk. Seolah sadar akan kesalahan
Baca selengkapnya
Bab 7 : Keceplosan
“Anak? Kamu punya anak?”Bagaskara – ayahanda Naura nampak terkejut dengan apa yang disampaikan oleh putrinya. Pria yang rambutnya sudah hampir putih seluruhnya itu geleng-geleng kepala. Ia menolak apa yang baru saja diucapkan oleh Naura, sedangkan suami putrinya yang bernama Adam hanya bisa duduk dan terdiam.Naura mengatakan yang sejujurnya pada Adam, dan pria itu tak menujukkan rasa kecewa sama sekali. Hal ini bukan tanpa alasan, karena Adam sangat mencintai Naura, istrinya itu bahkan menangis semalaman karena vonis dari dokter kandungan. Belum lagi Naura juga meratap dan berulang kali menyesali perbuataannya karena sudah membuang anaknya sendiri.“Apa kamu sudah gila?” Bagaskara berdiri, tajam matanya menatap sang putri yang terus saja menunduk.“Pa, jangan salahkan Naura. Semuanya sudah terjadi di masa lalu, Papa harus sadar niatan Naura baik. Dia ingin anak itu kembali untuk meneruskan garis keturunan keluarga.” Adam membela, tapi bentakanlah yang dia dapat dari sang mertua.“Ap
Baca selengkapnya
Bab 8 : Kebun Binatang
“Kenapa kakak memakai baju seperti ini?”Sabrina yang hari itu datang ke kebun binatang mendapat keluhan dari putra atasannya. Gadis berumur dua puluh empat tahun itu tidak menyangka bahwa meski masih kecil, tapi sebagai anak seorang model, selera fashion Maha sangat tinggi, bahkan jauh di atasnya. Anak itu baru berkomentar bahwa dandanannya lebih mirip pekerja kantoran ketimbang ingin jalan-jalan.Sabrina mencebikkan bibir, dia berharap Gama yang sedang berada di kamar mandi segera datang untuk menyelamatkannya dari Maha yang menurutnya sedikit menyebalkan. Entah kenapa tiba-tiba saja bocah itu tidak seramah beberapa hari yang lalu saat memeluknya dan memanggilnya Mama. Pasti ada sesuatu, Sabrina curiga Gama mengatakan sesuatu yang tidak baik tentangnya.“Harusnya kakak memakai kaos seperti aku dan yang lain.”Karena ucapan Maha, Sabrina pun melihat sekeliling. Matanya tertuju pada orang-orang yang memakai baju berwarna merah muda bertuliskan study wisata dengan logo sekolah internas
Baca selengkapnya
Bab 9 : Mirip Maha
Entah berapa kali Sabrina harus mondar-mandir pagi itu. Sebagai asisten Gama dia harus ikut serangkaian pemotretan yang dilakukan bosnya. Ia benar-benar sibuk, bahkan karena berangkat pagi untuk mengejar angkutan yang datang pertama, gadis itu melupakan sarapannya. Sabrina sudah sedikit merasa pusing, tapi dia memilih menenggak air mineral sebanyak-banyaknya. Padahal dia bisa saja meminta izin sebentar keluar mencari roti atau sekadar camilan pengganjal perut di minimarket yang tak jauh dari studio. Namun, pikiran gadis itu memang tidak dia bisa ditebak. Ia memilih duduk lesehan di bagian paling belakang studio sambil melihat bosnya melakukan pemotretan bersama empat model lainnya.Sabrina tersenyum sendiri karena malu. Sepertinya benar kalau melihat orang tampan bisa membuat kenyang. Ia sejenak melupakan perutnya yang keroncongan karena belum sarapan.Sementara itu, Gama nampak sedikit tidak fokus. Beberapa kali fotografer harus mengulangi pengambilan gambar karena pose dan ekspresi
Baca selengkapnya
Bab 10 : Sabrina Car Wash
Sabtu pagi, hari di mana Bianca harus dibuat pusing dengan kelakuan kakak iparnya. Felisya mengajaknya untuk datang ke rumah Sabrina. Felisya dengan mudah bisa mendapat alamat gadis itu, tentu saja dibantu oleh orang dalam di agensi tempat Gama bekerja. Bianca mencebik kesal, dia seharusnya bisa tidur dengan nyaman atau sekadar menghabiskan waktu bermesraan dengan suaminya - Skala. Meski tidak bisa dibilang masih muda tapi untuk urusan asmara Bianca masih semangat empat lima, tak kalah saing dengan anak dan menantunya.“Awas kalau sampai ketahuan Gama, aku tidak mau ikut menanggung akibatnya,” ucap Bianca saat Felisya memaksanya masuk ke dalam mobil.“Tenang saja, aku hanya ingin melihat bagaimana keseharian gadis itu, ibunya punya bisnis cucian dan aku ingin berpura-pura mencuci mobil di sana,” kata Feliya dengan santai, dia injak pedal gas untuk melajukan mobil, sudah tak sabar rasanya wanita itu mengorek informasi tentang Sabrina.__“Kamu sepertinya sudah gila, Fel!”Hinaan dari
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status