Share

3. Aku Harus Patah Hati?

Bukankah ini akan sangat menyakitkan?  melihat dia yang kau cinta akan menyatakan perasaan pada yang lain? berita buruknya kamu yang harus mengabadikanya.

"aku bahkan harus tetap tersenyum."  Seorang gadis berponi throung bang dengan rambut lurus nya itu berbicara didalam hati . Dengan terus mengabadikan moment yang ada didepanya.

*****

Elang memasuki kelas yang pintunya masih ditutup. X IPA 1 tertulis dibagian atas pintu.

"Sorry telat." Elang melakukan highfive dengan ketiga sahabatnya, lalu menyerahkan lima tangkai mawar yang baru saja dicuri olehnya.

"Kok yang satu beda lang? " Deo menanyakan kenapa ada satu bunga mawar putih diantara 4 mawar merah.

"Buru buru tadi jadi sedapetnya." Elang menjawab asal.

"Yaudah buat elu aja ni yang putih. BTW thank you Lang." Deo cengengesan mengucapkanya.

"Jadi anak durhaka gue Dey, gara gara elu!" Elang duduk di kursi samping Deo.

"Rekor ni lu mau bikin dosa lang. Hahaha." seperti biasa Reno akan nyinyir.

"Nyolong kembang lagi." Dito masih tak percaya apa yang dilakukan Elang

"Demi sahabat gue ini." Elang menyenderkan punggungnya.

"Gue udah ngasih tau Wilda tadi buat nemuin Elu kesini . Bentar lagi mungkin kesini." Elang kembali memberi informasi pada sahabatnya.

"Yaudah ayo siap siap. nah elu ntar berdiri disini lang disamping Reno pegang ni tulisan." Deo menyerahkan sebuah kertas bertuliskan H.

"Elu tapi yakin di Terima dey? taunya ntar ditolak." Reno kembali membuat lelucon leluconnya.

"Yakin lah seratus persen, 1000% malahan!" Deo berucap penuh keyakinan.

Deo berkata begitu bukan tanpa alasan. Karna selama masa pendekatan ini Wilda memberi respon yang sangat baik.

Deo teringat saat Wilda membawakanya makanan setiap pagi.

flasback on

"Deo kamu udah sarapan? Aku bawain bekal buat kamu. Emm aku bawa dua si, yang satu buat temenmu. Aku liat dia jarang sarapan di kantin."  Wilda memberikan dua kotak bekal makanan pada Deo. Satu kotak berwarna biru polos dan satu kotak lagi berwarna pink dengan motif gambar hati.

"Emmm yang buat Deo yang ini."  Wilda menunjui kotak warna biru.

"Biru kan warna favorit ku." Deo membatin dalam hati.

Setelah itu rutin setiap pagi Wilda membawakan dua bekal untuk Deo. Membuat Deo lama kelamaan luluh hatinya.

"Gimana masakan aku? enak? dimakan ngak?" Wilda antusias menanyakan rasa masakan ya pada Deo.

"Enak banget. kata Elang juga enak banget. Dito sama Reno juga ikutan makan. Dito sampai pengen nambah." Deo senang melihat antusias Wilda.

"Beneran? dia bilang gitu?" Wilda terlihat begitu senang dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Yaudah mulai besok aku bakal terus bawain . Makasi Deo." Wilda pergi melangkahkan kakinya dengan wajah yang sumpringah.

"Bukanya aku yang harus makasih?" Deo berfikir dengan bingung. Kenapa jadi Wilda yang lebih senang.

Selanjutnya mereka sering bertukar pesan. Wilda sering mengirimi Deo pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp. Bahkan menfollow semua akun sosial medianya.

Semakin hari Wilda semakin aneh. dia sering bertanya apa Deo punya waktu. Kemudian menanyakan segala sesuatu yang Deo suka.

"kamu suka music apa?" wilda memulai pembicaraan malam ini. Iya tadi wilda mengajak Deo bertemu untuk sekedar makan malam.

"aku suka music roll and roll." Deo memperagakan gaya roker di hadapan Wilda. Membuat perempuan yang ada di depannya tertawa.

"Temen temen kamu juga suka music itu? emm Dito Rino atau Elang misalnya?"  Wilda kembali membuka percakapan.

"Iya aku Elang Dito Rino itu punya selera yang sama. music warna baju bahkan sampai cewek."  Deo hanya berusaha membual saja sebenarnya. Tentu saja ada beberapa hal yang berbeda diantara mereka berempat.

"Serius? kalau menurut kamu aku gimana? masuk ngak kriteria ngak? " tiba tiba Wilda berbicara aneh .

Kriteria? apa Wilda sedang menunjukkan perasaannya? Deo berfikir begitu. Mulai sejak itu Deo yakin bahwa Wilda menyukainya. Untuk itu hari ini Deo memutuskan Untuk menyatakan perasaanya.

Karna dia yakin Wilda pun menyukainya.

Flasback Off

"Ngehalu terosssss." Dito membuyarkan lamunan Deo.

"Ehh bentar deh bukanya kita butuh dokumentasi moment ini? " Reno mengusulkan pada teman temannya.

"Trus siapa? Kita kan udah ada jobdrib sendiri sendiri? " Deo menimpali ucapan teman temannya.

"Lagian yang lain lagi pada sibuk Class meeting. Pasti pada ngak mau lah."

Saat ini sekolah memang sedang disibukkan dengan acara Class Meeting. Sebagai tanda selesainya kegiatan semester genap tahun ini dan akan dimulainya tahun ajaran baru.

"Yaudah biar aku aja yang nyari." Elang berinisiatif mencari orang yang bisa mendokumentasikan moment penting sahabatnya.

Diluar kelas Elang melihat seorang gadis duduk sendirian sedang memainkan ponselnya. Gadis itu hanya terlihat punggungnya.

"Hai boleh minta tolong?" Elang menepuk punggung gadis itu.

Gadis itu menoleh kearah Elang. Dan sukses membuat Elang terpana. Matanya yang sipit tapi tajam. Kulit putih nya yang kini kemerahan karna sinar matahari serta bola mata yang berkibar indah. Sangat cantik batin Elang.

"Kenapa?" gadis itu bertanya sambil menyematkan rambutnya.

Elang masih memandang gadis itu takjub. Kenapa dia tak pernah melihat gadis ini sebelumnya?.

"Emm itu boleh minta tolong videoin acara ku sama temen temen?" Elang akhirnya tersadar setelah tersedot pesona si gadis itu.

"Oh. Iya boleh" Hanya itu yang ia katakan. Lalu Gadis itu berdiri dari tempat duduknya.

"Dimana? "

"Disana ,disana" Elang yang sejak tadi masih memandang gadis itu gelagapan menjawab.

Elang jalan duluan kemudian diikuti gadis itu dibelakangnya.

Andai sedang tidak buru buru. Pasti akan mengajaknya berkenalan. Tapi Deo pasti sudah menunggunya.

*****

Diruangan Kelas

"Lang..lang untung lu cepet dateng. Wilda udah mau kesini. Lu standby ya." Deo memberi perintah pada Elang.

"Oke oke." Elang mengiyakan perintah Deo

"Emm kamu nanti ambil gambarnya dari sini ya." Elang mmenunjukkan area pojok depan kelas. Sementara gadis itu hanya menggangguk.

"Nanti kamu shoot pas wajah Wilda sama Deo ya." Elang agak sungkan mengatakannya, bagaimanapun mereka baru kenal tidak mungkin menyuruh nyuruh.

"Ini acara apa? "

belum sempat Elang menjawab terdengar ada  yang akan masuk ke kelas yang mereka tempati.

"Ayo ambil posisi masing masing Wilda udah mau nyampe." Deo terlihat tergesa gesa.

Semua sudah diposisi masing masing ketika Wilda sampai di dalam kelas.

Terrlihat ketara sekali Wilda kaget dengan suasana kelas yang Menjadi penuh bunga. apalagi di sisi belakang Kelas terlihat Elang dan kedua temannya berdiri.

Hari ini akan menjadi hari paling menyenangkan untuknya. Begitu fikir Wilda.

Wilda tersenyum dan berjalan menuju Elang sebelum sebuah suara menghentikanya.

"Wilda aku tak tau ini terlalu cepat atau tidak?" Deo berlutut didepan Wilda.

"Tapi kebersamaan kita selama ini berhasil mengisi hatiku." Deo melanjutkan ucapanya. Diikuti ketiga temanya yang mulai membuka kertas yang di pegang.

Mereka bergantian membalik kertas yang dipegang

"S Sa." Dito mengucapkan arti tulisan yang dia bawa.

Di ikuti Reno yang membaca tulisan di kertasnya "R Rang."

"H hae." Elang melanjutkan kata yang diucapkan ke dua sahabatnya.

"SARANGHAE Wilda. Kamu mau jadi pacarku?" Deo mengeja dengan sempurna kata kata yang di susun para sahabatnya.

"Deo ini kamu yang nembak aku?" Wilda kembali memastikan apa yang baru dia dengar.

"Iya Wilda. Aku Ardeo meminta Wilda Khaira menjadi Pacarku. Seseorang yang akan mengisi hari hariku." Deo masih berlutut sambil membawa bunga mawar.

"Deo... " Wilda terlihat berkaca kaca. Matanya dari tadi terus bergerak tak tentu arah. Sesekali melihat ke arah belakang. Tempat teman teman Deo berdiri dengan selembar kertas.

"Kamu mau nerima aku kan?" Deo mengulang pertanyaanya.

Wilda hanya diam lama. Terlihat dia menahan air matanya. Mengatur suaranya untuk kemudian menjawab Deo.

Sementara di pojok depan kelas terlihat pemandangan yang tak kalah menyedihkan. Tangan gadis yang merekam semua dokumentasi ini bergetar hebat.

Pertanda sang empunya sedang menahan tangis yang tak kalah menyayat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status