Share

2.Dia Akan Menyatakan Cinta?

Sebenarnya dalam suatu hubungan bukan masalah siapa yang benar siapa yang salah. Hanya saja terkadang sesuatu memang tak cocok mau sekeras apapun kita memaksa. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri.

Ini bukan kali pertama aku memperhatikanya. Aku sering melihatnya diam diam. Entahlah sejak pertama melihat dia aku rasa aku menyukainya. Apakah cinta pandangan pertama itu nyata adanya?

"Rasanya sangat sakit melihat dia memilih yang lain. Tapi aku bisa apa? bahkan mungkin dia tak menyadari keberadaanku. Menyedihkan."

*****

Deo Pov

Kelas Sudah ku isi penuh dengan bunga kertas yang kubuat berhari hari. Aku menyulap kelas menjadi meriah dengan bantuan teman temanku. Hari ini akan sangat bersejarah. Aku akan menyatakan perasaanku pada Wilda.

"Will you marry me?" Ucapku mempraktekkan kata kata yang akan ku ucapkan pada Wilda.

Yang sukses dihadiahi jitakan oleh Reno. Temanku yang super nyinyir itu.

"Lu kata kita mau lamaran? "

"Grogi gue Ren. Oke oke ulang ya. Wilda dari pertama aku ketemu kamu aku merasakan getaran getaran.. "

"Gempa." Dito menyaut kata kata yang belum sempat ku selesaikan. Dasar gila emang mereka.

Aku segera melotot ke Dito. Karna membuyarkan kata kata yang susah susah ku susun. "Jangan bercanda lu To. Serius ini" Aku berusaha memperingatkan Dito.

"Lagian lu mau nembak cewek ribet gitu, langsung aja bilang Wilda mau ngak jadi pacarku . Simple." Dito memberi saran kepadaku.

"Lu pegang gini tangannya. Lu tatap matanya" Dito mengajarkan cara menembak Wilda yang ia praktekkan sambil memegang tangan Reno. Membuatku terkikik geli.

"Jijik gue" Reno menoyor kepala Dito.

" Ya pokok nya gitu lah. Jangan lebay" Dito kembali memperingatkan ku.

Aku menoleh kekanan kekiri karna tak menemukan Elang. Kita kan empat serangkai. Kenapa Elang belum datang.

"Elang lagi nyuriin bunga buat elu" Reno yang sepertinya paham apa yang ku fikirkan menjelaskan kepadaku.

"Anjay calon pacar pertama gue dikasih bunga curian, emang ngak ada akhlak tu si Elang" Aku bangga sekaligus miris. Bangga karna solidaritas Elang tinggi. Tapi miris karna itu bunga hasil nyolong.

"Tenang aja itu Bunga emak nya. Jadi ngak begitu haram. Setengah haram lah" Dito yang otaknya memang sedikit gesrek mencoba mencari pembelaan.

" Lu berdua nyumbang apaan buat acara ini" Aku meminta keterlibatan mereka di acara ini.

"Weh santuy boss. Kita itu orang yang berguna bagi Nusa Bangsa Agama Negara Orang tua dan tentu saja teman tercinta" Reno dengan sombongnya mengatakanya.

"Keluarin Hasil kreativitas kita To. Kasih liat dia" Reno menepuk nepuk punggung Dito keras. Hingga hampir saja dihadiahi tamparan.

Dito berjalan ke mejanya dan mengambil sesuatu dari dalam laci, sebuah kertas pelangi berbentuk persegi.

Dito memegangi kertas itu. Dibantu Reno. terdapat tiga kertas. Dua kertas di pegang Dito satu kertas di pegang Reno.

"S R H" Aku membaca masing masing tulisan yang ada pada kertas yang dipegang kedua sahabatku.

"Artinya apaan?" Aku masih tak mengerti apa maksud mereka.

"Jadi nanti gue Reno sama Elang bakal megang ni kertas. Gue megang huruf S Reno megang huruf R Elang huruf H. Sementara elu ntar megang bunga mawar hasil Elang nyolong" Dito menjelaskan panjang lebar rancangan idenya.

Sementara aku hanya menganggguk ngangguk mengerti arah omongan Dito. "Trus? " Aku kembali meminta penjelasan lebih detail.

"Nah pas Wilda datang elu segera berlutut minta dia jadi pacar elu. Sementara kita bertiga ni ya. Dibelakang elu sambil megang ni kertas. Istilahnya kita suporter" Dito menuntaskan idenya.

"Keren kan ide kita" Reno menaik turunkan alisnya.

"Romantis jugajuga kan? Gue yakin si Wilda bakal klepek klepek" Dito ikut meyakinkan.

"Iya si. Tapi S R H artinya apa? " Aku masih penasaran arti SRH yang mereka tulis.

"SARANGHEO" Dito menjawab dengan nada suara yang dibuat ala ala penggila drama Korea.

"Dah gila lu berdua. Kenapa ngak ILY aja si" Aku memprotes apa yang dilakukan kedua temanku . Memang ngak akan beres kalau ni dua makhluk yang kerja.

"Nah ini ni type lelaki yang ngak melek zaman. Masih mengganggap Korea Korean sebagai hal menye menye. Elu harus paham bro cewek jaman sekarang demen yang Korea Korea jadi sebagai lelaki yang pengertian . Kita harus mengikuti selera pasar. " Dito menjelaskan panjang lebar.

Tapi benar juga. Untuk mendapatkan hati perempuan kita harus menyukai apa yang disukainya kan.

"Aku suka Korea" aku mengatakanya sambil melakukan finger love ala kpoper . membuat kedua temanku bergidik ngeri.

*****

Rumah Elang

Elang terlihat mengendap ngendap di halaman rumahnya sendiri. Sambil membawa gunting Elang terus menoleh ke belakang berharap mama nya tidak memergoki dirinya.

"Ma Elang minta bunganya ya" Elang mengucapkanya sangat pelan.

"Iya Elang ambil aja sesukanya" Elang pura pura menjadi mama nya. Dan menjawab sendiri pertanyaaanya.

Elang mulai memotong bunga mawar merah milik mamanya yang baru saja merekah dan sedang cantik cantiknya. Malang tapi nasibnya. Karna harus dipotong Elang.

"Kalau bukan karna Deo ngak mau gue durhaka" Elang kembali memotong bunga mawar milik mamanya. Satu dua tiga empat. Sudah 4 tangkai mawar yang diambilnya.

"Tambah satu lagi" Elang kini mengambil mawar berwarna putih.

Elang bergegas memasukkan semua bunganya kedalam tas dan segera pergi ke Sekolah memacu motornya dengan cepat.

"Elang kan belum sarapan?" Mama Elang mengejar anak semata wayangnya yang terburu buru pergi. Tidak seperti biasanya.

"Mama udah masak nasi goreng kesukaanya padahal" Mama Elang memandangi Motor Elang yang sudah tak kelihatan.

"Yaudah deh" Mama Elang membalikkan badan tapi tak sengaja melihat bunga bunga mawar yang ada di pot nya

"Kaya ada yang beda ya" perempuan berusia empat puluh tahunan itu terlihat bingung . Merasa ada yang beda. Tapi apa ya.

"Lho? kok satu dua tiga empat lima" perempuan yang masih cantik di usia nya yang sudah tak lagi muda itu menghitung jumlah bunga mawar nya yang habis dipotong Elang.

Matanya melotot dan berteriak

"ELANGGGGGGGGGG" Suaranya menggema sampai kerumah tetangga.

*****

"Maaf maaf" Elang tak sengaja menabrak seorang perempuan karna terburu buru .Deo dan yang lain pasti sudah menunggunya.

"Ngak papa" Gadis yang ditabrak itu hanya tersenyum simpul dan menundukkan wajahnya.

Elang yang sudah berjalan agak jauh memhentikan langkahnya dan kembali ke belakang setelah menyadari gadis itu adalah Wilda.

Bukanya tadi Deo sekalian meminta tolong supaya aku memberi tau Wilda untuk menenuinya dikelas.

"Wilda bisa ke kelas sebentar?secepatnya ya, ditunggu" Elang mengucapkanya dengan cepat. Kemudian berlari pergi.

Bahkan belum sempat Wilda menjawab Elang susah berlari. Membuat wajah Wida memerah.

"Elang minta aku nemuin dia dikelas?" Wajah Wilda makin memerah. Saat ini dia sangat malu. Apalagi tadi dia melihat Elang menyembunyikan bunga mawar ditangan kirinya.

Apakah itu artinya perasaanya akan segera terbalas? begitu mungkin fikir Wilda.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status