Share

Chapter 1

Chapter 1

Ares Miguel Torrado membelokkan mobilnya ke area Santo Domingo kemudian memasuki pekarangan rumah yang luas milik Leya Jacson.

Ia baru saja membanting pintu mobilnya saat pintu rumah terbuka, Leya mengenkan crop top dipadukan dengan rok super mini. Seperti biasa wanita itu berambut pirang itu tersenyum lebar untuknya seraya berlari menyongsong kedatangannya lalu melingkarkan lengannya di leher Ares.

"Aku merindukanmu," kata Leya.

Namun, dari tatapan Ares yang dingin dan keengganan pria itu menanggapi ucapannya lalu terburu-buru menggagahinya, Leya sudah mengerti bahwa pria itu sedang memiliki suasana hatinyang buruk. Tiga tahun mengenal Ares, Leya sudah cukup baginya untuk mengenali kebiasaan Ares yang memerlukan seks kilat dengannya untuk melampiaskan kemarahannya, atau kelelahan seusai bekerja.

Setelah merapikan pakaian mereka, Leya berjalan Ares menuju mini bar di rumahnya dan Ares mengikutinya lalu Leya menuangkan wiski untuk pria itu.

"Apa hari ini pegawai kantormu membuatmu jengkel?" tanya Leya kepada Ares yang sedang mengendurkan dasinya.

Pria pemilik bola mata berwarna biru itu menerima gelas berisi wiski yang diberikan Leya. "Ada banyak pekerjaan di Light Sport hari ini."

"Bukannya musim tahun ini baru saja berakhir, apa ada masalah?" tanya Leya seraya menuangkan wiski ke dalam gelas yang di pegangnya kemudian mengangkat gelasnya, mengajak Ares bersulang.

Ares merupakan seorang Chief Executive Officer di Torrado Company dan dia juga menjadi bos promotor sebuah ajang olahraga bergengsi MotoGP, Light Sport. Hal itu membuatnya sangat sibuk hingga terkadang melupakan jika sekarang usianya telah memasuki tiga puluh lima tahun.

Ia mengangkat gelasnya untuk bersulang dan menenggak wiskinya. "Ada sedikit masalah."

"Ya. Masalah akan selalu datang selama kita hidup," ucap Leya.

Ares tersenyum masam. Dia setuju dengan pernyataan Leya, masalah akan selalu datang entah dari mana saja. Bahkan terkadang saat seseorang tidak memiliki masalah, orang lain justru menghampiri dan melimpahkan masalah.

"Dan aku juga berencana untuk pindah ke rumah ayahku," ucap Ares.

Leya kembali menuangkan wiski ke gelas Ares dan gelasnya. "Jadi, kau ke sini untuk memberitahu itu?"

"Aku datang untuk bercinta denganmu," jawab Ares dengan acuh dan duduk di kursi berbentuk bulat.

Leya tersenyum, menganggap lumrah jawaban Ares dan tidak sedikit pun merasa tersinggung. Mereka telah menjalani hubungan tanpa status selama tiga tahun.

"Bagaimana kabar ibumu?" tanya Leya.

"Ibuku baik-baik saja."

Dua bulan yang lalu orang tuanya bercerai, ibunya tidak tahan lagi setelah bertahun-tahun ayahnya diduga berselingkuh dengan salah satu anggota partainya. Belum genap satu bulan perceraian mereka, ayahnya menikahi wanita jalang itu. Fakta tersebut membuat kondisi kesehatan ibunya menurun hingga sebagai seorang anak sudah sepantasnya Ares mendampingi masa-masa sulit yang sedang dialami ibunya.

Namun, Ares tidak bisa hanya sekedar mendampingi ibunya berobat. Setiap kali menyaksikan kesedihan dan kekecewaan di mata ibunya, dada Ares terasa dipanggang di atas tungku yang membara hingga ingin sekali rasanya menghabisi wanita yang membuat luka di batin ibunya.

Ares sangat tidak terima atas apa yang dilakukan ayahnya. Sebagai pria berumur seharusnya menghargai pernikahan yang telah dilalui selama tiga puluh tujuh tahun, dan seharusnya menghargai ibunya yang telah mendampingi dalam suka maupun duka.

Kenangan indah dari tahun ke tahun seolah tidak berbekas, bahkan mungkin foto-foto di bingkai yang tergantung di dinding rumah mereka tidak lagi membangkitkan kenangan di mata ayahnya. Ayahnya lebih memilih Tania, wanita yang tentunya lebih muda jika dibandingkan dengan ibunya. Kehadiran Tania bagiakan badai yang memorak-porandakan keluarga Torrado.

"Jadi, sampai berapa lama kau tinggal di sana?" tanya Leya kemudian menenggak wiskinya dan meletakkan gelasnya di meja bar rumahnya.

"Hanya sementara."

"Jika aku merindukanmu, apa aku boleh ke rumah ayahmu?"

Ares menatap wajah cantik Leya. "Tentu, datang saja atau kau bisa ke kantorku."

Meskipun itu hanya sebuah pemanis, Ares tidak akan pernah membiarkan Leya datang. Ia memiliki rencana untuk menggunakan pesonanya kepada ibu tirinya, meniduri wanita jalang itu kemudian mencampakkannya. Ares bahkan berencana membuat ayahnya menyaksikan sendiri perselingkuhan Tania.

Namun, jika Leya datang ke rumah itu, rencananya mungkin tidak akan berjalan mulus atau mungkin akan hancur karena tidak mungkin seorang Leya Jacson datang menemuinya kalau bukan karena mereka memiliki skandal.

Leya terkekeh pelan dan menggeleng. "Aku tidak ingin menimbulkan gosip yang membuat diriku dikejar-kejar pemburu berita dengan datang ke kantormu dan aku tidak ingin jika ayahmu juga berpikir aku adalah kekasihmu."

Leya telah bergelut di dunia perfilman sejak usia enam belas tahun itu memang selalu menjaga privasinya hingga usianya dua puluh tujuh tahun, belum pernah terdengar ada berita tentang percintaan apa lagi skandalnya, setiap kali muncul di media, Leya hanya menyuguhkan prestasi terbarunya.

Ares menyukai wanita yang berpendirian teguh, mandiri, dan cerdas. Leya memiliki semua itu, bahkan wanita itu memiliki kelebihan yang jarang sekali dimiliki orang yang bergelut di dunia hiburan. Leya sangat pandai meletakkan batas antara kehidupan pribadi dan kariernya sehingga kehidupannya terlihat berjalan dengan sangat mulus dan stabil. Sayangnya, Leya tidak ingin terikat dengannya meskipun tidak terhitung berapa kali mereka melakukan hubungan seks.

"Jangan berpikir selama aku di rumah ayahku, aku tidak memiliki waktu untuk mengunjungimu. Jangan harap kau bisa membawa pria lain ke sini," kata Ares, nada dan tatapannya mengancam.

Leya tersenyum menggoda. "Aku bukan milikmu."

"Kau, milikku," kata Ares.

"Aku tidak pernah sepakat," kata Leya.

Namun, Ares tidak pernah peduli dengan ucapan Leya. "Jangan membuatku melakukan hal yang tidak kau suka."

Selama dirinya masih menyukai Leya, maka hanya dirinya pria yang boleh menyentuh tubuh Leya dan Leya tahu aturan yang dibuat Ares.

"Jika kau tidak ingin aku membawa laki-laki ke sini, beri aku alasan selain aku milikmu," kata Leya dengan nada dan tatapan menggoda.

Ares menatap wiski di gelasnya beberapa detik kemudian tersenyum dan menatap Leya. "Kau tidak memiliki waktu untuk memikirkan pria lain, dan hanya aku pria yang bisa memuaskanmu."

Leya tersenyum, Ares memang selalu dapat memuaskannya dan dirinya memang tidak memiliki waktu untuk memiliki waktu untuk memikirkan pria lain. Bahkan Ares sekali pun.

Leya tidak terlalu tertarik untuk menjalin hubungan asmara, jika dirinya mengizinkan Ares datang ke tempat tinggalnya, itu hanya karena dirinya merasakan kecocokan dalam beberapa hal. Tetapi, untuk memulai membuka hati, Leya tidak berani karena terakhir memiliki hubungan cinta, kekasihnya justru nyaris menjadi ancaman dalam hidupnya.

"Tapi, jujur saja aku sedikit heran karena kau tiba-tiba ingin tinggal bersama ayahmu," kata Leya.

Meskipun mereka telah menjalani hubungan selama tiga tahun bukan berarti dia memiliki niat membicarakan tujuannya tinggal di rumah ayahnya kepada Leya.

Ares kembali menenggak wiskinya lalu meletakkan gelas di atas meja bar. "Aku harus mengenal keluarga baruku."

Leya mengedikkan bahunya dan menatap Ares. "Wow! Itu luar biasa. Tidak semua orang bisa berpikir sepertimu."

Tentu saja tidak seorang pun karena Ares justru memiliki niat untuk menghancurkan keluarga baru ayahnya. "Bagaimanapun itu pilihan ayahku, kami harus menghargainya."

Leya melingkarkan lengannya di leher Ares. "Kau benar. Tapi, bagaimana kau bisa berubah pikiran secepat ini?"

Karena Leya tahu jika awalnya Ares sangat terpukul saat orang tuanya memutuskan bercerai dan Ares juga sangat marah saat mendengar ayahnya akan menikahi Tania.

Ares menyingkirkan sejumput rambut ke belakang telinga Leya. "Aku hanya mengkhawatirkan keselamatan ayahku."

Leya menatap Ares seolah mencari sesuatu di sana. "Keselamatan?"

"Ya."

"Kurasa kau sedikit berlebihan, Tania tidak mungkin berani mencelakai ayahmu."

Mendengar nama Tania disebut, aliran darah Ares seolah menggelegak. Ia mencengkeram rahang Leya dengan kasar, menatap Leya dengan tatapan dingin seolah wanita di depannya adalah Tania.

"Ares?" desah Leya membuat kesadaran Ares kembali.

Bersambung....

Jangan lupa kasih bintang dan komentar!

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.

🍒♥️☺️🥰

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Chey Manuputty
bagus alur ceritanya
goodnovel comment avatar
Joko Umbaran
alur cerita yg bagus ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status