Share

Masih Keras Kepala

Setelah sambutan dan pesan-pesan dari pemilik perusahaan, acara dilanjutkan dengan penampilan sebuah grup band yang cukup terkenal. Banyak karyawan yang ikut bernyanyi bahkan ada yang menyumbang lagu di atas panggung.

Najwa duduk di kursi yang sudah di sediakan bersama orang penting dari perusahaan tempat Ferdi bekerja, sepanjang acara Ferdi mencuri- curi pandang pada Najwa. Penampilan Najwa begitu memukau meski ia hanya duduk dan tersenyum, hanya sesekali menanggapi obrolan di meja itu.

Pukul sebelas malam acara selesai, banyak dari peserta yang langsung berlalu ke kamar untuk istirahat. Najwa sendiri memilih segera menuju mobilnya di parkir dan pulang cepat demi  melihat anaknya.

Sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab, Najwa harus selalu mengikuti acara seperti ini hingga selesai dan memastikan klien puas.

"Kamu pulang sendiri?" Suara itu menghentikan langkah Najwa. Najwa begitu muak mendengar suara itu terus mengganggunya. Kenapa tidak menghiraukan permintaannya untuk tidak saling menyapa.

"Menurut Bapak?" ucap Najwa ketus, Najwa malas menanggapi basa-basi yang benar-benar basi.

"Mau kuantar pulang?" Apalagi yang pria ini inginkan, kenapa tetap bersikap seperti ini?

"Saya bisa pulang sendiri, lagian saya punya mobil." Tidak habis pikir, kenapa lelaki ini semakin tak tahu diri!

"Aku bisa ikutin dari belakang." Ya Tuhan, kenapa ada makhluk tidak tahu malu seperti itu.

Najwa berbalik lalu memandang Ferdi tajam, ia sudah tidak tahan menjaga sikap dari orang ini. Semua harus tegas sebelum bencana terjadi.

"Maaf , Bapak, tolong jangan dekati saya lagi. Anda pria beristri, saya tidak ingin ada fitnah tentang saya yang menggoda suami orang!" 

"Saya hanya ingin mengantar pulang, apakah itu salah?"

"Bukan salah tapi salah banget. Di sini banyak rekan kerja Bapak yang pasti sudah mengenal istri Bapak. Bagaimana perasaan istri Bapak kalau tau suaminya nganterin perempuan lain pulang?" Najwa menghela napas lelah, kenapa ada manusia yang bebal seperti ini. "Cukup dulu Bapak bodoh dengan melepaskan istri Bapak, sekarang tolong jangan diulangi." Najwa segera membuka pintu mobil, sebelum menjalankan mobilnya ia sempatkan berpamitan pada Ferdi. "Saya permisi, ingatlah untuk menghubungi istri Bapak agar dia tidak khawatir."

Najwa berlalu meninggalkan sesak bagi Ferdi. Kata-kata yang begitu lancar keluar dari mulut Najwa, tetapi sarat akan rasa sakit membuat Ferdi menyesali perbuatannya dulu. Dia yang mulai sering mengabaikan Najwa dan jarang memberi kabar ternyata itu menyakitinya.

**Ai**

Najwa sudah sampai di rumah setengah jam kemudian. Setelah mencuci tangan dan kaki, ia segera menuju kamar anaknya.

"Capek ya, Sayang? Sama, Mama juga. Maafin Mama ya, belum bisa jadi orang tua yang baik buat kamu, Mama sayang kamu. Cuma kamu yang menguatkan Mama hingga bisa bertahan sampai sekarang. Sehat terus ya, Sayang." Meski sang anak tengah tertidur lelap, tetapi Najwa cukup lega bisa memupuk semangat saat melihat sang anak.

Najwa keluar dari kamar Tasya, setelah bersih-bersih ia segera merebahkan diri mengistirahatkan tubuh lelahnya.

Najwa terbangun dengan keringat mengucur, ia terengah dan begitu ketakutan. Bayangan itu hadir lagi, setelah sekian lama ia hidup damai. Najwa segera membuka laci nakas di sebelah ranjangnya dan mengambil sesuatu dari sana lalu meminumnya. Setelah tenang, ia kembali membaringkan tubuhnya lalu memejamkan mata. Meski mata itu terpejam, tetapi pikiran Najwa tetap berkelana. Sampai kapan ia harus begini?

**Ai**

Hari minggu seperti ini Najwa terbiasa berjalan memutari komplek, sedikit olahraga untuk merenggangkan otot yang tegang. 

Seperti biasa, setelah lelah berjalan ia akan mendatangi penjual soto ayam langganannya. Setelah sampai, Najwa memilih duduk di ujung karena warung ini sudah penuh orang yang ingin menyantap sarapan.

"Bu Najwa?" sapa seorang. Najwa memandang dengan tatapan bingung, seperti pernah bertemu tapi di mana?

"Iya, maaf dengan siapa ya?" tanya Najwa karena ingatannya tetap tidak menemukan siapa pria yang sedang berdiri di sampingnya ini.

"Saya Dafa, pemilik PT Angkasa yang kemarin menyewa resort Ibu."

Berarti dia bosnya Ferdi?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status