Share

Pengobat Luka

"Cantik bener, mau ke mana?" Dilihatnya putri kesayangan yang sudah rapi.

"Jemput Papi. Katanya, kan, mau dateng hari ini," ujar Tasya gembira.

"Ini masih jam dua, Papi sampek Bandara jam lima, kelamaan, Sayang. Ngapain juga nunggu di sana lama-lama, panas loh."

"Kenapa nggak bilang dari tadi? Tau gitu Tasya nggak mandi dulu, mbak Nia, sih, nggak ngomong gitu," omel Tasya pada pengasuhnya.

"Tadi katanya pengen cepet-cepet biar nggak terlambat, mbak Nia, kan, udah bilang kalau masih lama," ucap Nia menjelaskan.

"Udah, dong, jangan ngambek, nonton tivi aja dulu. Nanti kalau udah mau berangkat Mama panggil."

Dengan pasrah Tasya menurut pada sang Mama, terlalu bersemangat membuat Tasya menjadi rajin mandi.

Najwa kembali berkutat pada laptop di depannya, hari ini ia bekerja dari rumah karena sore nanti akan menjemput orang spesial. Terselip rasa rindu dan keinginan untuk bercerita banyak hal.

Najwa bersyukur memiliki asisten seperti Linda, dia sangat cekatan dan jujur. Bekerja selama empa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status