Semua Bab Rahasia Sang Dokter: Bab 11 - Bab 20
166 Bab
Ch. 11 Bertemu Kelvin
"Lin, kamu kenapa?" Adam meraih tangan Aline, namun dengan secepat kilat, Aline menepis tangan Adam, setengah berlari ke arah depan entah apa yang hendak dia kejar. Pikiran Adam berkecamuk seketika, "Jangan-jangan ...." Adam tersentak, ia segera mengejar langkah sang istri sebelum dia terlalu jauh. "Aline, tunggu!" suara Adam sedikit keras, namun masih dalam batas wajar untuk di area rumah sakit. Ia yakin bahwa istrinya itu melihat sesuatu yang membuatnya macam kesetanan seperti itu. Sementara Aline, ia sama sekali tidak memperdulikan teriakan Adam. Ia yakin dia tidak salah lihat. Itu Kevin! Ya ... Aline tahu dan hafal betul wajahnya! Lelaki dengan jaket biru yang dia lihat itu adalah Kelvin! "Vin, tunggu!"Aline segera menarik tangan lelaki itu, membuat tubuhnya berbalik dan tanpa basa-basi, Aline melayangkan sebuah tamparan keras di pipi mantan kekasih dari Aleta itu. PLAKKK! Adam terkejut, ia segera berlari lebih cepat dan menarik Aline sebelum istrinya itu makin mengamuk. "
Baca selengkapnya
Ch. 12 Kamu Mau Jadi Pacar Aku?
"Mau langsung pulang? Atau pengen ke mana?"Aline tersentak, ia menoleh menatap Adam yang sudah membawa mobilnya melaju meninggalkan rumah sakit. Mereka sudah selesai dengan kunjungan mereka dan sudah saatnya mereka pulang. "Antar ke rumah, Mas. Mau ambil laptop sama beberapa perangkat aku buat kerja." jawab Aline lesu. "Oke, kita ke rumah mama sama papa Beni. Atau malam ini pengen tidur sana?" Sebuah penawaran yang langsung membuat mata Aline membelalak. Adam menawarkan untuk tidur di rumahnya? "Boleh memang?" tentu itu yang Aline tanyakan. Dia harus pastikan apakah suaminya itu serius memberi penawaran atau hanya menge-prank dirinya saja. "Boleh dong!" jawab Adam santai. "Kapanpun kamu pengen tidur di rumah, tentu boleh. Tapi izin aku dulu ya?"Aline tersenyum, kenapa lelaki ini baik sekali sih? Entah Adam hanya tengah memancing dan mencoba merayunya, Aline sendiri tidak tahu. Harapannya sih bukan hanya karena tengah mencoba merayu. Tapi kalau dilihat-lihat, Adam ini memang aga
Baca selengkapnya
Ch. 13 Deal, ya, Lin?
Aline tertegun, ia menatap Adam yang pandangannya tetap lurus ke depan, meskipun Aline tahu, sesekali suaminya itu melirik ke arahnya. Jadi begitu? Jawaban kenapa Adam kekeuh ingin menikahi Aline adalah karena sebenarnya Adam jatuh cinta pada Aline? Tepat seperti dugaan Aline sebelumnya?Ah! Kenapa malah jadi begini sih?Aline tidak mau munafik dan menampik perihal apa pendapatnya tentang penampilan lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya ini. Seperti yang kemarin-kemarin Aline katakan, Adam itu ganteng! Tapi ganteng saja tidak bisa membuat Aline lantas langsung jatuh cinta begitu saja, kan? Ini masalah hati, sebuah permasalahan yang sejak awal Aline tekankan ketika ia diminta untuk menikahi Adam.“Ma-Mas ... Mas Adam ngajak aku pacaran?” tanya Aline masih tidak tahu harus berkata apa dan menanggapi apa perihal semua kalimat yang meluncur keluar dari mulut Adam barusan.Genggaman tangan Adam terlepas, semata-mata hanya untuk mengendalikan setir mobil, setelah semua stabil, ia kembali
Baca selengkapnya
Ch. 14 First Kiss
Desi yang hendak berangkat ke rumah sakit tertegun melihat mobil itu berhenti di halaman rumah. Bukankah itu ... Desi meletakkan tas di sofa, mendekati pintu lantas membuka pintu lebar-lebar. Benar saja! Nampak Aline turun dari mobil, diikuti langkah gagah Adam di belakangnya. Ada setitik perasaan bahagia melihat pasangan itu. Bukanlah mereka sangat serasi sekali? Terlepas dari sebenarnya bukan Aline yang hendak dinikahkan dengan sosok dokter bedah ganteng 35 tahun itu, tetapi Desi tidak bisa memungkiri bahwa mereka begitu serasi! "Ma, mau kemana?" sapa Aline yang langsung mengulurkan tangannya. Dengan sopan dan hormat mencium punggung telapak tangan ibunya. "Ke rumah sakit, kalian sendiri dari mana?" senyum Desi makin lebar ketika kini gantian Adam yang mencium tangannya penuh hormat. "Ya sama, kita habis dari sana juga, Ma." Aline bergegas masuk, menjatuhkan diri di atas sofa tanpa menunggu dipersilahkan. Ini masih rumahnya, kan? "Gimana kondisi Aleta? Sudah ada kemajuan?" Desi
Baca selengkapnya
Ch. 15 Belum Siap, Kan?
Bibir mereka akhirnya terlepas setelah sepersekian detik lamanya berpagut. Deru napas keduanya memburu, Adam belum mau menyingkirkan wajahnya dari hadapan Aline. Wajah mereka masih begitu dekat, membuat gejolak dalam diri Adam semakin menjadi-jadi.Adam hendak membaringkan tubuh itu ke atas ranjang, ketika tangan Aine mencengah dengan menahan tubuh Adam yang hendak condong menindihnya.“Please, Mas ... jangan!” desis Aline dengan wajah tertunduk.Ia mengigit bibirnya kuat-kuat untuk menaha tangisnya yang siap meledak. Sementara Adam tertegun di tempatnya duduk. Hatinya seperti dihantam palu cukup keras. Kepalanya mendadak pusing ketika gelora yang berapi-api itu mendadak padam dan sesuatu yang mengeras dalam celananya mendadaak kembali lemas.“Kamu belum siap?” tanya Adam lirih.Aline hanya mengangguk pelan, isaknya pecah membuat bahunya naik-turun efek tangis yang dia ledakkan. Adam mendesah, ia menundukkan wajahnya, lalu meraih tubuh itu ke dalam pelukan. Aline tidak menolak, tidak
Baca selengkapnya
Ch. 16 Kita Tidur Sekamar!
"Aku nggak tahu kamu suka novel dia atau enggak, tapi begitu dapat kabar novel terbaru dia lauching dan bisa di cari di toko buku, aku ajak aja kamu ke sini."Senyum Aline merekah sempurna, tumpuka buku dan deretan buku-buku yang berjejer di rak-rak besar itu merupakan pemandangan paling indah di mata Aline. Aline menoleh, nampak Adam tersenyum begitu manis menatapnya."Happy shooping. Pilih buku apapun yang kamu suka, aku yang bayar, perdana dan pertama kali bayarin kamu shooping setelah kita resmi nikah, kan?"Aline mengangguk cepat, dia sama sekali tidak mau mendebat apapun. Buku-buku itu terlalu menggoda untuk diabaikan begitu saja. Aline segera melesat, mendekati beberapa buku yang disusun di atas meja sementara Adam hanya tersenyum seraya meraih tas bening yang tersedia di dekatnya.Adam segera melangkah dan berdiri di sisi Aline yang nampak asyik dengan sebuah buku di tangan. Matanya begitu serius membaca blurb yang ada di belakang buku. Adam tersenyum, menatap wajah berbinar i
Baca selengkapnya
Ch. 17 Kejutan Kecil
Aline menatap takjub ruangan yang ada di lantai atas bagian belakang, di mana jendela kaca besar yang ada di dinding menyajikan hamparan rumput hijau dengan bunga plus kolam renang yang ada di taman belakang. Ruangan itu benar kata Adam, cukup luas, lebih luas dari kamar utama yang juga berada di lantai atas.Ruangan dengan lantai kayu dan  penuh rak buku yang juga bernuansa kayu cokelat itu benar-benar seperti ruangan impuan Aline selama ini. Ada dua buah sofa berwarna cream yang nampak sangat empuk dan nyaman. Dengan meja di antara kursi itu dan tidak lupa di sisi lain ada meja yang tidak terlalu tinggi serta karpet bulu untuk lesehan.“Jadi di sini aku suka baca-baca dan ngerjain penelitian aku, Sayang.” Adam menutup pintu, menyalakan AC dan membuka gorden berbahan voile sehingga pemandangan belakang rumah yang tadinya tertutup selapis kain tipis berwarna putih itu kini terbentang jelas di mata Aline.“Di rak paling ujung sana, itu kole
Baca selengkapnya
Ch. 18 Pergi Kemana?
“Lin, sudah hampir la—“Adam tertegun ketika mendapati istrinya sudah terlelap di kursi baca dengan buku di pangkuan. Ada beberapa tumpuk novel yang tergeletak di meja yang ada di dekat kursi. Adam tersenyum, ia melangkah masuk, menghampiri sang istri yang nampak begitu pulas tidak peduli posisinya sangat tidak nyaman dilihat dengan mata.Secangkir teh chamomile dengan madu yang sangat disukai Aline, Adam letakkan di meja, tepat di samping tumpukan novel milik istrinya. Adam tersenyum, matanya menatap wajah itu lekat-lekat. Adam lantas merogoh saku atasan piyamanya. Mengambil ponsel dan mencuri gambar Aline yang terlelap di atas kursi baca yang biasa Adam gunakan untuk sekedar membaca buku atau komik di waktu luangnya.Adam mengirimkan foto itu pada seseorang, lantas kembali memasukkan ponsel ke dalam saku dan bergegas mengambil buku yang ada di pangkuan Aline. Dengan begitu lembut dan perlahan Adam membawa tubuh itu ke dalam gendongannya.‘Tahan ... tahan, Dam!’ Adam mengumpat dalam
Baca selengkapnya
Ch. 19 Risau (Rahasia Apa?)
Aline sama sekali tidak bisa tidur. Ia hanya mondar-mandir di ruang tengah lantai atas. Semenjak kepergian Adam, Aline mendadak galau. Ia begitu penasaran dengan kemana perginya sang suami? Ia dengar betul kalau Adam tadi berpamitan karena ada yang membutuhkan dia. Dan memang fitrah dokter itu adalah harus siap sedia kapanpun pasien membutuhkan. Tetapi melihat kemana arah mobil Adam tadi pergi, kenapa mendadak hati Aline merasa tidak tenang?“Ayolah! Aku ingin kenapa sih, kenapa?” Aline memaki dirinya sendiri.Kenapa dia harus mengurusi sekali kemana Adam pergi? Kenapa dia merasa tidak terima jika benar Adam ternyata tidak pergi ke rumah sakit dan membohongi dirinya? Aline mendesah, menjatuhkan diri di sofa yang ada di depan TV. Kepalanya mendadak pusing.Mata yang ketika dia gunakan membaca di ruang buku tadi terasa begitu berat, kini sama sekali tidak merasakan kantuk. Ia hendak kembali membaca buku, tapi otaknya sama sekali tidak bisa fokus! Ia hanya memikirkan Adam saja, tidak ad
Baca selengkapnya
Ch. 20 Dera Rasa
Adam melangkah menapaki anak tangga, ketika kakinya mendarat di anak tangga terakhir, ia tertegun dengan tatapan nanar menatap sosok itu. Adam diam tak bergerak di tempatnya berdiri, setelah yakin dan memastikan bahwa yang dia lihat tengah tidur memeluk bantal sofa itu adalah benar istrinya, Adam kembali melangkahkan kaki, mendekati Aline yang nampak begitu lelap tidur di sofa yang ada di depan tv.Perasaan Adam berkecamuk, ia sontak berlutut di dekat sofa, menatap lekat-lekat wajah itu dengan perasaan campur aduk. Jadi sepeninggalnya tadi Aline terbangun dari tidurnya? Apakah Aline mencari keberadaannya? Adam melirik pintu kaca yang menghubungkan dengan balkon, benar saja, pintu itu bahkan belum tertutup sempurna.Adam bergegas bangkit, menutup dan mengunci pintu itu lalu kembali menghampiri Aline yang terlihat begitu pulas tertidur.“Kok tidur sini sih, Sayang?” gumam Adam lirih sambil membawa tubuh itu ke dalam gendongannya.Ia segera membawa tubuh itu masuk ke dalam kamar. Apakah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status