All Chapters of Rahasia Sang Dokter: Chapter 31 - Chapter 40
166 Chapters
Ch. 31 Tandanya Apa?
“... lakik elu aman, kan?” Sebuah pertanyaan yang sejak tadi menempel kuat dalam ingatan dan telinga Aline. Nagita bertanya apakah Adam aman atau tidak, lalu apa tadi jawaban Aline? Tentu Aline jawab dengan jawaban yang sesuai dengan apa yang dia ketahui sekarang ini. “Gue nggak tau, Ta. Lu tau kan, gue kawin sama dia itu dadakan banget kemarin? H-7 sebelum acara, lu bisa bayangin nggak kalo ada di posisi gue?” “Ah elu!” tukas suara itu tegas. “Kalo calonnya sepotensial mas Adam mah gue enjoy dan tenang aja, Lin. Gila apa kayak gitu dilepeh gitu aja? Lu ibarat kata dapat harta karun peninggalan raja Fir`aun dari si Aleta, Lin.” Cih! Harta karun Fir`aun katanya! Dasar pengeretan memang sahabatnya satu ini! “Ya nggak gitu juga kale, Ta. Kan gue juga pengen punya pilihan sendiri.” Kilah Aline mencoba menyanggah Nagita. “Emang bisa jamin pilihan elu lebih baik dari pilihan nyokap-bokap lu?” Ah! Aline menghela napas panjang. Ia menghirup udara dalam-dalam. Agaknya untuk kali ini dia
Read more
Ch. 32 Jadi Gimana?
Adam menghela napas panjang, ia menyandarkan tubuh di jok mobil dengan mata terpejam. Napasnya tidak beraturan dengan keringat sebiji jagung membasahi dahi dan wajahnya. Tidak! Adam tidak sedang beres bercinta, tetapi dia ketakutan sampai banjir keringat dingin macam ini. Jantungnya berdegub dua kali lebih cepat, sungguh ia sebenarnya tidak suka berada di posisi seperti ini.“Gusti, kenapa begini amat, sih?” runtuknya sambil melemparkan ponsel itu ke jok yang ada di sebelahnya.Adam mengusap keringat dengan tangan, berusaha menetralkan napas dan menenangkan dirinya. Menjadi pembohong itu sama sekali tidak mengenakkan! Bayangan segala macam konsekuensi yang akan dan harus Adam terima terus terbayang jelas dalam otaknya.“Ayo ngomong, Dam! Ngomong aja apa yang terjadi, apa susahnya sih?” ia memaki dirinya sendiri, mengutuk kebohongan demi kebohongan yang sudah dia lakukan pada orang-orang yang dia cintai.Aline ... ini adalah puncak ketakutan Adam. Ia begitu takut kalau-kalau istrinya i
Read more
Ch. 33 Lingkaran Dusta
"Rajin-rajin ya, cepet bikinin cucu buat Mama."Sebuah bisikan menyapa telinga Aline ketika dia membantu mengeluarkan roti-roti yang masih hangat itu dari dalam loyang. Ia seketika langsung menoleh, menatap Desi yang nampak nyengir lebar sambil menaikkan kedua alis. Aline melongo, tentu dia paham kemana arah bicara sang mama. Apa maksud kata rajin yang tadi dilontarkan pada Aline. Sebuah kata yang otomatis menghadirkan bayangan erotis yang semalam Aline lalu bersama Adam. "Eh udah main merah aja muka kamu, Lin? Bayangin apa?"Kontan Aline tersentak, ia jadi salah tingkah dan langsung memalingkan wajah dari sang mama. Pura-pura sibuk menata roti-roti itu di rak pendingin dan mengabaikan tatapan setengah menggoda yang kini Desi lancarkan. Terdengar kikik suara Desi menertawakan anak bungsunya ini. "Apaan sih, Ma?" protes Aline jengah, ia mengerucutkan bibir sambil memasang muka masam. Tawa Desi pecah, ia terbahak-bahak sambil menimpuk punggung Aline, membuat raut wajah itu berubah m
Read more
Ch. 34 Manis
Adam mengetuk pintu perlahan, rumah nampak sepi membuat Adam sedikit ragu untuk kembali mengetuk pintu rumah mertuanya. Pasti semua sudah beristirahat, bukan? Adam mengumpulkan niat dan keberanian, hingga ketika ia hendak kembali mengetuk pintu di depannya, tiba-tiba pintu itu sudah terbuka lebar. “Mas baru pulang?” sebuah wajah manis menyapa Adam dari balik pintu. Senyum Adam merekah, tangannya terulur mencubit gemas pipi itu. Membuat si pemilik pipi kontan menepis tangannya dengan wajah cemberut. “Nungguin, ya?” tanya Adam seraya masuk ke dalam rumah. Nampak laptop sang istri bertengger di atas meja ruang tamu. Jadi sejak tadi Aline menantikan kepulangannya sambil menyelesaikan pekerjaan di depan sini? Mendadak ada sebuah perasaan pedih menjalar di relung hati Adam. Rasanya ia sudah sangat berdosa pada istrinya sendiri. “Iya nungguin, lah, Mas. Kalau enggak siapa nanti yang bukain Mas pintu?” gumam Aline lalu menutup dan mengunci pintu depan. Adam mengangguk, kembali tersenyum
Read more
Ch. 35 Sampai Subuh (21++)
“... sampai subuh, ya? Berani?” Tentu saja Aline membelalak mendengar apa yang keluar dari mulut suaminya ini. Sampai subuh? Adam hendak mengajaknya bercinta sampai subuh? Yang benar saja! Aline memberontak, mendorong dada Adam dengan tangannya. Berusaha melepaskan diri dari kungkungan tubuh Adam yang sudah mengunci tubuhnya. Sayang ... Aline kalah tenaga dari suaminya itu, membuat dia lantas menyuarakan protesnya melalui kata-kata. “Mas! Jangan ngadi-adi!” meskipun berhasil menyuarakan protes, Aline tetap berusaha melepaskan diri. “Yang kemarin aja belum ilang perihnya, Mas!” tentu Aline tidak berbohong, inti tubuhnya masih terasa pedih, bahkan ketika berkemih, Aline harus mengernyit menahan pedih pada organ kewanitaannya itu. Adam memperkuat kunciannya, sama sekali tidak ingin mangsanya malam ini lepas begitu saja. Tubuh itu benar-benar menjadi candu Adam sekarang. Meskipun baru sekali Adam menyentuhnya kemarin, tapi rasanya Adam ingin terus mengulang dan mengulangi kembali momen
Read more
Ch. 36 Bukti Cinta (21++)
Adam mencengkeram kuat-kuat rambut sang istri yang tergerai di atas bantal. Matanya terpejam, bibirnya setengah terbuka meloloskan desah lirih yang begitu erotis. Keringatnya bercucuran, tubuhnya terasa amat panas. Tak dia sangka, Aline yang ketika pertama kali Adam jumpa dulu begitu pendiam dan cenderung suka menyendiri, tenyata menyimpan sesuatu yang seindah ini.Jika hal pertama yang Adam kagumi adalah manis bibir Aline, maka ketika Adam berhasil menyentuh istrinya hingga titik terdalam tubuhnya, maka kekaguman Adam kini bertambah. Tidak hanya pada betapa manis bibir itu, lembut dan halus seluruh permukaan kulitnya, tetapi juga pada rasa yang begitu luar biasa hingga membuat Adam sukses tergila-gila seperti ini.“M-Mmaass!” Aline memekik tertahan, ia balas mencengkeram kuat-kuat lengan Adam yang Adam gunakan sebagai tumpuhan.Adam membuka matanya, menatap pemandangan indah di bawah tubuhnya yang sangat tidak boleh dia lewatkan. Bagaimana wajah cantik itu memerah bersimbah peluh den
Read more
Ch. 37 Selembar Nota di Saku
"Kamu ada rencana apa hari ini, Sayang?" Adam nampak mengancingkan kemeja biru muda dengan motif garis yang menjadi seragam khusus hari Kamis. Seperti biasa, pagi adalah waktu yang cukup sibuk bagi semua orang, semua orang kecuali Aline. Di saat yang lain ribut tengah bersiap pergi bekerja, tidak dengan Aline. Ia masih dengan mata setengah terpejam dan menguap berkali-kali sembari menantikan sang suami kemudian pergi bekerja. Dan khusus untuk hari ini, agenda Aline setelah Adam pergi ke rumah sakit adalah kembali tidur sampai nanti pukul sepuluh. "Balik tidur setelah Mas pergi kerja." Jawab Aline santai sambil kembali menguap. Adam menoleh, menatap sang istri yang duduk di tepi ranjang dengan penampilan yang masih berantakan. Adam terkekeh, ia meraih sisir kemudian menyisir rambutnya. "Belum cukup tidurnya semalam?" seharusnya Adam tidak bertanya, karena Adam tahu betul malam model apa yang mereka berdua lewati semalam. Aline sontak membelalak, ia menatap gemas ke arah sang suami
Read more
Ch. 38 Paket Misterius
"Mak?" Aline memanggil sosok itu, kantuknya hilang seketika. Nota pembelian mainan anak laki-laki itu dia masukkan ke dalam dompet, entah mengapa, Aline merasa bahwa benda itu begitu penting hingga tidak boleh hilang. Aline menyusuri dapur, sampai ke ruang cuci, namun tidak nampak sosok paruh baya itu ada di sana. Kondisi dapur, pantry dan ruang laundry pun bersih, rapi, bersinar. Sebuah hasil pekerjaan yang sempurna hingga Aline tidak heran kenapa Adam bersikukuh tetap mau dibantu mak Surati meskipun beliau sudah tidak muda lagi. Di mana asistennya itu? Kenapa tidak ada? Bukankah beberapa saat yang lalu dia masih ada dan menawari Aline sarapan? Ya meskipun tadi Aline menolak dan memilih masuk ke dalam kamar sampai akhirnya secarik kertas itu dia temukan dan membuat kantuknya seketika hilang. Aline memilih mandi selepas menyimpan nota itu, ada sesuatu yang harus dia lakukan dan itu semua berhubungan dengan secarik kertas dan rasa penasaran Aline yang rasanya seperti hampir mencekik
Read more
Ch. 39 Takut
"Isinya apa, Mak?" potong Aline yang sudah sangat tidak sabar. "Isinya pakaian bayi dan perlengkapan bayi, Mbak.""Apa?"***Mak Surati nampak galau. Ia tengah food preping untuk seminggu ke depan seperti biasanya. Hanya saja pikirannya jadi tidak tenang. Ini berkaitan dengan percakapannya beberapa saat yang lalu dengan istri bosnya itu. Tentang apa jawaban yang dia katakan perihal pertanyaan Aline soal Adam. "Salah nggak sih aku jawab begitu tadi? Cuma kan emang bener isi paketnya pakaian bayi." Mak Surati benar-benar ragu. "Tapi ... untuk apa mbak Aline tanya seperti itu, ya? Apa ada sesuatu?"Jujur nak Surati sendiri tidak bertanya lebih lanjut pada Adam perihal apa tujuannya memesan pakaian bayi itu. Toh itu diluar kewenangan dia yang hanya seorang asisten rumah tangga saja. Walaupun Adam sendiri sering cerita banyak hal tentang kehidupan pribadinya, terlebih soal sang papa yang tidak suka melihat Adam menjadi dokter. Bukan tanpa alasan, dia tahu betul siapa orang tua dari bos
Read more
Ch. 40 Pura-pura Bodoh
Adam menghela napas panjang. Ia sudah memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah. Tepat di sebelah Jazz merah milik sang istri. Sejenak Adam tertegun. Obrolannya dengan Yunus tadi terus menghantui Adam. Segala macam ketakutan dan kekhawatiran yang selama ini Adam abaikan, kini kembali bangkit dan menghantui Adam dalam setiap detik. "Nggak ada yang bisa jamin dia tetap bisa stabil begitu keluar dari sana, kan? Toh dia sudah berulang kali!" desah Adam lesu, rasanya daya di tubuhnya sudah lenyap entah kemana. Adam bisa saja mengundurkan diri dan minta pindah ke kota lain. Ada banyak sejawatnya menawarkan loker. Hanya saja yang jadi masalah sejak dulu adalah papanya! Papanya selalu menjadi penghambat gerak Adam, terlebih dalam urusan ini. "Semoga kejadian dulu tidak lagi terulang. Jangan sampai!" Ia segera melepaskan sabuk pengaman begitu mesin mobil dia matikan. Turun dari mobil dan melangkahkan kaki meninggalkan halaman depan guna masuk ke dalam rumah. Tidak nampak aktivitas ketik
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status