All Chapters of Rahasia Sang Dokter: Chapter 51 - Chapter 60
166 Chapters
Ch. 51 Budi Murka
Adam sudah tidak lagi mampu berkata-kata. Ia langsung menutup telepon tanpa bicara sepatah katapun. Pandangan Adam beralih pada keluarga sang istri, semua yang ada di sana menatapnya penuh dengan raut penasaran. "Dam ... ada apa? Semua baik-baik saja, kan?" raut panik langsung tergambar di wajah Desi, begitu pula dengan yang lain. "Aline nggak ada di rumah, Ma. Dia pergi dari tadi pagi belum kembali." jawab Adam lirih dengan suara bergetar. Apa yang harus Adam katakan sekarang? Ia yakin betul bahwa Aline mengikutinya sampai rumah Rosa tadi. Melihat bagaimana Reval begitu manja dan berteriak-teriak memanggilnya papa. Adam yakin Aline melihat itu semua dan atas dasar itulah kini Aline pergi entah kemana. Ini analisa Adam. "Apa? Dia kemana, Dam? Jangan bercanda deh!" tanya Aleta tidak terima. Adiknya pergi dan belum pulang sampai sekarang? Dengan posisi sama sekali tidak bisa dihubungi? Saudara mana yang tidak panik? "Aku nggak bercanda! Serius." tegas Adam dengan wajah gusar. Kerin
Read more
Ch. 52 Siapa Dalangnya?
Aline menghela napas panjang. Bersyukur sekali dia bisa tetap profesional tidak peduli hatinya tengah hancur berkeping-keping. Baru saja dia kelar mengupload bab terbaru untuk 3 novel on-going miliknya di dua platform berbeda. Kini ia duduk di depan laptop, menantikan komentar-komentar readers perihal bab terbaru yang dia upload barusan. Jujur, komentar-komentar itu yang membuat Aline merasa kerja kerasnya tidak sia-sia dan tentu saja hanya komentar-komentar itu yang akan menghiburnya untuk saat ini. "Sepi!" desis Aline seraya memalingkan wajah ke arah ponsel. Ponselnya masih dalam mode pesawat. Rumah ini lengkap dengan wifi, yang membuat Aline bisa bekerja tanpa harus menghidupkan sambungan datanya. Ia tentu harus mengingat betul bahwa nilai hari ini sampai entah kapan, Aline ingin menyembunyikan diri, tidak mau berhubungan dengan siapapun kecuali Murti. "Kenapa hidup aku drama banget sih? Lama-lama kutulis bisa jadi satu buku." desis Aline nelangsa, tidak terasa air matanya meni
Read more
Ch. 53 Flashback part 1
(Flashback Adam) Adam hendak menuju OK, ia hampir saja berbalik dan menonjok sosok itu ketika secara tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dengan cukup keras. "Kaget?" tanya sosok itu dengan alis terangkat, tawanya sontak pecah, ia terbahak-bahak melihat wajah Adam yang begitu masam. "Untung senior, Bang. Coba kalo bukan!" desis Adam lalu melanjutkan melangkah. Romi melangkah di sisi Adam, mengikuti Adam yang hendak menuju OK. Tempat di mana skill dan kemampuan mereka digembleng untuk kemudian bisa menjadi pemimpin jalannya operasi. "Jangan gitulah, kita ini kan rekan seperjuangan!" Romi menepuk bahu Adam dengan sedikit keras, membuat Adam kembali mencebik gemas. "Eh btw, Dam ...." Romi nampak seperti teringat sesuatu, wajahnya berubah serius. "Kenapa lagi?" Adam hanya melirik sekilas, kembali fokus pada langkahnya menuju ruangan dingin yang terkadang mampu membuatnya menggigil. "Pasien istimewamu jadi mau didorong masuk?" tanya Romi dengan nada serius. Sejenak Adam menoleh, w
Read more
Ch. 54 Flashback Part 2
"Sudah kuduga!" desis Romi ketika Adam membersihkan diri dari sisa-sisa peperangan yang baru saja dia akhiri. Adam mendesah panjang, ia duduk di kursi sambil menundukkan kepala. Setelah ini dia harus keluar, memberitahu keluarga si pasien bahwa ayah mereka sudah pergi dan tidak lagi mungkin bisa kembali. Ini bukan kali pertama, tetapi bagi Adam rasanya tetap begitu berat menyampaikan hal ini kepada keluarga pasien. "Kalo begitu, cepat kau beri tahu mereka, Dam."Kembali Adam mendesah, tetapi kini dia bangkit, menepuk punggung Romi lalu melangkah keluar dengan tegap. Tidak ada yang tahu bagaimana berkecamuknya hati Adam saat ini. Namun apapun itu, tugas tetap tugas dan Adam harus melakukannya. Ia mendorong dengan perlahan pintu itu, nampak beberapa orang yang duduk di sana spontan berdiri dan melangkah mendekati Adam. Keringat Adam mengucur, apa yang harus dia katakan? Kenapa mendadak dia kehilangan semua kemampuannya berbicara? ***Romi menatap nanar kepergian Adam. Semoga benar t
Read more
Ch. 55 Flashback Past 3
"BANG! BANGUN, BANG! AYO BANGUN!" teriak Adam kencang. Sebuah teriakan bodoh, teramat sangat bodoh mengingat jika Romi benar-benar bangun, maka akan sangat gawat mengingat sayatan di perut yang dibuat untuk menyetop darah yang merembes keluar itu belum di tutup. Garis horisontal itu adalah garis kedua yang Adam lihat hari ini. Yang mana garis ini adalah sebuah pukulan yang teramat sangat keras dan menyakitkan untuk Adam sendiri. "Tidak, Bang ... jangan pergi!" Desis Adam lirih, tubuhnya lemas seketika. Adam jatuh tersungkur di lantai. Ia menangis meraung-raung. Tidak lagi malu dilihat anak koas. Tidak lagi gengsi menahan tangis, Adam sudah tidak peduli apapun lagi. Ia hanya ingin meluapkan kemarahan, kesedihan dan kebenciannya yang teramat sangat pada dirinya sendiri. "Dam, kau kenal dekat dengan Romi, kan? Tenangkan dirimu dan tolong kabari istrinya karena tidak ada satupun dari kita yang tahu berapa nomor istrinya." Adam mengangkat wajah, menatap dokter Stefan dan dokter Pramo
Read more
Ch. 56 Flashback Part 4
Adam menatap pilu wanita dengan perut besar di hadapannya. Ia tengah jongkok sambil memeluk nisan yang bahkan catnya masih sedikit basah. Inilah peristirahatan terakhir sahabatnya. Senior yang sudah macam saudara kandung bagi Adam. Seseorang yang bahkan sampai rela kehilangan nyawa hanya demi memastikan Adam baik-baik saja. Jeki adalah anak bungsu dari almarhum Henry. Anak bungsu yang sedikit berbeda dari kakak-kakaknya. Seperti kebanyakan anak bungsu, ia begitu dimanja, dituruti semua yang dia inginkan sampai terjatuh begitu dalam pada pergaulan salah sasaran. Berteman akrab dengan psikotropika membuat kerusakan sarafnya begitu parah dan tekanan serta didikan keras dari kakak sulungnya yang malu atas segala perbuatan Jeki membuat dia akhirnya mengidap penyakit kejiwaan. Kompleks bukan? Sebuah penyakit yang lantas membuat Jeki nekat hendak membunuh Adam karena berpikiran bahwa Adam lah yang harus bertanggungjawab atas kematian sang bapak. "Ros!" Adam menepuk lembut bahu wanita it
Read more
Ch. 57 Masalah Baru
Budi mengeram, sementara Adam menyeka air matanya yang mendadak menitik. Ia baru saja selesai menceritakan permasalahan yang selama ini dia pendam seorang diri. Sementara Budi, wajahnya nampak tegang, matanya fokus lurus ke depan. "Jadi kau pikir papamu ini yang membuat semua itu terjadi?" tanya Budi dengan nada dingin. "Papamu nggak bakalan segila itu, Dam! Nggak mungkin papa mau nyelakain kamu sampai kayak gitu!"Tentu apa yang Budi katakan ini benar. Kalau hanya demi membuat Adam berhenti jadi dokter, ia tidak perlu memakai cara sekeji itu. Cukup suap dirut rumah sakit tempat Adam bekerja, buat dia memecat Adam tanpa harus mengorbankan nyawa, ini lebih enak dan simpel, tanpa harus ada pertumpahan darah dan nyawa yang melayang. "Apa kabar anak itu sekarang?" tanya Budi dengan nada suara dingin. "Sudah masuk PAUD, namanya Reval." jawab Adam berusaha menenangkan diri. Dadanya mendadak sesak teringat kejadian itu. "Nggak kau kawini aja ibunya sekalian?" Budi melirik sedikit, fokusn
Read more
Ch. 58 Sebuah Pilihan
"Jangan lupa, Dam ... papa tunggu keputusanmu!"Adam menoleh, mereka sudah tiba lagi di depan rumah keluarga Beni. Tanpa hasil apa-apa karena mereka tadi hanya berputar-putar sambil membicarakan rahasia apa yang Adam sembunyikan selama ini. Ia benar-benar tidak mengira bahwa semuanya akan seperti ini, bahwa apa yang Rosa katakan ada benarnya. Ia tidak hanya terancam kehilangan profesi yang selama ini dia perjuangkan. Alasan Adam menyembunyikan kekacauan yang dulu pernah terjadi, tetapi Adam juga terancam kehilangan istrinya. Wanita yang mampu membuat Adam seketika jatuh hati kala pertama melihat mata itu dalam-dalam. "Pa!" Panggil Adam ketika Budi hendak turun dari mobil. "Ya?" Budi menoleh, menatap Adam dengan satu alis terangkat. "Malam ini juga Adam buat suratnya, bulan depan Adam resign setelah semua tanggung jawab Adam selesai dan tolong ... tolong bawa Aline balik ke Adam, Pa." mohon Adam dengan mata memerah. Budi tersenyum, sebuah senyum penuh kemenangan tergambar di wajah
Read more
Ch. 59 Galau Tingkat Dewa
"Oh gitu? Ndak jadi minta pisah?" goda Murti dengan senyum penuh arti.Aline sontak tersentak, ia langsung menoleh dan menatap neneknya dengan wajah memerah. "Nggak gitu, Yang! Bukan begitu maksudnya!"Murti terkekeh, menepuk bahu Aline sambil menggeleng cepat. "Ndak usah ngelak, Eyang tahu apa arti di balik sorot mata kamu, Nduk!"Aline tergagap, mulutnya setengah terbuka dengan ekspresi terkejut. Bukan begitu maksudnya. Aline hanya ingin mencari tahu apa arti dia sebenarnya di mata Adam. Walaupun ia tahu, terlalu berharap pada yang tidak pasti hanya akan melukai hatinya makin dalam. "Kamu itu sebenarnya masih cinta, to, sama Adam? Ngaku ajalah!" kejar Murti masih dengan senyum di bibir. Aline mendesah, memalingkan wajah mencoba menghindari tatapan Murti yang seolah mengintimidasinya. Sebuah tatapan yang seolah menelanjangi Aline sampai tembus ke organ-organ dalam tubuhnya. Aline tidak berkutik. Bukan membenarkan apa yang dituduhkan Murti kepadanya, hanya saja Aline tidak tahu apa
Read more
Ch. 60 Gerak Cepat
"Ayo tidur! Kenapa ini nggak mau tidur!"Aline mendesah panjang. Ia sudah berbaring di atas kasur. Matanya menatap lurus ke langit-langit kamar. Sudah cukup larut, kenapa dia belum ingin tidur? Kenapa matanya belum mengantuk?Aline melirik sebelahnya. Kosong! Di kasur berukuran 200 kali 200 cm ini dia hanya berbaring seorang diri. Sangat terasa lapang sekali, seperti ada yang kurang. Sebuah hal yang entah mengapa membuat hati Aline hampa. Terasa sangat hampa. Ia seperti kehilangan sesuatu, sekeping puzzle dalam hatinya, apakah Adam kepingan puzzle itu? Atau luka yang Adam torehkan yang jadi kepingan puzzle di hati Aline yang hilang ini? "Kenapa rasanya aku pengen balik?" desis Aline lirih. "Aku ini kenapa sih?" Aline memaki dirinya sendiri, ia lantas memiringkan tubuhnya, memeluk guling sambil melayangkan pikiran jauh sejauh-jauhnya. Ingatan Aline kembali pada tiap momen yang sudah dia lalui bersama Adam. Bagaimana awalnya dia bisa menikahi lelaki itu ... bagaimana perilaku dan sika
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status