Semua Bab Rahasia Sang Dokter: Bab 71 - Bab 80
166 Bab
Ch. 71 Aku Mau Kamu, Lin!
Aline seketika membeku. Ia lihat betul wajah Adam mendekat. Bahkan Aline sudah bisa merasakan hembusan napas dari sang suami. Kenapa Aline tidak bergerak? Menjauhkan wajah misalnya, kenapa hanya terdiam? Ia masih hendak mendebat dirinya sendiri ketika tiba-tiba, ia merasakan benda lembut nanti kenyal itu membungkam mulutnya dan meledakkan sesuatu yang ada dalam dirinya. Benci itu .... Kecurigaan itu .... Rasa marah dan kecewa yang beberapa hari ini menggerogoti hati Aline mendadak seperti lenyap entah kemana. Aline terbungkam, ia pasrah dan terdiam ketika bibir itu menyentuh dan menghancurkan semua tembok yang semula ia bangun demi menjaga jarak dengan lelaki itu bahkan dalam pikiran sekalipun. Adam menciumnya dengan begitu lembut, penuh bergairah yang sukses ikut memetikkan sesuatu di dalam diri Aline. Aline baru mulai sepenuhnya bisa menikmati sentuhan itu ketika perlahan-lahan Adam melepaskan pagutan bibir mereka. "Jangan pergi dari sisiku, Sayang. Kumohon!" bisik Adam lirih d
Baca selengkapnya
Ch. 72 Luluh
Aline tertegun, sorot mata itu terlihat sangat menginginkan dirinya. Jujur Aline pun sama. Ia begitu merindukan sosok ini. Dan penjelasan Adam perihal apa hubungan dia dengan Rosa dan Reval, jujur begitu melegakan hati Aline. Walaupun setelah ini, diam-diam tentu Aline harus mencari tahu sendiri tentang semua ini. "Jangan malam ini, Mas. Aku nggak bisa." tolak Aline halus. Ia ingin lihat, apa benar Adam bukan tipe pemaksa? Apakah dia akan menerima dengan lapang dada penolakan Aline? Atau dia malah emosi dan membuka sisi lain dirinya yang tidak Aline ketahui? Kita akan lihat nanti. Adam tersenyum, ia menghela napas panjang. Mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir Aline, hanya sebentar. Adam menarik kembali wajahnya lalu menatap Aline dengan saksama. "It's okay. Aku ngerti." ia segera menyingkir dari atas tubuh Aline, merebahkan tubuh di sisi Aline dan meraih tubuh itu ke dalam pelukannya. "Kalau begitu, tidur meluk kamu boleh, kan?"Mau tidak mau Aline tersenyum, ia menganggukkan
Baca selengkapnya
Ch. 73 Ancaman Baru?
Aline terkesiap ketika tubuh Adam kembali menindihnya. Mata mereka saling pandang, dan sedetik kemudian mereka tertawa lirih bersamaan. "Nggak akan ada yang mengetuk pintu, kan?" tanya Adam tanpa memalingkan wajah. "Aman. Kecuali kalo ada hal mendesak dan penting sekali, pasti akan ada yang mengetuk." jawab Aline santai, ia merasakan betul, suhu tubuh Adam sudah meningkat. Tawa Adam kembali pecah, namun hanya sebentar karena Adam lantas meraup dan melumat bibir Aline dengan penuh semangat. Tangannya mencengkeram tangan Aline, mengunci jemari itu di dalam jemarinya. Seperti dendam, rindu harus dibayar tuntas, bukan? Maka dari itu Adam sama sekali tidak berhenti melumat dan menikmati bibir Aline yang pasrah dan bahkan beberapa kali membalas pagutan bibir Adam. Tidak ada obrolan apapun, bahkan ketika pagutan bibir mereka terlepas. Antara Adam dan Aline seolah seperti berkomunikasi dengan tatapan mata. Adam mulai perlahan melakukan apa yang ingin dia lakukan. Mungkin sesuatu yang Alin
Baca selengkapnya
Ch. 74 Kejar Setoran
"Mas tapi nggak usah segitunya juga ih!" tentu Aline menolak. Dikira enak kemana-mana ada yang mengawal begitu? Dia suka kebebasan! "Nggak usah begitu gimana? Ini semua demi memastikan keselamatan kamu, Sayang!" tangan Adam mencengkeram bahu sang istri, menatap Aline dengan tatapan yang sangat serius. Aline mendesah, ia balas menatap Adam dengan tatapan protes dan tidak setuju. Bisa jadi orang itu sudah sembuh atau bahkan sudah lupa dengan apa yang terjadi. Untuk apa terlalu takut? "Mas, aku jarang keluar rumah. Jadi buat apa sih pakai cari supir sama pengawal?" paling Aline hanya pergi ke rumah mama, apakah juga perlu dikawal? Berasa anak presiden saja! Sudah helaan napas kasar terdengar. Wajah yang tadi memancarkan kebahagiaan dan rasa puas yang teramat sangat, kini berubah gusar dan frustasi. Aline tersenyum, melingkarkan tangan ke tubuh sang suami dan mendekapnya erat-erat. "Sudahlah, aku janji akan selalu waspada dan hati-hati kalo kemana-mana. Jadi tolong ... jangan terlalu
Baca selengkapnya
Ch. 75 Permintaan Aline
Adam tersenyum begitu ia keluar dari kamar mandi. Dilihatnya tubuh polos sang istri masih terbaring tanpa busana di atas ranjang. Kalau tidak ingat mereka tengah berada di rumah Murti dan harus segera bertolak untu kembali pulang, rasanya Adam ingin sekali lagi memacu tubuh itu sebagai kompensasi karena Aline sudah main pergi begitu saja meninggalkan dirinya."Sayang ... cepet mandi gih. Apa mau aku mandiin?" sebuah pertanyaan yang kontan membuat sosok itu bangkit dan menatapnya dengan tatapan kesal."Udah! Kok jadi terus-terusan!" protes Aline lalu bangkit dan melangkah masuk ke kamar mandi.Adam terkekeh, ia segera memakai pakaian bersih yang tadi pegawai Murti antarkan ke depan kamar. Untung sekali baju ini muat. Kalau tidak Adam tidak tahu harus pakai baju apa selama dia di sini.Selesai berpakaian, Adam lantas melangkah keluar kamar. Di saat yang sama, Asep sudah muncul dan berdiri di depan pintu."Mas Adam, ditunggu Eyang sama yang lain di meja makan." gumamnya sopan."Baik kalo
Baca selengkapnya
Ch. 76 Pamit
Suasana mendadak hening. Bahkan denting sendok yang beradu dengan cangkir pun terhenti. Semua mata fokus pada Aline. Wajah itu nampak sungguh-sungguh, tidak ada Kebohongan atau nada bercanda baik dari suara maupun ekspresinya. Budi menghela napas panjang, menyesap kopi dalam cangkir lalu kembali meletakkan cangkir pada tempatnya. "Kamu yakin, Lin?" tanya Budi tanpa mengalihkan pandangan dari sang menantu. "Tentu. Kebetulan dulu Aline kuliah juga ilmunya ada sedikit yang bisa dipakai, Pa. Aline nggak keberatan masuk jurusan perhotelan. Intinya nggak melenceng jauh. Beda sama mas Adam."Budi masih meneliti wajah itu. Hingga kemudian kembali helaan napas terdengar darinya. Membuat suasana makin tegang dan mendebarkan."Biar papa pikir dulu, Lin. Yang jelas papa terima ide dari kamu ini. Tapi papa butuh waktu untuk memutuskan." ujarnya kemudian.Aline mengangguk pelan, wajahnya nampak lega bukan main. Meskipun Budi belum memberikan jawaban dan persetujuan, setidaknya ia sudah menjabark
Baca selengkapnya
Ch. 77 Permintaan Adam
Beni berada satu mobil bersama Budi. Mereka ditemani satu orang supir, sementara orang-orang Budi yang lain berada di depan membawa mobil Aline.Ada sedikit perasaan tidak enak Beni terhadap besannya ini. Ini berhubungan dengan permintaan yang Aline minta pagi tadi."Pak ... sebelumnya saya ingin meminta maaf kalau kesannya Aline lancang karena su--""Ah tidak! Sama sekali tidak!" potong Budi cepat. "Saya malah benar-benar tersentuh dengan bagaimana Aline mengorbankan diri demi suaminya. Saya bisa lihat dari sorot mata Aline kalo dia benar-benar tulus melakukan itu demi Adam, Pak."Ada sedikit kelegaan di dalam hati Beni. Ia takut jika Budi mengira ia memerintahkan Aline melakukan itu dan bertujuan untuk menguasai aset Budi sekeluarga, tapi ternyata pemikiran Budi lebih luas dan bijaksana."Sepertinya keputusan kita menikahkan mereka itu tidak salah." desis Beni dengan senyum merekah."Benar. Kenapa sejak dulu tidak Aline saja yang saya lamar buat Adam? Kan Aleta tidak harus sampai be
Baca selengkapnya
Ch. 78 Tamu Spesial?
"Ya ampun mbak Aline kemana aja sih, Mbak? Mak ikut khawatir sama mbak Aline!" Mak Surati kontan histeris begitu melihat Aline muncul di depan pintu bersama Adam. Aline tersenyum, ia lantas mendekap wanita paruh baya yang kontan bercucuran air mata itu. "Lagi ngambek sama mas Adam, Mak. Maaf kalo udah bikin Mak jadi khawatir." desis Aline sambil mengusap-usap punggung mak Surati. "Wealah, Mbak ... jangan ngambek-ngambek lagi ya, Mbak. Ikut kepikiran Mak dari rumah." Aline terkekeh, "Ya kalo itu tergantung mas Adam sih, Mak. Kalo cari perkara lagi ya Aline ngambek." jawabnya sambil melirik sang suami. "Iya deh iya ... nggak cari gara-gara lagi kok, serius!" desis Adam yang sadar tengah dilirik sang istri dengan tatapan tidak menyenangkan. Mak Surati tertawa, ia lantas membukakan pintu untuk tuan dan nyonya rumah tersebut. Entah apa yang kemarin terjadi di antara sepasangan suami-istri itu, dia sendiri juga tidak tahu. Yang jelas nyonya rumah ini sudah kembali dan itu sudah sangat
Baca selengkapnya
Ch. 79 Janji Temu
Rosa baru saja selesai mengganti selang infus salah seorang pasien di bangsal anak ketika ponselnya tiba-tiba berdering. Ia segera melepas handscoon yang dia kenakan dan merogoh saku seragam."Eh, udah beres urusanmu?" spontan Rosa bergumam sendiri ketika mendapati nama Adam lah yang muncul di layar ponsel. "Halo, kenapa? Udah ketemu Aline-nya?" Tentu itu yang Rosa tanyakan. Masalah yang terjadi kemarin adalah kaburnya istri Adam karena salah paham dengan hubungan Rosa dengan sang suami. Masalah yang sampai menyeret Rosa ke depan bapak Adam dan tentu saja Aline. "Udah. Ini udah di rumah. Kamu masuk apa hari ini? Reval gimana?" tanya suara itu yang kontan membuat Rosa menghela napas panjang. "Kalian baik-baik saja, kan? Aku nggak mau dapat masalah kalau sampai pernikahan kamu kenapa-kenapa." Rosa mengabaikan pertanyaan Adam, ada sesuatu hal yang penting dan harus dia pastikan daripada menjawab pertanyaan itu. "Baik. Justru itu yang ingin aku bicarakan sekarang, Ros."Jantung Rosa
Baca selengkapnya
Ch. 80 Sepasang Mata
"Jadi apakah nanti kalo aku punya anak kembar perempuan, aku akan dibuat pusing karena masalah rebutan gincu?" tanya Adam dari balik kemudi.Mereka sedang dalam perjalanan menuju sebuah mall di tengah kota, hendak memberi sebuah hadiah manis untuk Reval yang akan berkunjung besok."Ya nggak cuma rebutan gincu aja sih. Rebutan kamar, saling berebut barang-barang lucu satu sama lain, bahkan kadang masalah sendok buat makan pun kami rebutan." jelas Aline yang nampak senyam-senyum mengingat momen absurb-nya bersama Aleta."Astaga, tujuannya apa coba?" Adam terkekeh, tidak habis pikir dengan apa yang barusan dijelaskan oleh sang istri."Ya tujuannya cari ribut. Kita suka aja ribut terus bikin mama sama papa pusing. Seru gitu dan kalau nggak ribut barang sehari, rasanya kayak ada yang kurang!Tawa mereka kembali pecah. Mereka kompak tertawa bersama-sama. Sebuah tanda dan bukti bahwa masalah di antara mereka sudah tidak ada lagi. Bahwa mereka kini lebih dekat dan hangat dari sebelumnya."Bay
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status