Semua Bab Rahasia Sang Dokter: Bab 21 - Bab 30
166 Bab
Ch. 21 Benarkah?
Aline menggelengkan kepalanya, ia kembali membenamkan wajah ke dada Adam. Rasanya begitu nyaman dan hangat. Membuat Aline terlena akan kenyamanan yang ia dapatkan dari dekapan dan pelukan sang suami.Senyum Aline merakah, entah mengapa rasanya Aline tidak ingin melepaskan diri dari dekapan Adam. Ia ingin sampai pagi terus berada di pelukan sang suami. Dia tidak lagi merasa kikuk atau risih dengan sentuhan Adam. Seperti yang dia bilang tadi, pelukan dan dekapan ini rasanya begitu menenangkan dan melenakan!Aline mencoba memejamkan mata, hangat dan nyaman yang dia peroleh membuat mataya memberat. Lambat laun Aline bahkan tidak lagi bisa mempertahankan matanya agar tetap terjaga, terlebih aroma maskulin yang dia hirup dari parfum milik Adam membuat Aline makin tidak kuasa menahan matanya dan tidak perlu waktu lama, kini Aline terlelap begitu damai dan nyaman dalam dekapan suaminya, lelaki yang bahkan sebenarnya Aline tolak keberadaannya di sekitar Aline.Penolakan yang agaknya harus dipe
Baca selengkapnya
Ch. 22 Manis
Aline mengerjapkan mata ketika merasakan ada sinar hangat yang menyorot wajahnya dalam rentan waktu yang cukup lama. Perlahan-lahan Aline membuka mata dan terkejut mendapati langit sudah cukup cerah terpampang dari jendela kamarnya.Jam berapa ini? Aline perlahan bangun, dan hampir berteriak ketika melihat jarum jam sudah menunjukkan angka 10! Astaga!Dengan sedikit panik, Aline turun dari ranjang, membuka pintu kamar dan mendapati rumah begitu sepi. Agaknya Aline lupa, jam segini tentu Adam sudah berada di rumah sakit dan di rumah besar itu hanya tinggal dia, mak Surati dan pak Ugi, tidak ada yang lain lagi.“Untung bukan orang kantoran, kalo iya, habis lah sudah!” rintih Aline yang merasa bersyukur dia tidak harus bekerja di kantor yang jam masuk dan pulangnya sudah ditentukan perusahaan.Aline hendak kembali masuk ke dalam kamar untuk mandi, ketika panggilan itu mengejutkan dirinya.“Mbak Aline sudah bangun? Ini Mak bawain sarapan, Mbak.”Mak Surati muncul dengan nampan di tangan,
Baca selengkapnya
Ch. 23 Galau
“Apa? Jadi kalian belum pernah gituan?”Aline kontan nyengir lebar, meskipun tahu lawan bicara tidak berada di depannya, namun reflek itulah yang kini Aline lakukan ketika mendapat pertanyaan itu dari Nagita, sahabatnya sejak ia duduk di bangku semester satu.“Heh! Mendadak budek atau mendadak pingsan?” salak Nagita galak ketika ia tidak kunjung mendapatkan jawaban dari mulut Aline.“Segitunya, gue denger kok!” balas Aline sewot, ini anak kenapa sih? Lagi PMS?Terdengar helaan panjang dari seberang, Aline begitu yakin bahwa setelah ini, ibu hamil satu itu pasti akan mengomeli dirinya panjang kali lebar. Tentu Nagita sudah dengar jelas semua petaka yang menimpa Aline, bagaimana ia mendadak harus menggantikan saudari kembarnya menikah karena insiden itu.“Lu ini gimana sih, Lin? Riskan banget tau, nggak?”Aline yang tengah mengerjakan pembaruan bab novel on-going miliknya yang beberapa hari mangrak, kontan menyingkir sejenak dari depan laptop. Dengan ponsel yang masih menempel di teling
Baca selengkapnya
Ch. 24 Rayuan
“... lalu apa rencanamu selanjutnya, Vin?”Senyum Kelvin sontak lenyap, ia menundukkan kepala barang beberapa detik, kemudian menghela napas panjang dan kembali mengangkat kepalanya. Ditatapnya wanita paruh baya yang memiliki garis hidung dan mata begitu mirip dengan Aleta, sang kekasih.“Yang ada di pikiran saya untuk saat ini adalah tetap di sini sampai Aleta sadar, Tante. Setelah dia sadar dan kami bisa bicara dari hati ke hati, saya baru bisa tentukan apa rencana saya selanjutnya.”Desi tersenyum getir, ia ikut menghela napas panjang, pandangannya tidak beralih dari lelaki yang ternyata sudah cukup lama menjalin kasih dengan Aleta, anak sulungnya itu. Pantas saja Aleta kemudian sampai nekat bunuh diri demi mempertahankan cinta mereka.“Tapi kamu tentu punya plan A dan B untuk saat ini, kan? Nah apa plan yang sudah kamu rancang sedemikian rupa? Tentu tidak mungkin kamu tidak punya rencana atau goals sama sekali, kan, Vin?”Kembali Kelvin tersenyum dengan sorot mata pedih, sebuah so
Baca selengkapnya
Ch. 25 Balasan Aline
Mata Aline berbinar cerah begitu melihat sample lipstik berjejer di atas meja display. Refleks Aline menarik tangan Adam, menyeret lelaki itu untuk mendekat ke counter make-up asal Korea yang menjadi favorit Aline.Adam hanya tersenyum begitu manis, pasrah ditarik istrinya seperti ini. Bukankah ini hal yang langka? Jadi Adam tidak akan mensia-siakan kesempatan ini, bukan? Setelah melangkah beberapa langkah, mereka tiba di depan counter yang langsung mendapat sambutan dari BA brand kosmetik tersebut.“Selamat datang, mari silahkan, Kak. Mau cari skincare atau make-up?” sapa wanita berkulit bersih itu dengan begitu ramah.“Lipcream dong, Kak. Yang seri paling baru kemarin.” Aline menjawab dengan penuh antusias, ia sama sekali tidak melepaskan tangan Adam dari genggamanya.“Untuk seri terbaru kebetulan sekali baru datang stock, Kak, jadi warnanya komplit. Ini untuk tester sample warnanya. Silahkan.”Adam mencebik ketika tangan itu melepaskan tangannya. Bisa dia lihat Aline begitu semanga
Baca selengkapnya
Ch. 26 Boleh, kah?
Adam langsung meraih tangan Aline begitu keluar dari booth itu. Di genggamnya tangan itu erat seraya membawanya melangkah. Paperbag yang tadi Aline bawa, kini sudah berpindah ke tangan Adam lengkap dengan hasil jepretan di booth yang menjadi saksi bisu di mana untuk pertama kalinya Aline membalas ciuman Adam. Apa perasaan Adam saat ini? Tentunya tidak perlu dijelaskan lagi! Dia begitu bahagia sampai-sampai ia merasakan langkahnya begitu ringan dan rasanya ia seperti hendak terbang. "Mas? Kita mau kemana?"Adam tersentak, ia menoleh dan mendapati Aline menatapnya dengan tatapan penuh tanya. "Pulang dong. Oh kamu ingin kemana lagi, Sayang? Sekalian." tawar Adam tanpa melepaskan genggaman tangannya. "Ya aku juga mau pulang, Mas. Cuma kan mobil kita parkir di basement. Kenapa ini kita malah naik ke atas?"Adam melotot, benar juga! Sekarang mereka tengah berdiri di eskalator yang bergerak ke lantai atas. Adam terkekeh, Aline melepaskan genggaman tangan mereka lalu mencubit perut Adam d
Baca selengkapnya
Ch. 27 Momen Pertama (21++)
"... kamu serius?"Aline kembali mengangguk pelan, ia lantas menundukkan wajahnya sembari mengigit kuat-kuat bibirnya yang basah efek pagutan Adam beberapa detik yang lalu. Ia terkejut ketika dua tangan Adam masing-masing memegangi sisi kanan-kiri kepalanya, dahi Adam pun beradu dengan kepala Aline, membuat Aline lantas mendongak sedikit sampai ujung hidung mereka bersentuhan. Dengan jarak yang sangat dekat, mata mereka beradu. Sorot sayu itu masih menyapa Aline, dengan deru napas yang memburu. "Aku tidak pernah memaksamu, Sayang. Aku tidak masalah menunggu sampai sesiap kamu dan kalau hari ini kamu mengatakan sudah siap, aku sangat berterima kasih."Dua tangan itu meraup wajah Aline, mempertahankan posisi wajah itu tetap mendongak ke atas. Tanpa menunggu waktu lama, Adam kembali meraih bibir itu. Melumat bibir Aline dengan sedikit lebih kasar. Sebuah tindakan yang membuat Aline terkejut namun sama sekali tidak melakukan penolakan. Ia malah menyukainya! Aline bahkan mulai berani mem
Baca selengkapnya
Ch. 28 Kamu Mencintaiku, Lin? (21++)
Aline membelalakkan mata. Akan sedikit lebih sakit? Ini aja sudah cukup sakit dan Adam bilang setelah ini akan terasa lebih sakit? Yang benar saja!“Mas, ini aja udah sakit, Mas! Perih!” Aline hendak memberontak, namun baru bergerak sedikit, inti tubuhnya terasa begitu pedih. Ia baru ingat, sebagian organ vital suaminya sudah melesak masuk ke dalam.Adam hanya tersenyum, menundukkan wajah lalu kembali meraih bibir Aline. Dengan lembut dan perlahan, Adam kembali hendak membuat Aline terbuai dalam indah dan nikmat ciumannya seperti biasa. Sebuah taktik yang agaknya berhasil Adam lakukan karena tubuh Aline yang tadi sempat kaku dan tegang kini terasa kembali rileks.Perlahan tapi pasti, Adam kembali mendorong miliknya masuk ke dalam, lebih dalam dan jauh lagi pada tubuh sang istri. Momen yang jujur sudah Adam nantikan sejak mereka menikah kemarin. Adam pikir akan butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk bisa meluluhkan hati Aline, rupanya tidak selama itu.Milik Adam yang t
Baca selengkapnya
Ch. 29 Biarkan Seperti Ini Dulu!
Adam tersenyum, ia menatap tubuh polos yang memeluk tubuhnya dengan begitu posesif. Bekas-bekas keringat masih tergambar di sana-sini, belum lagi bekas kemerahan yang sengaja Adam tinggalkan untuk tanda kepemilikannya di tubuh itu. Sumpah, dalam keadaan seperti ini istrinya ini terlihat berkali-kali lebih cantik! Sanggat cantik dan menggoda, Adam akui itu. Tidak salah, kan, dia lantas memilih sosok ini untuk dia jadikan teman hidup? Rasa kantuk sebenarnya sudah menyerang Adam sejak ia melepaskan cairan pelepasannya beberapa menit yang lalu. Tubuhnya terasa lemas, enak tapi lemas. Andai saja pemandangan di depan matanya tidak seindah ini, tentu Adam akan lebih memilih menuruti hasrat kantuknya daripada memandangi Aline yang sudah terlelap sejak beberapa saat yang lalu. Agaknya sama seperti Adam, dia juga sangat kelelahan. “Kamu adalah orang pertama yang membuat aku percaya dan semakin yakin bahwa manusia kembar identik sekalipun tidak sepenuhnya sama, Lin. Seperti kamu dan Aleta.” Ad
Baca selengkapnya
Ch. 30 Lakik Elu Aman, Kan?
Adam baru saja turun dari mobil, hendak melangkah masuk ke rumah sakit ketika ponselnya berdering. Wajah Adam kontan berubah cerah dengan senyum lebar ketika mendapati pesan masuk itu berasal dari istrinya. Pasti Aline sudah membaca pesan singkat yang Adam kirim subuh tadi, bukan?[It`s okay, Mas. Semangat untuk hari ini, ya!]Sebuah pesan singkat yang begitu manis, tambah manis ketika Adam menyadari ada sisipan emoticon kiss untuknya di akhir pesan. Hati Adam berbunga-bunga, ia segera menepikan tubuh dan membalas pesan itu. Ia tentu tidak mau mengabaikan Aline begitu saja setelah segala macam upaya keras yang Adam lakukan untuk meluluhkan hati sang istri, bukan? Jadi ia harus segera membalas pesan ini, membalas sebuah ciuman virtual yang dikirimkan wanita tercinta Adam itu.“Kenapa kamu makin manis saja sih, Lin? Jadi pengen cepet pulang tau nggak?” Adam bergumam sendiri, ia baru saja selesai mengirimkan pesan itu.Ponsel keluaran terbaru itu segera Adam masukkan kembali ke dalam sak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status