All Chapters of Danuranda (Pendekar Nusantara): Chapter 1 - Chapter 10
14 Chapters
Rawarontek
Daratan Nusantara, Kota Sunda Palapa di wilayah padepokan Tirta Kencana. Padepokan Tirta Kencana adalah salah satu padepokan terbesar aliran putih di daratan pulau jawa. Padepokan Tirta Kencana di pimpin oleh ketua Ki Demang. Salah satu pendekar pilih tanding di pulau jawa. "Bopo, jika aku besar nanti. Aku ingin sekuat dirimu," ucap Danuranda yang berada di pangkuan Ki Demang. Ki Demang hanya tersenyum sambil mengelus lembut kepala Danuranda. Entah kenapa beberapa hari ini, Ki Demang ingin terus menghabiskan waktunya bersama putra semata wayangnya dengan adinda Sekar Wangi. "Randa harus menjadi lebih kuat dari bopo dan melindungi seluruh orang yang Randa sayang," kata Ki Demang sambil tetap mengelus lembut kepala Danuranda. "Bopo, tidak usah khawatir, aku bahkan akan lebih kuat dari bopo." "Ku lihat beberapa hari ini kanda terlalu memanjakan putra kita," ucap
Read more
Sebuah Pertolongan
Hanya dalam beberapa jam saja, seluruh penghuni padepokan Tirta Kencana habis terbunuh oleh pasukan aliran hitam. Bahkan Sekar Wangi harus menerima kematian paling mengenaskan. Sekar Wangi harus puas di gauli oleh Ki Sangeti beberapa kali dan beberapa orang anak buah nya juga ikut menggauli Sekar Wangi, sebelum menerima kematian saat sebilah pedang manancap di dadanya. Danuranda yang menyaksikan hal itu. Membuat dirinya kesulitan bernapas untuk beberapa saat. Lantas ia langsung berlari sekuat tenaga meninggalkan padepokan Tirta Kencana. Na'as bagi Danuranda, karena pelariannya diketahui oleh anak buah Ki Sangeti. Danuranda terus berlari sekuat tenaganya, ia berlari dengan sangat cepat memasuki hutan. Meskipun Danuranda masih beusia belia fisik milik Danuranda sudah sangat bagus, karena sudah sering di latih oleh orang tuanya sejak berusia sangat dini. Anak buah Ki Sangeti jelas cukup terkejut melihat
Read more
Tekad Untuk Membalas Dendam
Beberapa bulan kemudian Danuranda terus membantu bu Tais mencari kayu bakar di tengah hutan. Danuranda pun sudah mulai bergaul dengan anak seusia dirinya. Bu Tais benar-benar merasa bahagia dengan kehadiran Danuranda. Ia benar-benar merasakan memiliki seorang anak yang ia dambakan selama ini. Danuranda menjadi seorang anak yang begitu berbakti. Setiap pagi hari, ia membantu bu Tais mencari kayu bakar di hutan. Bahkan setiap sore, tidak jarang Danuranda membantu membelah kayu di belakang rumah. Namun bukan berarti Danuranda melupakan tekadnya untuk membalaskan kematian kedua orang tuanya. Tekadnya tetap bulat akan menghabisi Ki Sangeti dan keroco-keroconya sampai tidak tersisah sedikitpun. Semakin hari dendam itu semakin membara dan semakin besar pula. Hasrat Danuranda sudah sangat besar untuk membunuh Ki Sangeti. Bahkan setiap mencari kayu bakar di hutan, Danuranda tidak pernah lupa untuk melatih fis
Read more
Awal Dari Perjalanan
Hari ini Danuranda memilih menggantikan bu Tais berjualan kayu bakar di pasar, karena hari ini bu Tais sedang sakit. Danuranda tidak menolak menggantikan pekerjaan bu Tais, bahkan Danuranda merasa gembira saat di pasar. Saat sedang melayani seorang pelanggan, Danuranda tidak sengaja mendengar tentang sosok petapa sakti yang bernama Ki Amar Sakti. Dari berita para pelanggan, petapa sakti tinggal di suatu tempat yang sangat jarang di tinggali oleh orang banyak, setelah mundur dari urusan jagad dunia persilatan. Tidak ada yang mengetahui pasti dimana keberadaan petapa itu. Namun ada yang menyebutkan di hutan larangan, ada juga yang menyebutkan di gunung larangan, bahkan di gua larangan. Danuranda yang mendengar hali itu merasa sangat senang. Jalan apapun akan ia tempuh untuk membalaskan dendam kedua orang tua. Danuranda berjanji setelah menyelesaikan urusannya dengan Ki Sangeti, ia
Read more
Harimau
Danuranda merasakan sedikit takut saat mendengar cerita dari pria paruh baya yang berdiri di hadapannya saat ini. "Saya harus benar-benar tetap pergi ke sana pak, karena ada urusan yang sangat penting. Bisa bapak tunjukan di mana arah hutan kematian itu?" tanya Danuranda. "Apa kau sudah tidak sayang lagi dengan nyawamu atau kau sudah bosan hidup sehingga begitu bernafsu memasuki hutan kematian," pria paruh baya itu kembali ingin mencegah Danuranda untuk memasuki hutan kematian. "Aku benar-benar ada urusan mendesak di sana paman, bisa bapak tunjukan di mana letak hutan kematian itu?" tanya Danuranda kembali, tanpa memperdulikan peringatan dari pria paruh baya itu. "Baiklah, setidaknya aku sudah memperingatkanmu tentang bahaya di hutan kematian, jadi jangan salahkan diriku, jika terjadi sesuatu padamu," balas pria paruh baya itu sambil mengambil napas cukup panjang, "Kau hanya perlu berjalan terus ke a
Read more
Danuranda Vs 5 Harimau Putih Pemangsa
Harimau putih pemangsa itu semakin dekat dengan Danuranda. Saat jarak harimau putih pemangsa itu semakin dekat dengannya, Danuranda teringat jika dirinya membawa sebilah pedang di punggungnya yang di berikan pria paruh baya sebelum memasuki hutan kematian.SRETTTTDanuranda langsung menarik pedangnya dan menebaskan pedang itu ke arah perut harimau putih pemangsa itu.Sedetik kemudian, harimau putih pemangsa itu terkapar mati dengan perut yang keluar, akibat sayatan pedang Danuranda."Aku selamat," Danuranda mengelus dadanya dengan lega.Danuranda memilih bersandar di sebuah pohon yang tidak jauh dari mayat harimau putih pemangsa itu. Namun belum sempat Danuranda menarik napas terlalu lama, ia sudah harus kembali bersiap menghadapi harimau putih pemangsa lainnya. Kali ini bukan satu ekor, namun lima ekor harimau putih pemangsa."Oh Sang Hyang Widi, kenapa kau begitu membenciku, sehingga kau kembali mengirim harimau pemangsa untuk melenyapkank
Read more
Angkatlah Aku Menjadi Muridmu
Ki Amar Sakti berhasil meraih tubuh Danuranda. Ia lantas dengan cepat membawa Danuranda ke dalam gua yang menjadi tempat tinggalnya setelah mundur dari dunia persilatan. Ketika tiba di dalam gua, Ki Amar Sakti langsung membaringkan Danuranda ke atas sebuah batu besar. Ki Amar Sakti lalu mulai memeriksa keadaan Danuranda. Ki Amar Sakti nampak mengerenyitkan dahinya. Ia benar-benar di buat terkejut karena tubuh pemuda (Danuranda) yang di tolong olehnya sudah mencapai di ambang batasnya. Sedikit saja terlambat, maka nyawanya akan melayang. "Aku rasa kita berjodoh nak, tanpa tenaga dalam saja kau dapat mengalahkan 5 ekor harimau putih pemangsa, bagaimana jika dirinya memiliki tenaga dalam?" pikir Ki Amar Sakti sambil mulai mengalirkan tenaga dalamnya ke dalam tubuh Danuranda untuk membuat dirinya melewati masa kritisnya. Setelah melewati masih Kritisnya. Ki Amar Sakti langsung pergi meninggalkan Danurand
Read more
Menjadi Murid Ki Amar Sakti
Danuranda tidak pernah berhenti membujuk Ki Amar Sakti untuk mengajari dirinya ilmu kanuragan.Namun tidak perduli seberapa keras Danuranda membujuk. Ki Amar Sakti tetap dengan pendiriannya, yaitu tidak akan mengajarkan apapun kepada Danuranda yang berkaitan dengan ilmu kanuragan."Kek, angkatlah aku menjadi muridmu," bujuk Danuranda hampir setiap hari kepada Ki Amar Sakti."Aku tidak akan mengajarkan apapun kepadamu tentang sesuatu yang berkaitan dengan kanuragan." jawab Ki Amar Sakti dengan singkat.Danuranda yang sudah mendengar jawaban seperti itu setiap harinya. Jadi tidak ada rasa sakit lagi mendengar jawaban dari Ki Amar Sakti."Aku akan tetap disini, apapun yang terjadi kek. Aku harap kakek bersedia mengangkatku menjadi muridmu," ucap Danuranda sambil berjalan keluar dari gua.Setelah gagal membujuk Ki Amar Sakti. Danuranda selalu menghabiskan harinya dengan melatih kemampuan fisiknya di sekitar gua. Mulai dari memukul batang p
Read more
Latihan
Danuranda mulai mengatur napas dan mulai memikul pohon di punggungnya. Danuranda mulai berjalan dengan berlahan. Baginya pohon itu tidaklah terlalu berat, hal yang membuatnya berat adalah lamanya perjalanan dirinya berlari mengelilingi hutan kabut kematian. Danuranda mulai berlari mengikuti rute yang telah di buat oleh Ki Amar Sakti. Ia berlari dengan kecepatan sedang. Ia tidak ingin terlalu cepat, karena menyadari jika bukan jumlah berapa keliling yang di hitung, tapi lama waktunya. Satu hal yang membuat Danuranda kebingungan. Rute yang di buat oleh Ki Amar Sakti selalu berada di area yang terkena sinar matahari. Sehingga membuat Danuranda terus menahan dahaganya. Danuranda benar-benar merasa begitu haus saat melihat sebuah sungai yang ia lewati. "Aku tidak tahu sebenarnya selebar apa hutan ini, sudah hampir 10 jam lebih, tapi aku masih belum juga kembali ke posisi awalku," guma
Read more
Latihan II
Beberapa saat kemudian, Ki Amar Sakti kembali dengan beberapa batang tebu hitam. “Berhubung tadi kau bilang masih kuat, bahkan sangat kuat, maka aku akan sedikit menambah porsi latihanmu.” Danuranda jelas sangat terkejut melihat puluhan batang tebu itu, dia menyadari jika puluhan batang tebu itu sebentar lagi akan membuat tubuhnya menjadi lebam. Sekali lagi, Danuranda mengutuk dirinya sendiri yang membuat dirinya menjadi begitu sial. Benar saja, Ki Amar Sakti langsung mengayunkan batang tebu itu ke bagian punggung Danuranda. Danuranda jelas langsung meringis kesakitan, akan tetapi masih tidak bergerak di posisi semula. Tidak hanya sekali, akan tetapi Ki Amar Sakti terus melakukan hal itu berkali-kali. Ki Amar Sakti tidak hanya memukul bagian punggung, tetapi juga bagian perut dan betis tidak luput dari pukulan batang tebu. Danuranda jelas merasakan jika seluruh tubuhnya sudah
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status