WEDDING DRAMA
Prolog"Saya, Zayn Alvaro Rayan. Menerima engkau Althea Gazala sebagai istriku. Berjanji akan selalu mengasihimu, baik dalam keadaan suka maupun duka, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, hingga maut memisahkan. Segala milikku adalah milikmu.""Saya, Althea Gazala. Menerima engkau Zayn Alvaro Rayan sebagai suamiku. Saya berjanji akan selalu mengasihimu, tunduk melayanimu, baik dalam keadaan suka maupun duka, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, hingga maut memisahkan. Segala milikku adalah milikmu."Zayn Alvaro Rayan. Si blasteran tampan Indonesia-Rusia berusia 29 tahun itu merupakan dosen baru di salah satu universitas bergengsi di Jakarta. Seperti biasa, di mana pun berada, Zayn langsung menjadi idola para kaum hawa termasuk di kampus Sinar Bangsa. Pesona kuatnya yang membuat lumer selalu menjadi sorotan sekitar. Pembawaannya yang tenang dan berwibawa saat mengajar, malah menyihir dan membuat para mahasiswa perempuan kerap kali salah fokus. Bukannya memerhatikan mata kuliah, tetapi malah betah memandangi pahatan sempurna yang mampu menabuh jantung. Walaupun baru satu tahun mengajar, tetapi popularitas Zayn sebagai dosen berpotensi juga berprestasi meroket dengan cepat. Bukan hanya di tempatnya mengabdi, tetapi juga di universitas lainnya namanya termasuk salah satu dosen yang paling sering dijadikan narasumber serta motivator dalam acara-acara penting terkait pendidikan.Prestasinya menjadi buah bibir begitu juga dengan pesonanya. Cerdas, tampan dan kaya menjadi satu paket lengkap yang membungkusnya menjadi daya tarik premium ekslusif. Bahkan tak jarang, Zayn sering kerepotan akan segala kelebihan yang melekat padanya. Tak melulu membawa keberuntungan karena terkadang malah menimbulkan masalah.Ayahnya orang asli Rusia yang berprofesi sebagai seorang pilot. Telah tiada akibat kecelakaan pesawat saat Zayn duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ibunya bernama Lidya, wanita asli Indonesia. Dulunya berprofesi sebagai pramugari hingga akhirnya terjalinlah cinta di atas awan antara pramugari dengan kaptennya.Sejak ayah Zayn tiada, Lidya merintis usaha ekspor kain batik berkualitas premium hingga sekarang menjadi pengusaha sukses. Lidya pernah meminta Zayn untuk mengelola bisnisnya setelah menyelesaikan kuliah magisternya di bidang manajemen bisnis, tetapi putra semata wayangnya itu lebih memilih untuk mengajar di salah satu kampus bergengsi di Jakarta karena kecintaannya akan dunia pendidikan.Namun, sebagai seorang anak, Zayn tak serta merta lepas tanggung jawab mengenai perusahaan ibunya, seminggu sekali dia akan menyempatkan diri untuk memantau perusahaan sang ibu dan ikut berkecimpung juga di sana.Althea Gazala. Gadis muda berusia sembilan belas tahun itu adalah mahasiswi tingkat dua. Wajahnya yang imut seperti anak SMA kelas satu, membuat banyak yang menyangka bahwa dirinya masih belum mencapau angka tujuh belas tahun. Sering di salah pahami lantaran dikira di bawah umur.Baru satu bulan ini ia pindah ke Jakarta dari kota asalnya yakni Semarang. Dikarenakan papanya yang bekerja di salah satu instansi pemerintahan dipindah tugaskan dengan masa kerja yang cukup lama, maka mamanya memutuskan untuk ikut serta.Althea pun mau tak mau pindah kuliah juga mengikuti orang tuanya yang berpindah tempat tinggal. Awalnya ia bersikeras untuk tetap berkuliah di Semarang lantaran merasa berat hati jika harus berpisah dengan teman-temannya dan berniat tinggal dengan neneknya. Sang nenek tak keberatan, hanya saja naluri Ajeng sebagai seorang ibu berteriak, tetap merasa tak tenang jika harus berjauhan dengan putri kesayangannya. Akhirnya Althea menyerah dan menuruti keputusan sang mama.Di kampus barunya inilah kisah tak terduga Althea dimulai. Gadis cantik yang sama sekali belum pernah berpacaran itu tiba-tiba harus menikah dan tinggal satu atap dengan seorang pria yang disebut suami. Begitu juga Zayn yang seolah alergi dengan yang namanya wanita apalagi pernikahan. Althea tak pernah menyangka. Di usianya yang masih terbilang belia, ia telah mengucap sumpah suci yang dulu digadang-gadangnya akan menjadi momen paling sakral terindah dalam hidupnya. Sejak kecil, setiap anak gadis hampir rata-rata memiliki impian indah yang sangat umum dan lumrah sebagai harapan kisah cinta mereka ketika dewasa kelak begitu pun Althea. Sebuah harapan manis dan sederhana, yaitu menikah dengan pria tampan pujaan hati, berbalut dalam debar yang sama yakni saling jatuh cinta, bersumpah setia dengan tak lupa dibumbui sedikit picisan happily ever after. Namun, apakah yang tersaji di hadapannya sekarang adalah pernikahan yang diimpikannya? Ingin rasanya Althea mengumpat dan berteriak berkeliling Senayan. Sama sekali tidak! Sangat jauh dari ekspektasi. Tidak pernah secuil pun bermimpi akan menikah dengan si dosen menjengkelkan minim empati yang pernah membuatnya kesal. Walaupun untuk poin tampan termasuk pengecualian karena Zayn memang amat rupawan di atas rata-rata. Sempat terpikir untuk kabur. Ego dan nuraninya berperang. Melarikan diri sama sekali bukan solusi melainkan menambah permasalahan baru. Menumpuk hingga terakumulasi menciptakan belitan kerumitan yang malah akan semakin persulit mengurai simpulnya di kemudian hari, bukan mempermudah.Memantapkan putusan hati meski tak pernah benar-benar mantap, Althea berdiri malas berdampingan dengan si dosen tampan beraura dingin yang menurutnya sedingin es mambo di warung belakang rumahnya. Althea mendoktrin diri. Status pernikahan ini hanya untuk sementara waktu, bukan selamanya. Lebih cepat dimulai itu lebih bagus karena tentu saja akan lebih cepat berakhir. Lagi pula penyebab arus kencang yang menyeretnya dan juga sang dosen hingga terpaksa harus berdiri berdampingan di altar di hadapan pendeta dan disaksikan tamu undangan bersumber dari dirinya sendiri. Ada yang mereka lupa. Saat lisan mengucap sumpah suci, itu merupakan janji di hadapan Tuhan yang tentu saja ada rencana Sang Pemilik Kehidupan di dalamnya sehingga ikatan sakral ini tercipta. Fase kehidupan baru telah dimulai, tanpa mereka sadari, tanpa mereka ketahui.Wedding Drama Bab 1Beberapa minggu sebelumnya.Rambut panjangnya digelung kusut, langkahnya gontai super lambat ibarat siput. Althea menyeret kakinya malas memasuki gedung perkuliahan sembari memeluk setumpuk modul. Ia duduk dan menaruh barang bawaannya lalu membenamkan wajah di meja, mengetuk-ngetukkan dahinya sendiri secara konstan berulang-ulang.Tak lama datanglah suara ribut serupa kericuhan yang lama-lama semakin mendekat dan mendekat. Namun, gadis berwajah kusut itu masih tetap melakukan kegiatannya dan tak memedulikan suara cempreng bak toa SATPOL PP yang tengah melaksanakan razia.Rupanya yang datang adalah temannya si kembar Rena dan Reni. Althea baru pindah ke kampus barunya ini sekitar satu bulan dan duo cerewet inilah mahasiswi yang langsung akrab dengannya. Keduanya berhenti tepat di dekat meja Althea berada.“Dari tadi udah kubilang kaos kaki warna pink yang kamu pakai itu milikku!” seru Rena sembari menunjuk kaki kembarannya.“Enak aja, kaos kaki yang kupakai ini mili
Wedding Drama Bab 2Di sinilah Althea sekarang, perpustakaan universitas. Ia dihukum membersihkan tumpukkan buku lama yang berdebu dimana-mana juga diharuskan untuk menatanya sesuai abjad. Althea terkena sanksi lantaran tak mengumpulkan tugas dari salah satu dosennya yaitu Zayn. “Dasar dosen emosian! Dasar om-om gak ada akhlak! Gak punya rasa toleransi! Heran banget deh sama mahasiswi dan juga para pengajar wanita yang ada di sini semuanya tergila-gila sama dia, cih!” Althea bersungut-sungut kesal. Kejadian tadi pagi masih terus berputar di otaknya, saat Zayn sang dosen sama sekali tak memberi kelonggaran padanya. Tak tergerak hati secuil pun, kendati Althea sudah menjelaskan alasan sebenarnya juga sudah berupaya mengeluarkan seluruh kebolehan jurus imutnya. Zayn hanya berekspresi datar dan dingin, padahal Althea sudah merelakan dirinya bertingkah konyol disaksikan puluhan mata teman-temannya. Sungguh memalukan, ingin rasanya Althea bermigrasi ke Mars di detik itu juga. Kalimat Zay
Wedding Drama Bab 3Seporsi sandwich isi tuna dan segelas susu rendah kalori tersaji di atas meja makan antik yang terbuat dari kayu jati. Zayn tengah menyantap sarapan di rumah ibunya. Semalam, Lidya meminta putranya menginap selepas acara makan malam selesai.Semenjak memutuskan menjadi dosen, Zayn memilih tinggal sendiri. Penghasilan mengajarnya memang tak sebanding dengan harga properti yang ditinggalinya. Semua properti yang dimiliki Zayn merupakan benefit sebagai satu-satunya pewaris Rayan Enterprise, dan bukanlah hal yang sulit jika hanya menginginkan satu unit hunian mewah di kawasan terpilih ibukota. Zayn lebih memilih rumah ketimbang apartemen, baginya rumah terasa lebih hidup daripada hunian yang sarat akan privasi sejenis apartemen. Dia lebih suka tempat tinggalnya memiliki halaman luas dengan hamparan hijau rerumputan juga tumbuh-tumbuhan yang membawa kesan sejuk serta asri."Bagaimana Kiana menurutmu?" tanya Lidya yang menarik kursi lalu duduk berhadapan dengan putranya
Wedding Drama Bab 4Pagi ini Althea terjaga saat matahari sudah merangkak naik. Mengerjap malas lantas meraih weker yang bertengger di nakas. Mengintip melalui kelopak matanya yang membuka sedikit untuk melihat jarum jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.Menyadari bahwa bangunnya kesiangan, bukannya segera beranjak ke kamar mandi, gadis imut itu malah menarik selimut dan berguling-guling di atas kasur. Menggulung tubuhnya menyerupai kepompong lalu kembali meringkuk memejamkan netra. Lagi pula jadwalnya ke kampus untuk hari ini jam satu siang, jadi tidak masalah jika memutuskan bermalas-malasan sebentar lagi. Semalam, setelah mengerjakan ulang tugas memusingkan dari Zayn, ia menonton Drama Korea Vicenzo hingga lupa waktu. Asyik bercengkerama dengan laptopnya yang menampilkan akting ciamik Song Joong Ki sampai-sampai tak menyadari waktu terus bergulir. Pukul tiga dini hari ia baru berhenti tatkala baterai di laptopnya menjerit kehabisan daya dan padam seketika. Pada
Wedding Drama Bab 5Kiana berjalan gemulai mendekati begitu melihat kemunculan Zayn. Ia melangkah anggun layaknya putri keraton. Memasang mimik sepolos mungkin demi menarik perhatian. Gadis itu menempeli Zayn kesana kemari seperti benalu sementara si induk semang mengacuhkannya seolah tak melihat eksistensinya. Zayn hanya tersenyum tipis sekilas sebagai formalitas kemudian segera berkoordinasi dengan dosen lainya.“Semuanya segera masuk bus, lima belas menit lagi kita akan berangkat. Jika ada yang terlambat dan tertinggal maka hukuman menanti kalian minggu depan!” seru Zayn lantang memperingatkan.“Baik Pak ….” sahut mereka riuh. Semua berdesakan dan heboh ingin tahu di bus mana Zayn akan naik, tetapi kemudian terdengar percakapan bahwa si dosen idola akan mengendarai Range Rover miliknya.Riuh keluhan para gadis berisik bising. Harapan mereka berinteraksi lebih dekat dengan si dosen dambaan pupus sudah. “Yaaaa… kukira si ganteng bakal gabung naek bus juga sama kita. Lumayan kan bi
Wedding Drama Bab 6“Semua peserta harap berkumpul di tanah lapang area kanan tenda, sekarang!” Terdengar instruksi dari pengeras suara, mereka segera berhamburan ke sana penuh antusias demi mendapat nilai memuaskan akhir semester nanti. Jangan lupa, mereka juga mengikuti perkemahan ini sebagai ajang cuci mata, terutama para gadis.“Cuma wangi parfumnya aja rasanya begitu memabukkan, akh… aku lemah,” cicit seorang mahasiswi berjaket merah dengan mata tak lepas memandangi Zayn yang tengah bercakap-cakap dengan dosen lainnya.“Kalian lihat, postur tubuhnya begitu sempurna. Aww… pelukable,” timpal gadis di sebelahnya.Para gadis terus bergosip. Di mana ada Zayn di situlah dunia perlambean bersemi. Mereka sebetulnya sama sekali tak peduli dengan acara yang terselenggara. Selain demi nilai, alasan utama keikutsertaan mereka berkemah adalah demi bisa berinteraksi lebih dekat dengan sang dosen yang menjadi incaran.“Para mahasiswi mulai menggosipkanmu. Aku yakin antusiasme mereka mengikuti
Wedding Drama Bab 7Sang surya mulai menyapa, bersolek bersiap menerangi dunia. Sinarnya serupa harapan baru bagi jiwa-jiwa yang dilanda gundah. Binarnya menuntun menapaki jagat raya yang kadang tak ramah. Burung-burung bernyanyi bersahutan, saling bersiul memberi salam. Tetesan embun pagi membawa kesejukkan, membuat raga ingin menyerahkan diri semakin dalam bergelung di peraduan.Althea merasakan kehangatan tak biasa yang melingkupinya, begitu nyaman dan menyenangkan. Kicau burung serupa alarm yang tercipta dari alam merayu netranya untuk membuka. Bulu mata lentiknya ikut berkibar menari indah kala kelopak matanya mengerjap perlahan, menyesuaikan cahaya yang mulai membias dari angkasa.Tertegun sejenak masih dalam sisa-sisa kantuk yang menghinggapi kala bola matanya yang berkilauan menangkap hal tak biasa di pagi harinya. Hanya berjarak sejengkal saja dari wajahnya, ia disajikan pemandangan rupawan nan seksi ciptaan Tuhan. Althea tersenyum seperti orang gila, terkikik sendiri, tersi
Wedding Drama Bab 8Para dosen memutuskan memulangkan Althea lebih dulu. Padahal, jadwal perkemahan masih berlangsung hingga esok. Mereka juga berencana melaporkan hal ini pada kedua orang tuanya. Gadis-gadis mulai bergosip. Saling berbisik mencela mencibir. Sedangkan mahasiswa laki-laki kebanyakan memilih tidak ikut campur, enggan membahas lebih jauh. Hampir tujuh puluh lima persen hujatan dilontarkan kepada Althea. Memojokkannya dan mencap si anak baru itu sebagai wanita murahan yang nekat menggoda dosen idola mereka dengan cara menjijikkan. Bukan tanpa sebab kenapa Althea menjadi yang lebih dicaci di sini. Berdasarkan temuan, memang Althea lah yang masuk ke tenda Zayn bukan sebaliknya. Kendati kenyataan sebenarnya bukanlah demikian. Althea tak sengaja berakhir di sana lantaran matanya buram efek dari kantuk hebatnya semalam dan kecerobohannya itu mengantarnya pada bencana di pagi hari yang indah ini, sungguh ironi.Gadis itu tak menyerah. Terus mencoba menjelaskan meski di bawah