Share

Bab 4

Wedding Drama Bab 4

Pagi ini Althea terjaga saat matahari sudah merangkak naik. Mengerjap malas lantas meraih weker yang bertengger di nakas. Mengintip melalui kelopak matanya yang membuka sedikit untuk melihat jarum jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Menyadari bahwa bangunnya kesiangan, bukannya segera beranjak ke kamar mandi, gadis imut itu malah menarik selimut dan berguling-guling di atas kasur. Menggulung tubuhnya menyerupai kepompong lalu kembali meringkuk memejamkan netra. Lagi pula jadwalnya ke kampus untuk hari ini jam satu siang, jadi tidak masalah jika memutuskan bermalas-malasan sebentar lagi. 

Semalam, setelah mengerjakan ulang tugas memusingkan dari Zayn, ia menonton Drama Korea Vicenzo hingga lupa waktu. Asyik bercengkerama dengan laptopnya yang menampilkan akting ciamik Song Joong Ki sampai-sampai tak menyadari waktu terus bergulir. 

Pukul tiga dini hari ia baru berhenti tatkala baterai di laptopnya menjerit kehabisan daya dan padam seketika. Padahal cerita sedang seru-serunya, layarnya mati saat scene yang membuatnya baper baru saja dimulai. 

Terdengar derit pintu yang didorong kasar. Althea sudah menebak, itu pasti ibunya yang masuk. 

"Althea! Bangun. Anak gadis jam segini masih asyik tidur? Mandi sana. Jadi perempuan itu enggak boleh jorok. Harus berseka. Bersih dan wangi. Kamu juga kan harus berangkat kuliah!" Ajeng ibunya Althea, mengoceh sambil menarik paksa selimut yang dipakai Althea, lalu menarik kedua lengan anak gadisnya itu supaya bangun. 

"Mama, please. Aku masih ngantuk. Lagian ngampusnya juga jam satu siang!" rengeknya sembari merebahkan diri kembali di kasur empuk kesayangannya. 

"Bukan alasan untuk bangun siang mau kapan pun jam ngampusmu. Tugasmu bukan cuma kuliah, Sultan juga harus diurus sesuai dengan kesepakatan kita saat kamu memutuskan merawatnya dulu. Mama jadi ingin memberikan kucingmu pada orang yang lebih serius mau merawatnya ngeliat kamu ogah-ogahan begini. Kasihan Sultan, kalau punya pemilik yang malas mengurus dan merawatnya." 

Sultan adalah kelemahan Althea. Begitu nama Sultan disebut, ia langsung terperanjat bangun. Turun dari tempat tidur dan terbirit-birit ke kamar mandi tanpa disuruh lagi saking takutnya terpisah dengan si kucing oren gembul kesayangannya. Althea berhenti sejenak di ambang pintu kamar mandi dan membalikkan badan. 

"Oh iya hampir aja lupa. Ma, tolong tanda tangani surat keikutsertaan berkemah ya. Ada di meja belajarku. Aku mau ikut. Suratnya harus diserahkan nanti siang," pintanya cepat sebelum masuk dan menutup pintu kamar mandi. 

Ajeng meraih surat yang dimaksud Althea, bergumam keheranan setelah selesai membacanya. 

"Tumben ini anak mau ikut kegiatan begini?" 

*****

“Al, serius kamu mau ikut acara berkemah? Bukannya kamu itu takut dengan alam bebas?” tanya Ajeng sangsi sembari membantu Althea berbenah, memasukkan berbagai keperluan anak gadisnya untuk kemping besok ke dalam ransel besar berwarna merah tua. 

“Akh … aku juga enggak mau ikut, Ma. Tapi si dosen es mambo itu mengharuskan semua ikut kalau ingin mendapat nilai tambahan, apalagi aku sempat bolong mengerjakan tugas darinya. Haish, aku kesal!” Althea meremas geram handuk warna pink di tangannya.

“Hush, enggak boleh ngata-ngatain dosenmu! Bagaimanapun juga guru itu pahlawan tanpa tanda jasa.” Ajeng melipat handuk warna pink yang tadi sempat diremas Althea dan memasukkannya ke dalam ransel.

“Dih, pahlawan apanya? Kalau dia beneran pahlawan aku bikinin monumen atau tugu peringatan buat manusia acuh itu. Terus kunyanyikan lagu gugur bunga untuk mengenang jasa-jasanya yang telah menindasku!” geramnya. 

Althea memukulkan tinjunya di udara kala teringat kembali bagaimana datarnya Zayn saat dirinya mencoba bernegosiasi. Ia masih jengkel setengah mati akan hukuman mengesalkan tak terkira yang diberikan Zayn, membuat Althea pulang tiga jam lebih lambat dari yang seharusnya, sehingga hari itu tiket bioskop yang susah payah didapatkannya hangus begitu saja.

“Kamu kayaknya sebel banget sama dosenmu yang siapa itu namanya? Za, Zay_"

“Namanya Zayn! Dia itu emang super nyebelin. Kalau negur ngomongnya extra pedes melebihi level bon cabe. Kalo ngasih hukuman kayak kerja rodi, padahal aku udah jelasin baik-baik penyebab tugasku enggak selesai waktu itu. Dasar tak berperikemahasiswaan!” cerocosnya  bersungut-sungut hingga bibirnya maju beberapa senti.

“Tapi enggak baik lho benci berlebihan, kalau terlampau benci nanti biasanya malah jadi cinta. Benci dan cinta itu pembatasnya cuma setipis kulit bawang,” celetuk Ajeng menggoda sembari terkikik geli.

“Hih, Mama … apa-apaan sih. Tapi dia itu memang ganteng sih, ganteng banget malah,” tukasnya polos. 

“Ah enggak tahu ah, kenapa dunia ini enggak adil? Seharusnya wajah tampan rupawan kayak gitu buat pangeran baik hati, bukan buat si es mambo muka datar talenan kayak dia!” umpatnya geram. 

Althea berjongkok meraup Sultan si kucing oren kesayangannya yang sejak tadi mengeong mengekor ke sana kemari meminta perhatian saat majikannya sibuk memaki. 

“Tapi bagus juga sih kamu ikut, sesekali kamu harus keep in touch dengan alam bebas, baik untuk kesehatan."

“Apanya yang baik buat kesehatan yang ada aku hipertensi di usia muda!" Tanpa sadar Althea meremas ekor Sultan membuat kucing gembul itu mengaum protes.

“Aku do’akan semoga saat kemping nanti kedatanganmu disambut para penghuni hutan. Kali aja ada tarzan yang naksir kamu terus dibawa kabur deh, jadi rumah ini aman damai sentosa tanpa suara berisikmu dan si kucing baumu,” celetuk Lingga, adik Althea dari ambang pintu. Segera berlari tunggang langgang ke kamarnya setelah selesai menyemburkan kalimat mengganggunya.

“Dasar adek nyebelin!” 

*****

Pagi-pagi sekali semua mahasiswa yang hendak mengikuti perkemahan sudah berkumpul di pelataran kampus. Mereka akan berangkat menggunakan bus menuju lokasi berkemah yang terletak di Puncak, tepatnya di Eagle Hill Outbound Camp. 

Dalam jadwal pun tertera, bahwa para mahasiswa akan melakukan kunjungan ke perusahaan yoghurt terkenal di Indonesia. Selain belajar tentang trik jitu berbisnis ala perusahaan sukses tersebut, mereka juga akan dibekali pembelajaran tentang produk yang dipasarkan. Haruslah yang terbaik kualitasnya dengan ikut terjun melihat langsung proses pembuatan. 

Para senior kakak kelas yang menjadi panitia juga sudah tampak berkumpul di sana, tak terkecuali Kiana si primadona yang dipuja bak dewi di kampus tersebut.

“Hei … hei, lihat itu Kak Kiana yang populer itu kan. Dilihat dari dekat ternyata memanglah sangat cantik. Gosipnya dia itu punya hubungan dekat sama Pak Zayn.” Rena mulai bergosip berbisik-bisik bersama Reni, Althea, juga dua temannya yang lain. 

“Wah, memang serasi. Kita ini hanyalah butiran debu huhuhu,” timpal salah satu temannya yang berkacamata sambil sibuk membuang ingusnya menggunakan tisu akibat terkena alergi dingin di pagi hari.

Tak berselang lama, muncullah Zayn mengendarai Range Rover dark grey miliknya. Auranya selalu sukses menyedot perhatian. Dia menanggalkan pakaian formalnya hari ini, memakai celana kargo warna khaki juga sweater turtle neck hitam yang membalut tubuh tinggi tegapnya. Setiap pakaian yang dikenakan Zayn selalu melekat begitu pas bak model, sepertinya didesain dan dijahit khusus hanya untuknya.

Dalam balutan busana santai, Zayn semakin menggiurkan tak tertahankan, membuat jantung para gadis meloncat liar, tak mampu mengalihkan pandangan dari keindahan ragawi yang begitu sedap dipandang mata. Senyum memikatnya, tatapan mata tajamnya, suara maskulinnya, bahkan aromanya semua yang ada pada diri Zayn sungguh membuat para gadis tak henti mendamba.

"Reni! Ni anak mangap mulu! Keselek lalat baru tau rasa!" seru Rena kesal. 

Rena terus berusaha mengatupkan mulut kembarannya yang sejak tadi menganga karena terpesona, sementara dua temannya yang lain memekik histeris kala Zayn tersenyum dan menyapa yang sudah hadir. Tak terkecuali Althea yang katanya sebal itu ikut melongo dan terhipnotis. 

Bersambung. 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Jangan terlalu benci sama zayin ntar cinta loh Althea hihihi Itu kucing gemesin namanya sultan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status