Share

4. Crazy News

Ketika Sam selesai dengan naskah itu, Pinto menyambanginya dari belakang. Pinto membaca tulisan yang terpampang di layar sebelum disave-and-close. Bersiul kecil, ia menyentuh pundak Sam, dan menatap Rastri yang sedang menatap ke arah mereka. Gila, desisnya. Apa maksud Rastri menulis berita seperti ini? 

Koran mereka bukan Metropolitan Baru. Koran mereka adalah koran nasional berkantor pusat di Jakarta yang membuka kantor di daerah—tiap daerah—untuk menyajikan berita-berita lokal. Namun mereka tetap koran nasional dengan kebijakan yang sama sekali berbeda dengan koran daerah yang dipenuhi klenik dan gugon tuhon. Dan mereka tidak memberitakan berita supernatural. No way.

 

Pinto ingat ia pernah mendengar perdebatan ini di rapat-rapat redaksi. Sebagian wartawan merasa koran mereka perlu memberitakan kisah-kisah yang berkaitan dengan vampir, namun redaksi tetap pada putusannya bahwa berita-berita seperti itu bukan untuk mereka—meskipun Metropolitan Baru telah melampaui tiras mereka sebanyak lebih dari sepuluh ribu eksemplar karena berita-berita seperti itu. Meskipun disayangkan banyak orang, keputusan redaksi tak berubah. Dan Rastri—entah kenapa—mendadak muncul dengan berita klenik seperti itu. 

Gadis itu telah gila.

Sam melangkah menuju ruang pra-cetak. Semua halaman telah terisi. Entah naskah siapa yang nanti akan dikorbankan. Pada saat itu terjadi, kemungkinan besar akan ada dua orang yang bersitegang. Salah satunya pasti Rastri. Dan mengapa gadis itu bersikukuh agar naskah itu dimuat? Ia akan membentur tembok. Dan mungkin ia sendiri yang akan terlempar. Bagaimana dengan dirinya? Apakah ia juga akan ikut terdepak dan terguling bersama Rastri? 

Seseorang di ruang pra-cetak mendongak menatap Sam. Mereka telah menyadari mereka kelebihan naskah? Naskah Rastri jelas belum mendapat persetujuan dari redaksi pelaksana. Bisa jadi naskah itu di-drop sebelum sempat di-lay-out. Jika itu yang terjadi, friksi yang baru saja terjadi akan menjadi sia-sia. Dan mungkin Rastri akan membencinya. 

Mereka semua akan selamat. 

Tetapi, bukankah setiap orang berhak mengetahui berita itu? Sam kembali ke komputernya. Ia membuka list naskah yang akan dimuat. Ada sebuah naskah milik Manto. Kebetulan yang menggembirakan. Dengan senyum penuh kemenangan ia menghapus naskah itu. Lalu dengan jeli ia menggilasnya total keluar dari trash. 

Ia tahu ia harus menghadapi lagi ledakan kemarahan dari si brengsek Manto. Sam bersiul. Besok pasti akan ada dua kegaduhan yang menyenangkan. Pertama, kegaduhan dengan Redaksi Pelaksana atau mungkin malah Pimpinan Redaksi. Kedua, dengan Manto. 

Uh, vampir-vampir kembali berdatangan? Tak mengherankan. Sementara ia telah membuat berita dari Rastri itu terbaca oleh pembacanya yang berhak, Sam akan bergembira menerima ledakan emosi gila dari si biang ribut—besok. Saat menyadari itu ia berpikir apakah ia tidak sedang menggali kuburannya sendiri. 

Dan berbicara tentang kuburan, Sam tersenyum untuk diri sendiri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status