Share

Bab. 2

“Maaf Ka, kita nggak bisa terusin hubungan ini.” Ristia tertunduk di samping kekasihnya.

Sakha tak menyangka Ristia yang dicintai dan akan dinikahinya bila telah dua tahun bekerja sesuai perjanjian kontrak kerjanya berkata demikian.

“kenapa?” dingin suara Sakha menanyakan alasan Ristia meminta putus.

Bukankah mereka saling mencintai, perkenalan di awal perkuliahan yang menumbuhkan benih cinta di hati keduanya.

Sakha yang tahu batasan dan begitu menjaga wanita ini, berjanji untuk menikahinya.

Bila tak ada aturan dalam perjanjian kerja dengan kantor tempat Sakha mencari nafkah, sudah langsung dinikahinya Ristia ini.

Ibunya Sakha, ibu Marwiah pun setuju – setuju saja. Wanita manapun yang jadi pilihan anak lelakinya yang penting sopan dan baik.

“Mama terserah kamu saja nak, yang penting dia bisa menerima kekurangan yang ada di keluarga kita.”

Sakha hanya hidup berdua dengan ibunya, dia telah yatim sejak di bangku Sekolah Menengah Atas.

Ibunyalah yang bekerja menghidupi Sakha dengan membuka warung sembako sederhana.

Biasanya sepulang sekolah bila tak ada latihan karate, Sakha lah yang membantu ibunya, membeli barang ke gudang grosir dan menyusunnya di warung untuk dijual eceran.

Sakha selalu bersemangat membantu ibunya berdagang, ini bagian pembelajaran hidupnya kedepan karna akan menjadi tulang punggung untuk keluarganya nanti. Untuk ibu dan ibu anak – anaknya kelak.

“Bapak nggak restu Ka,” perkataan Ristia membuyarkan lamunan Sakha di pertemuan terakhir mereka di sebuah cafe sederhana di jalan Ahmad Yani.

“Apa karna harus menunggu dua tahun?”

“Bukan,”

“Lalu?” Sakha menuntut alasan.

“ bapak jodohin aku.”

“kamu terima?”

“Sakha....” Ristia gugup dan bingung bagaimana menjelaskan.

Dicoba menyentuh jari Sakha yang bertaut di atas meja.

Tentu saja bingung, bapak Ristia yang bekerja di salah satu kontraktor perumahan tak ingin anaknya menikah dengan Sakha yang hanya seorang yatim dan hidup sederhana dari pensiunan ayahnya yang kecil dan dari hasil warung sembako milik ibunya yang tak seberapa.

Hidup pun hanya di rumah sederhana dengan dua kamar peninggalan milik ayahnya. Dibangunnya dulu saat beliau masih hidup dan bekerja di salah satu kantor Lurah di kota mereka.

Netra Sakha memerah, menerima kenyataan bila dirinya tak berjodoh dengan Ristia.

“kamulah yang meninggalkanku dan menyudahi hubungan ini Tia, Mungkin penghasilanku yang tak seberapa  menjadi pertimbangan orang tuamu.” Sakha memperjelas kembali status hubungan mereka.

“Maafin aku Sakha.” Ristia sendu menatap Sakha yang terlihat menahan kaca di netranya.

Bukan Cuma kandasanya hubungan ini yang membuatnya sedih, namun kebahagiaan ibunya yang akan segera memiliki menantu ikut pupus.

Bila sudah ada istri tentu ada yang bisa menemani dan membantu ibunya menjaga warung.  Dan bersama – sama istrinya nanti akan membesarkan warung milik ibunya itu.

Namun semua kandas dengan pernikahan Ristia bersama seorang kontraktor rekan bapaknya dan sudah agak berumur dilaksanakan sebulan setelah pertemuan terakhir mereka itu.

🌿

“bro ayo sholat azhar dulu,” Rasyid kawannya menepuk pundak Sakha yang masih fokus bekerja di sore itu.

“iya bro, sholat dan minta jodohlah, siapa tahu habis sholat ini  pulang – pulang lo ketemu cewek yang bisa jadi ibu anak – anak lo,” Arga menimpali yang di sambut suitan dan gurauan dari rekan yang lain.

Arga dan Rasyid inilah yang menjadi sahabat Sakha sejak dibangku Sekolah dulu.

Mereka pula yang menghibur Sakha saat patah hati kemarin.

“Nanti bilangin Nafia lah Ga, cariin temennya satu buat Sakha.” Malam saat lembur di akhir tahun Rasyid bercelutuk ringan di tengah kejaran deadline pekerjaan mereka.”

Arga tentu saja mengiyakan dengan senyum masam yang tak terlihat oleh mereka.

Sebenarnya beberapa kali Arga mendapati Ristia dan seorang pria dewasa berjalan keluar dari apotik 24 jam, tempat Nafia bekerja saat menjemput istrinya itu.

Bahkan Ristia terlihat bergelayut manja di lengan pria tersebut.

Jadi pernikahan Ristia kemarin itu bukan perjodohan sebenarnya, benak Arga demikian.

Sebenarnya Rasyid dan Arga mengetahui sepak terjang kekasih Sakha itu.

Namun mereka diam, menjaga perasaan Sakha sebagai rekan kerja mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status