Share

Bab. 5

Sakha berusaha membuka pintu kamar yang telah dikunci dari dalam.

“Dira...buka pintunya sayang, mas bisa jelasin.”

Tak ada jawaban.

“Ra...tolong jangan giniin mas.” Sakha terduduk di depan pintu kamar mereka, seperti anak kecil yang sedang dihukum.

Sementara di dalam kamar, Andira mati – matian menahan diri agar tak membuka pintu.

“Ra....” Sakha tak berhenti memanggil.

Dengan linangan air mata Andira akhirnya membuka pintu, lalu terhuyung dan hampir terjatuh karna mendapat pelukan yang terburu dari suaminya.

Ditatapnya wajah lelaki dihadapannya ini yang penuh dengan penyesalan.

Andira membenamkan wajahnya kedalam dekapan suaminya. Menangis berdua dengan ucapan permohonan yang terdengar dari mulut Sakha.

Lalu mengurai rindu yang tertunda.

Diiringi tangis dan sesekali tertawa miris, mereka berdua saling memagut, melepaskan emosi dari jiwa yang dibelenggu luka.

Lalu pakaian keduanya teronggok di lantai.

Malam itu mereka terbang dan jatuh bersama berulang kali. Meski dengan luka – luka yang menganga.

“i love u sayang “ Sakha mengecup berulang kali di wajah Andira.

Lalu mereka berdua terpejam.

🌿

POV Andira.

Semalam kubaktikan diriku pada suamiku. Suami yang kurindui seminggu ini. Suami yang begitu kucintai.

Meski dengan luka yang entah kapan mengering, aku melayaninya seperti perlakuan seorang permaisuri pada raja.

Luka – luka yang disebabkan masa lalunya begitu menyakitiku namun cintaku tak sedikitpun luntur padanya.

Namun bukankah cinta tak harus memiliki.

Dan setiap perjalanan hidup memiliki akhir.

Di pukul tujuh pagi ini saat mas Sakha belum terbangun, tadi sehabis sholat subuh dia kembali tidur.

Aku melangkah membawa asa hidupku dan makhluk yang ada dalam rahimku. Tuhan kuatkan dia, hanya dia yang aku punya setelah ini.

Kulepas cincin nikah dan kuletakkan di samping ponsel suamiku.

“APA YANG KAU INGINKAN DARIKU!?” begitu murka suara Sakha, hingga Andira bergidik mendengarnya. meskipun Sakha mengkhianati pernikahan mereka, namun tak sekalipun dirinya pernah berbicara kasar pada Andira apalagi membentak.

“aku hamil anak kamu mas,” suara Ristia tenang namun penuh ancaman.

“Bulshit!  jangan bicara omong kosong padaku Ristia kita selalu pakai pengaman kan,” nurani Sakha menolak fakta yang baru saja diungkap Ristia.

“kamu boleh tidak percaya ini anakmu, tapi kupastikan istrimu yang lugu itu akan percaya sayang.” Lalu terdengar kekehan mengejek di ujung telepon.

“Jangan coba – coba mengganggu istriku! bila kau lakukan akan kubuat perhitungan denganmu!” Kemarahan Sakha kali ini tak main – main.

Marah karna takut kehilangan.

“kita lihat saja, kau bisa mendepakku atau istrimu lah yang mendepakmu Sakha sayang.” Ristia tak takut, semakin lancang saja wanita ini. Rasa ingin memilik kembali membuatnya rela kehilangan harga diri di depan laki – laki ini. Ristia masih mencintai pria masa lalunya.

Dia bertekad akan memilikinya setelah bertahun lalu terpisah karna perjodohan dari Bapaknya, tepatnya perjodohan karna materi. Hingga tak memikirkan perasaan Ristia.

Ah munafik. Ristia pun dulu mau kan jalan dengan duda kaya yang sudah berumur itu.

Baginya materi di atas segalanya.

Sakha dengan kemapanan yang dimiliki sekarang, dan tanpa anak dalam keluarganya semakin membuat Ristia menggilai pria ini.

Enam tahun dia berusaha merayu dan membawa kedalam kubangan nikmat semu, berharap Sakha akan meninggalkan istrinya namun tak pernah terjadi.

Bahkan dia tahu bila istri Sakha beberapa kali hamil namun keguguran, kejadian itu semakin membahagiakan Ristia.

Segala macam cara akan dilakukan untuk mendapatkan pria ini.

Dan dengan alasan kehamilannya kali ini  Ristia yakin Sakha takkan bisa meninggalkannya.

🌿

Sakha berusaha membuka pintu kamar yang telah dikunci dari dalam.

“Dira...buka pintunya sayang, mas bisa jelasin.”

Tak ada jawaban.

“Ra...tolong jangan giniin mas.” Sakha terduduk di depan pintu kamar mereka, seperti anak kecil yang sedang dihukum.

Sementara di dalam kamar, Andira mati – matian menahan diri agar tak membuka pintu.

“Ra...” Sakha tak berhenti memanggil.

Dengan linangan air mata, Andira akhirnya membuka pintu, terhuyung dan hampir terjatuh karna mendapat pelukan yang terburu dari suaminya.

Ditatapnya wajah lelaki dihadapannya ini  yang penuh dengan penyesalan.  Andira membenamkan wajahnya kedalam dekapan suaminya. Menangis berdua dengan ucapan permohonan maaf yang terdengar dari mulut Sakha.

Lalu keduanya  mengurai rindu yang tertunda.

Diiringi tangis dan sesekali tertawa miris, mereka berdua saling memagut, melepaskan emosi dari jiwa yang terbelunggu luka. Lalu pakaian keduanya teronggok di lantai tanpa permisi.

Malam itu mereka terbang dan jatuh bersama berulang kali. Meski dengan luka – luka yang menganga.

“i love u sayang” Sakha mengecup berulang kali  wajah Andira yang nampak lelah dari biasanya.

Lalu keduanya terpejam melupakan sejenak

POV Andira.

Semalam kubaktikan diriku pada suamiku. Suami yang kurindui seminggu ini. Suami yang begitu kucintai.

Meski dengan luka yang entah kapan mengering, aku melayaninya seperti perlakuan seorang permaisuri pada raja.

Luka – luka yang disebabkan masa lalunya begitu menyakitiku namun cintaku tak sedikitpun luntur padanya.

Namun bukankah cinta tak harus memiliki.

Dan setiap perjalanan hidup memiliki akhir.

Di pukul tujuh pagi ini saat mas Sakha belum terbangun, tadi sehabis sholat subuh dia kembali tidur.

Aku melangkah membawa asa hidupku dan makhluk yang ada dalam rahimku. Tuhan kuatkan dia, hanya dia yang aku punya setelah ini. Ya sekali lagi ada makhluk yang tak berdosa dititipkan sang Ilahi di rahimku tanpa suamiku ketahui.

Kulepas cincin nikah dan kuletakkan di samping ponsel mas Sakha.

Ponsel yang telah kukirimkan semua bukti resit hotel, bukti transfer , foto – foto suamiku bersama wanita itu dan foto hasil USG.

Semua itu kudapatkan seminggu yang lalu dari nomor perempuan yang menginginkan suamiku.

“maafkan aku suamiku, bila belum menjadi istri yang baik untukmu. Terima kasih telah memberikan tumpangan hidup yang nyaman untukku tujuh tahun ini.”

Lalu kuletakkan note di bawah cincin nikah tadi.

Bismillah aku melangkah...

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Langit
babnya ngulang kak
goodnovel comment avatar
Juairiah Lia
sukses menguras emosi
goodnovel comment avatar
Mullie
Baru belajar nulis nih authornya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status