Share

Jujur ke Dea

Sepanjang perjalanan, keadaan di dalam mobil hening. Gak ada yang angkat bicara di antara Anya dan Erland. 

"Ehm." Erland berdehem, berusaha mencairkan suasana. 

"Ada apa, Kak?" tanya Anyaa.

"Lo seneng dibully seperti tadi?" 

"Ya sebenarnya sih ogah lah, tapi gak papa, nanti kan dia bakal kaget sendiri kalau tau sebenarnya tentang gue," jawab Anyaa.

"Iya-iya, nanti dia juga nyesel sendiri pernah bully lo!" 

"Nah iya. Eh Kak, kira-kira tadi Dea sama Nathan curiga gak ya sama kita?" tanya Anyaa.

"Gak tau, mungkin ya curiga," jawab Erland.

"Tapi gue nanti malem mau kasih tau sebenarnya ke Dea!" 

"Lo yakin, Dek?" tanya Erland.

"Yakin lah, gue percaya dia tulus mau temenan sama gue. Gue nyamar jadi culun aja dia masih mau kenalan sama gue, mau ke kantin bareng juga," balas Anya.

"Hem, emang dia itu anaknya juga baik," ucap Erland.

******

sesampainya di rumah,

"Mama!" teriak Anya saat memasuki mansion.

"Apa sih, Sayang? pakai teriak-teriak segala." tanya Zela sambil berjalan dari arah depan tv. 

"Eh, kamu habis ngapain jadi gini? bau lagi!" ujar Zela saat melihat keadaan putri tersayangnya.

"Kena bully lah, Ma! Kan Anya nyamar jadi nerd gini, jadi wajar kalau kena bully. Tapi Anya seneng udah dibully gini, nanti Anya bakal buat mereka semua yang bully Anya jadi nyesel!" ucap Anya.

"Aneh deh, Kamu," ujar Zela.

"Iya, Ma. Dia emang aneh, dibully aja senengnya minta ampun," sahut Erland yang baru saja memasuki rumah. 

"Udah deh, sana buruan mandi. Bau nih." Zela sambil menutup hidungnya. 

"Iya." Anya langsung melangkahkan kaki menuju kamar.

Setelah itu, Anya langsung mandi, karena dia sendiri juga tidak tahan mencium bau badannya. 

Setelah lima belas menit lamanya Anya melakukan ritual mandinya,

dia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk saja. 

Dia membuka lemari, lalu mengambil pakaian santai. 

Setelah Anya sudah berganti pakaian santai sehari-harinya, dia turun ke bawah. Karena merasa bosan di rumah, Anya memutuskan menonton tv. 

"Aduh ... bosen bener di rumah. Kapan ya malemnya?" gerutu Anya seraya duduk di sofa depan tv. 

Udah setengah jam lamanya Anya menghidupkan tv. Akan tetapi, sekarang tv nya yang menonton Anya tidur.

"Kebiasaan deh, setiap nonton tv pasti yang ada tv nya yang nonton dia," omel Zela seraya mematikan tv nya.

******

Sekarang sudah pukul enam malam, dan Anya sudah bangun tiga puluh menit yang lalu. Sekarang dia sudah siap untuk pergi ketemu Dea. Tidak lupa, Anya memakai kecamata yang dipakai sekolah tadi, buat jaga-jaga barangkali ada orang yang melihatnya nanti. Anya janjian sama Dea di cafe dekat taman kota.

"Mau pergi sekarang ya?" tanya Zela saat melihat putri kesayangannya menuruni tangga. 

"Iya, Ma. Anya mau pergi sekarang," jawab Anya.

"Ya udah, hati-hati." Zela mencium Anya.

Anya pun langsung keluar dari mansion dan otw ke tempat janjian.

Tak butuh waktu tiga puluh menit, Anya sudah sampai di tempat tujuan. Dia memasuki cafe sambil mengedarkan pandangannya mencari sosok Dea. Banyak orang-orang yang melihat ke arah Anya saat Anya memasuki cafe, karena tampilannya yang gak banget. 

"Eh itu dia Dea," ucap Anya saat melihat Dea yang lagi memainkan handphone.

"Woi." teriakan Anyaa membuat Dea kaget.

"Kaga usah pakai teriak-teriak lah, untung gue ga punya penyakit jantung," ucap Dea.

"Hehehe, ya maap. Lagian lo sih, fokus banget main hp nya," ujar Anyaa.

"Lo mau pesen apa? biar gue pesenin." Dea memberikan daftar menunya kepada Anya.

"Orange juice aja," jawab Anya. 

"Oke." Dea berjalan ke arah kasir.

Setelah pesan dan membayarnya, Dea kembali menghampiri Anya.

"Lo ngapain ngajak gue ketemuan disini?" tanya Dea.

"Gue mau ngomong sama lo, tapi gue harap lo gak bakal bocorin dulu ke siapa-siapa," ucap Anyaa.

"Iya, gue gak ngomong ke siapa-siapa kok. Mau ngomong apa?" 

"Sebenarnya gue jadi nerd itu cuma pura-pura, dan sebenarnya gue ini juga anak pemilik sekolah Derandra High School. Gu-" ucapan Anyaa terpotong oleh Dea.

"Hah? beneran lo anaknya Pak Yudha?" Dea berteriak karena kaget.

"Kaga usah teriak, lihat noh dilihatin orang-orang, makanya dengerin dulu penjelasan gue, jangan potong omongan gua dulu."Anyaa kesal.

"Iya deh, lanjut"

"Iya, gue anaknya Pak Yudha. Gua nyamar jadi nerd karena gue bener-bener pengen punya temen ataupun pasangan yang benar-benar tulus, bukan mereka yang cuma mau memanfaatkan harta kekayaan gue. Dan gue harap, lo termasuk teman yang gue inginkan." Anya menjelaskan.

Setelah lima belas menit lamanya Anya menceritakan kejadian-kejadian yang dia alami di sekolah sebelumnya, sampai minumannya tak sadar sudah habis.

"Jadi lo bakal bongkar rahasia ini kapan?" tanya Dea.

"Hem kapan ya.... nanti kalau waktunya udah tepat, biarin Angle dan Adel puas-puasin bully gue," jawab Anya.

"Kaget sih gue taunya," ujar Dea.

"Hahaha, pasti nanti Angle dan Adel lebih kaget. Ya udah, pulang yuk." ajak Anya.

Mereka berdua langsung meninggalkan cafe tersebut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status