Share

The Fake Nerd Girl
The Fake Nerd Girl
Author: Nonik

Awal Semuanya

Di pagi yang cerah, seorang gadis tengah mengepang rambutnya menjadi dua. Memandangi dirinya di pantulan cermin dengan mengaplikasikan fondation dengan warna yang lebih gelap dari kulitnya. 

"Akhirnya! Buruk juga wajahmu, Riana. Tapi gak papa, yang penting kamu bisa hidup dengan tenang dan mendapatkan teman yang benar-benar tulus," ucapnya untuk meyakinkan diri seraya membenarkan kacamatanya.

Setelah di rasa sudah cukup penampilannya, dia langsung memakai sepatu. 

Dug dug dug 

"Selamat pagi semua." Suara langkah kaki menuruni tangga sangat terdengar jelas, sehingga dapat mencairkan suasana hening di ruang makan tersebut.

"Selamat pagi, Nana. Uhuk-uhuk." Amona tersedak saat melihat penampilan anaknya yang sangat berbeda.

"Gimana penampilan Nana? Udah oke belum?" Riana memutar mutarkan tubuhnya untuk menunjukkan ke keluarganya.

"Mama sampai tersedak tadi, Na. Penampilan kamu beda banget, sampai kaget kalau itu kamu, soalnya gak kayak kamu," jawab Moana.

"Ya memang begini ma keinginanku, berarti penyamaranku berhasil." Riana melangkahkan kaki menuju meja makan, yang di sana sudah ada mama papa dan kakaknya. 

"Lo jelek banget dek," ucap Fajar sambil meneliti wajah Riana dengan pasti.

"Enak aja, gue tetep cantik lah." Sewot Riana.

"Lo butuh kaca? Jelas-jelas lo jelek banget, gue aja takut lihatnya." 

"Udah-udah, kalian ini masih pagi udah ribut aja. Lagi pula kamu ngapain kayak gitu, Na? Aneh banget," sahut Moana.

"Kan kemarin aku udah bilang ma, aku di sekolah baru ini mau menyamar jadi culun. Karena aku udah capek jadi terkenal, aku pengen hidup tenang dan mendapatkan teman yang benar-benar tulus ke aku." 

"Papa jadi takut kalau nanti kamu kena bully deh," sahut Yudha. 

"Nggak pa, santai aja." 

Riana Putri Derandra seorang selebgram cantik keturunan dari keluarga Derandra yang terkenal sangat besar perusahaannya.

"Nana berangkat dulu ya, nanti keburu terlambat." Riana berdiri dari duduknya kemudian langsung melangkahkan kaki keluar rumah. 

"Pak-pak!" teriak Riana ketika ada tukang ojek yang akan melewati rumahnya. 

"Iya non, mau kemana?" 

"Ke SMA Dirgantara School ya pak!"

"Baik non, ini helmnya." Tanpa berpikir lama, Riana pun langsung memakai helmnya.

Dug 

"Aduh." Riana memegangi helm yang dipakainya, karena terbentur dengan punggung tukang ojek.

"Aduh maaf non."

"Kenapa berhenti pak?" 

"Itu neng, sepertinya ban motor saya kurang angin. Makanya tadi oleng. Isi angin ban motor saya dulu di sana ya." Tukang ojek tersebut menunjuk ke arah bengkel yang lumayan jauh dari mereka. 

"Aduh, udah pasti telat gue," gumam Riana.

Riana pun berjalan mengekor di belakang tukang ojek tersebut. 

"Ayo neng naik," ucap tukang ojek tersebut saat sudah selesai tambah angin ban motor.

"Iya, pak. Tolong agak kenceng ya pak naiknya, soalnya saya udah telat ini." 

"Siap neng." 

Membutuhkan waktu lima menit untuk sampai di SMA Dirgantara School.

"Ini ya pak, kembaliannya ambil saja." Riana mengembalikan helm yang dipakai kemudian menyerahkan uang lembaran berwarna merah. 

"Terima kasih ya neng!" Riana hanya mengangkat jempolnya, karena dia tadi langsung berlari menuju gerbang depan sekolah tersebut.

"Pak, bukain gerbangnya!"

"Gak bisa ya, nanti saya takut kena marah sama gurunya," ucap satpam yang menjaga gerbang. 

Riana pun langsung mencari cara bagaimana supaya dia bisa masuk ke dalam sekolah. 

"Lewat pagar belakang sekolah," ucapnya langsung berlari menuju belakang sekolah.

"Buset, tinggi juga pagarnya. Harus pakai apa ya naiknya?" Riana mengedarkan pandangannya untuk mencari sesuatu yang bisa membantunya untuk memanjat pagar tersebut.

"Wah itu ada tong sampah." Dia langsung mengambil tong sampah yang dilihatnya, lalu dia naik di atasnya untuk bisa melewati pagar. 

Bruk 

"Aw sakit sekali"

"Aduh bisa telat gue nih," gumam Riana

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status