Share

The Dark Life
The Dark Life
Author: RIA

Kejadian Memilukan

Mikayla Antawiguna gadis berusia 20 tahun, dia adalah anak yang baik dan penuh energik, gadis itu sangatlah menyanyangi dan mencintai keluarganya.

Kayla mempunyai adik yang tidak kalah cantik darinya Natasya Antawiguna nama adiknya, Ayah Kayla adalah seorang pengusaha yang terbilang sukses dalam mengelola beberapa perusahaannya di dalam negeri mau pun  di luar negeri, dia adalah seorang ayah dan suami yang baik selalu sabar dan penyayang, dan Renata adalah sosok ibu dan istri yang sangat perhatian dan pengertian, kehidupan mereka sangat bahagia tak ada keluh kesah dalam kehidupan mereka.

Ketika di hadapi masalah berat sekali pun Erlan dan Renata selalu berusaha menyelesaikan dengan tenang tanpa membuat kedua anaknya merasa khawatir.

Di suatu pagi yang cerah udara dingin menusuk tubuh suara kicauan burung menambah keasrian suasana pagi yang indah selain suara burung terdengar dering jam yang nyaring memekakkan telinga.

Kring! Kring!!

Kayla melirik jam beker yang terletak di atas nakas tampak jarum jam itu menunjukkan pukul 04.30 pagi, Kayla beranjak dari ranjangnya dan segera mandi.

Selesai mandi dan berpakaian rapi Kayla berdiri di depan kaca menyisir dan mengikat rambutnya yang panjang setelah selesai dia turun ke bawah, terlihat sang ibu dengan dandan khasnya sejak dulu, rambut pirangnya di sanggul dan memakai dress coklat favoritnya, ibu berdiri di depan meja sedang sibuk memotong sayuran, perlahan Kayla menghampiri ibunya dan memeluk beliau dari belakang. 

"Pagi Bu! mau masak apa hari ini?" Sapanya dengan lembut.

"Nasi goreng udang kesukaanmu!" Senyuman mereka dari bibir ibu.

''Hmm, bakalan naik lagi berat badan Kayla!” Tangannya meraih gelas di rak.

''Yang penting kamu sehat, Sayang!” Ucap ibu yang masih sibuk memotong wortel.

''Hayo, Lagi gosip-in apa kalian?'' Tanya Erlan yang muncul tiba-tiba dari pintu samping dapur.

''Aah, Ayah bikin Kayla kaget aja!" Kayla menghampiri Erlan dan memeluk lengan kekar  ayahnya itu.

Erlan tersenyum menatap anak gadisnya, Kayla membalas senyuman ayahnya, tampak beberapa helai kumis Erlan yang sudah berubah warna.

''Ke mana Adikmu kok belum turun?'' Ayah melirik kearah anak tangga.

''Anak Ayah yang satu itu kalau dandan berabad-abad!'' Kayla menyiapkan piring dan gelas di meja makan.

Belum selesai berkata-kata terdengar derap langkah kaki yang menuruni anak tangga, tampak Tasya yang berjalan setengah berlari menuju meja makan.

''Kenapa terburu-buru gitu, Sayang?'' Tanya ibu penuh heran.

''Tasya terlambat Bu! Pasti enggak boleh masuk ke dalam kelas Pak Beny,'' Tasya meraih cangkir teh milik Kayla.

''Memang jam berapa kamu kuliah?'' Ibu masih menatap serius Tasya.

''Jam 9 Bu! dan ini ulah Kakak yang enggak bangun-in, Tasya!!" Mendengus kesal.

''Hahaa, ya udah cepat jalan dan jadilah satpam di sana!'' Tawa Kayla memenuhi ruangan, Tasya mengerutkan dahinya mendengar ucapan saudarinya tersebut.

“Anak gadis tidak boleh tertawa seperti itu!!” Ucap ibu yang kini memicingkan matanya.

Kayla menundukkan kepalanya dan mengucapkan permintaan maaf.

''Ini masih jam 06.30 sayang! Ayo, duduk kita sarapan,'' Erlan memperlihatkan jam tangannya, seketika Tasya berbalik badan dan menatap Kayla dengan tatapan tajam.

''Kenapa Kakak selalu berbuat jahil seperti ini?'' Rengek gadis muda itu.

''Karna itu sangat menyenangkan, Sya!'' Ujarnya di sela tawanya.

Renata menuangkan nasi ke piring Erlan dan mereka pun makan bersama tidak ada perbincangan di antara mereka hanya ada suara sendok dan garpu yang berdenting, setelah selesai makan Kayla dan Erlan berpamitan dan berangkat bersama karna arah kantor dan kampus Kayla searah.

Erlan melajukan mobilnya dan selang beberapa waktu mereka kini telah sampai di depan kampus Kayla, Gadis manis itu mencium punggung tangan ayahnya, setelah melihat anaknya masuk ke dalam kampus Erlan kembali menginjak pedal gas, sesaat menjauh 200 meter dari kampus terdengar suara benturan yang lumayan keras di ujung jalan.

Ciiits...! Braack...!

Syara benturan yang sangat memekakkan telinga, semua orang yang lalu lalang di jalan itu berbondong-bondong melihat secara dekat di sekitar kejadian, mobil kontainer besar menabrak mobil Erlan sampai terbalik, orang-orang hanya melihat tapi tak ada satu orang pun yang berani menolongnya karena belum ada polisi. bukan masyarakat saja yang penasaran para mahasiswa juga ikut berhamburan keluar kampus memeriksa keadaan yang terjadi.

''Kalian mau ke mana?'' Tanya Kayla kepada salah satu temannya.

“Keluar, di depan ada sesuatu yang terjadi!” Kata pemuda itu.

“Ada apa sih di depan?” Kayla menatap heran kearah depan kampus..

''Aku pun kurang tahu apa yang sedang terjadi!'' Jawab pemuda itu.

Rasa penasaran itu membuat Kayla ikut berlari ke depan kampus, betapa terkejutnya Kayla melihat mobil ayahnya yang tertabrak, segera Kayla berlari dengan cepat dan air matanya tak terbendung lagi kini buliran bening itu  jatuh bercucuran membasahi pipinya karna melihat orang terkasihnya tergeletak tak berdaya di dalam mobil yang kini di kerumuni masyarakat.

''Ayah... k-kenapa ini terjadi pada Ayah?'' Suara Kayla tertahan karena tangisannya, tak lama mobil ambulans datang.

''Apa hubungan Nona dengan orang ini?'' Tanya salah satu perawat.

“S-saya anaknya...” jawab Kayla terbata-bata.

“Apa Nona benar-benar anaknya?” Sekali lagi perawat itu bertanya dengan tatapan tajam.

Kayla hanya mengangguk membenarkan perkataan perawat itu tampak wajah Kayla yang begitu sedih dan air matanya masih berlinang membasahi pipinya. Setelah sampai di rumah sakit Erlan langsung di tangani oleh beberapa dokter dan perawat.

Didalam ruangan para dokter dan beberapa perawat sibuk menangani kondisi Erlan, sedangkan Kayla berdiri tegang mencemaskan kondisi ayahnya yang tak sadarkan diri sejak kecelakaan itu terjadi, tubuh gadis itu gemetar tak berdaya. pandangan matanya kosong dia terdiam dalam lamunan memikirkan ibu dan adiknya, masih terhanyut dalam kesedihan Kayla di kejutkan oleh Dokter Robi yang tiba-tiba bertanya padanya.

''Apa Nona keluarga Tuan Erlan?'' Tanya Dokter Robi.

''Saya anaknya Dok! bagaimana dengan kondisi Ayah, saya sekarang?'' Mata Kayla tertuju ke dalam ruangan tempat ayahnya di rawat.

Dokter senior itu terpaku mendengar pertanyaan gadis muda yang kini berdiri di depannya.

Comments (9)
goodnovel comment avatar
Iwan Kurniawan
aku rasa cukup menarik
goodnovel comment avatar
Paradista
itu bukan kecelakaan yang wajar, tragis.
goodnovel comment avatar
Septy
kehilangan cinta pertama itu sangat menyakitkan ... Awal yg membuat dada sesak Thor..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status