Share

Move on

Dengan berat hati Dokter Robi menjawab pertanyaan yang terlontar dari bibir tipis Kayla.

“Kami telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi Tuhan berkehendak lain! nyawa Tuan Erlan tidak dapat kami selamatkan.” Jelas dokter Robi dengan lembut.

“I-itu, t-tidak mungkin! Ayah saya masih hidup Dokter... mana mungkin dia tega meninggalkan anak beserta istrinya?” Ishak tangis Kayla menggema, Dokter Robi menepuk bahu Kayla dan pergi meninggalkan Kayla yang masih terisak mendengar kabar tersbut.

Gadis itu masih larut dalam pikirannya dia juga bingung harus berbuat apa dan harus bagaimana menghadapi ibu dan adiknya di rumah, kepala Kayla di penuhi dengan pertanyaan dan penyangkalan tentang kematian yang tiba-tiba.

 

Dalam perjalanan pulang Kayla terdiam dan termenung, hidup tanpa kehadiran sang ayah yang selalu mencintainya dengan segap jiwa dan raga, kini sampailah Kayla di kediamannya.

  

Pak Joko sang sopir pribadi ibu Kayla menelisik serius anak majikannya dari kepala sampai kaki, tampak sangat lesuh gadis itu.

''Ibu sama Tasya di mana Pak?'' Tanyanya dengan suara yang lemah dan jemarinya menyekat air mata yang berlinang.

''Nyonya ada di dalam! Non Tasya pergi sejak 2 jam yang lalu,'' Pak Joko masih mengungkapkan heran anak majikannya tersebut.

''Tolong, bukakan gerbangnya Pak!'' Kayla berlalu pergi.

  

“Apa yang sebenarnya yang terjadi?” Gumam pak Joko.

Bergegas Kayla masuk dan berteriak memanggil ibunya. Namun, sayangnya tidak ada jawaban dari Erlina yang membuat Kayla terduduk bersimpuh di lantai, kini dia menangis tiada henti di hadapan peti jenazah Erlan.

Tangan gadis itu terus menerus mengelus peti itu dengan berkata pelan. Dua perawat rumah sakit terus-terusan mendesak Kayla agar segera mengebumikan jenazah Erlan, Kayla berteriak dan sedikit meronta setelah mendengar perkataan kedua perawat tersebut yang sejak tadi melontarkan prtintah yang sama.

Kayla menolak usul tersebut karena ia menginginkan ibu dan adiknya sedikit lebih lama melihat wajah ayahnya untuk terakhir kali.

Samar-samar terdengar suara derap kaki dari pintu samping semakin jelas langkah-langkah itu memasuki ruang tamu dengan mengumpulkan Kayla berlari mengejar suara tersebut.

''Ibu... A-ayah...!'' Teriak Kayla.

''Ada apa dengan Ayah, Sayang?" Erlina menakupkan kedua tangannya di wajah Kayla.

Kayla memeluk Erlina dengan erat, dia terus menangis tanpa henti. Erlina bingung melihat sikap anaknya yang tiba-tiba menangis histeris.

''Ini ada apa ya?'' Tanya Erlina lemah.

  

''Suami Nyonya mengalami kecelakaan hari ini! kami menyarankan segera mengebumikan jenazahnya," jawaban dari salah satu perawat.

  

"Kalian jangan bercanda!" Ucap Erlina seraya menyuguhkan senyuman hambar.

"Nyonya boleh melihat jenazah Tuan!" Perawat itu membuka peti jenazahnya.

  

“Aargh... i-itu tidak benar! Ayah masih hidupkan, Sayang?” Pekik Eelina yang kini berjalan sempoyongan ke arah Kayla.

Kayla tak menjawab dia hanya menangis dan memeluk tubuh ibunya yang lemas, teriakan Erlina yang sangat kencang karna kematian suaminya.

  

Semua pelayan berlari berbondong-bondong melihat apa yang sedang terjadi, karena syok ibu jatuh pingsan, Bik Inak merawat Erlina.

Sedang Kayla mengurus pemakaman ayahnya, tak sedikit orang yang menggunjing pemakaman Erlan yang terbilang buru-buru.

Tampak jelas penyesalan di wajah Tasya yang tak bisa melihat wajah ayahnya untuk yang terakhir kalinya, tangisan Tasya terdengar menyayat hati. Gadis itu meronta-ronta di tempat pembaringan terakhir ayahnya.

***

Dua bulan telah berlalu namun tak ada perubahan dari sikap Kayla, dia masih menutup diri dari khalayak, gadis itu terus mengurung diri di kamar seperti orang yang hidup segan mati pun tak mau. Ibu dan adiknya terus membujuk agar dia tidak terus-terusan mengurung dan menyiksa diri sendiri seperti ini, perilaku Kayla itu membuat Erlita sangat khawatir akan kondisinya .

Tasya selalu menghibur Kayla tapi tidak ada perubahan sama sekali, kesedihan maih menyelimuti hati dan hari-hari Kayla, tak ada keceriaan yang terpancar dari wajahnya, di bulan Agustus tanggal 25 kematian ayahnya dan di hari itu juga Kayla memutuskan untuk mengambil cuti kuliah agar bisa melupakan kejadian yang menimpa ayahnya.

Ketika Kayla melihat kampusnya bayangan kecelakaan itu seketika muncul dan menimbulkan kesedihan hatinya.

  

Hari-hari berlalu Tasya membujuk Kayla untuk pergi jalan-jalan ke taman kota yang tidak begitu jauh dari rumah mereka, Kayla menolak rencana itu.

  

Mendapat penolakan tersebut Tasya tk tinggal diam dia meminta bantuanErlina untuk ikut membujuk Kayla agar pergi bersamanya ke taman kota, tetapi Kayla terus-terusan menolak pergi karena dia merasa hal itu membosankan dan tidak bermanfaat.

  

Erlina dan Tasya tak putus asa mereka masih mengotot merayu Kayla agar pergi bersama Tasya dengan wajah yang cemberut Kayla menyetujui  pergi bersama Tasya.

''Pak Joko tolong siapkan mobil!!'' Teriakan Erlina dari lantai dua.

''Baik Nyonya.'' Jawab singkat Pak Joko.

''Ya sudah, Kamu dandan yang cantik ya Sayangku!'' Senyum Eelina mereka dan dia meninggalkan kamar Kayla.

Kayla mengangguk dan tersenyum masam melihat wajah Erlina dan Pak Joko telah selesai menyiapkan mobil di depan rumah, mobil berwarna putih menunggu kedatangan dua gadis cantik kebanggaan keluarga Antawiguna.

Turunlah Kayla dari lantai dua, dia terlihat sangat cantik dan anggun memakai gaun mini berwarna biru langit dan Tasya pengaturan pengaturan rok jeans yang sangat cocok dengan kulit putihnya, Erlina terkesima melihat penampilan dua anak gadisnya yang sangat cantik.

''Ya Tuhan! Dua anak gadis Ibu tampak sangat cantik dan anggun.'' Pujian terlontar dari bibir Erlina.

“Tasya kan memang cantik dari lahir Bu!” Tasya tertawa kecil.

“Iya Kamu memang cantik, Cepat pergi nanti keburu bubar acaranya!!” Erlina mendorong pelan tubuh Tasya dan Kayla.

“Iya Bu! Ini sudah mau bergerak menuju mobil,” Kayla menggandeng tangan Tasya.

“Kami berangkat Bu...” Tasya terpesona.

Mobil pun melaju kencang menuju taman kota yang saat ini lagi penuhi pengunjung di sana ada festival ulang tahun kota tempat Kayla tinggal.

“Wow, pengunjungnya padat sekali!” Mulut Tasya melongo menatap kepadatan masyarakat yang asyk menhabiskan waktu di sana.

“Iya dan itu membuatku semakin bosan...” Cetus Kayla.

“Nikmati keseruan ini dan lupakan semua permasalahan Kita!!” Tasya tersenyum sembari merangkul bahu Kayla.

<span;>Pak Joko pun membukakan pintu mobil untuk Kayla dan Tasya, Tasya keluar lebih dahulu melihat melambai-lambai terhanyut dengan lagu yang dimainkan oleh band terkenal saat Tasya membalik badan dia kakaknya masih duduk santai di dalam mobil segera Tasya menarik Kayla keluar dari tubuh Kayla ke tempat masyarakat. Semua orang asyik menikmati alunan musik yang sangat menyentuh hati, ketika salah satu vokalis band menyanyikan lagu jejakmu, Kayla menitikan air matanya karna kejadian yang menimpa ayah.

“Kakak baik-baik saja bukan?” Tasya mendekap wajah Kayl dengan kedua tangannya,

  

Kayla hanya terpaku melihat Tasya menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Comments (8)
goodnovel comment avatar
Iwan Kurniawan
tambah seru
goodnovel comment avatar
Septy
Akhirnya Kayla bisa move on.. semangat author sayang ...
goodnovel comment avatar
Rozi Pashter Black Ant
Keep spirit Kayla
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status