RUNAWAY FIANCEE

RUNAWAY FIANCEE

By:  Sweet Strawberry  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
54views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ruby melarikan diri di hari pertunangannya dengan Tom. Ruby yang begitu mencintai Tom dengan tulus dan merasa Tom hanya mempermainkannya saja, berjanji untuk membuat Tom menyesal atas perlakuannya yang merendahkan harga diri gadis itu. Di sisi lain, George ayah sambung Tom sangat marah dan memutuskan untuk menghentikan semua fasilitas bagi Tom bila dia tidak berhasil menemukan Ruby. Tom sangat frustasi begitu mendengar perkataan George. Lelaki yang telah hidup bergelimang harta semenjak diasuh George itu berusaha mati-matian untuk menemukan Ruby dan menikahinya. Sayangnya, baik Tom dan Ruby tidak mengetahui fakta sebenarnya bahwa ternyata pertemuan mereka itu memang sudah direkayasa oleh seseorang untuk membalaskan dendam pada George. Lalu siapakan yang akan menjadi pemenang di akhir ceritanya? Apakah cinta bisa mengalahkan segalanya?

View More
RUNAWAY FIANCEE Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
9 Chapters
RF1
Dua jam yang lalu."Gaun yang ini sangat cocok untukmu, sayang. Lihatlah, kau tampak seperti seorang putri." Tom berkata spontan sambil menatap gadis yang sedang mematut diri di depan cermin."Masa? Kau pikir begitu?" tanya Ruby manja. Matanya melirik Tom yang duduk di belakangnya. Jemari Ruby menelusuri bordiran pada leher dan dada yang dihiasi mutiara. "Tapi gaun ini sangat mahal. Terlampau mewah. Kita tidak punya uang untuk membelinya," imbuh gadis itu.Tom tersenyum. Ia menoleh dan memanggil pramuniaga toko yang tadi melayani Ruby."Berapa harga gaun itu? Kami ingin membelinya," ujar Tom sambil menunjuk Ruby yang tampak masih mengagumi gaun yang ia pakai."Tom! Kita tidak punya uang untuk membelinya," protes Ruby. Ia berbalik dan melotot. "Nona, tolong bawakan gaun lain yang lebih sederhana," perintah Ruby pada pramuniaga yang masih berdiri di tempatnya. Lalu ia mengambil tas ransel berisi pakaian yang tadi ia kenakan sebelum menggantinya dengan gaun yang kini sedang ia pakai."Ti
Read more
RF2
Mobil Dodge sewaan yang ditumpangi Tom dan Ruby sampai di sebuah rumah besar. Tom yang duduk di samping Ruby, tersenyum ketika melihat sekumpulan orang yang ada di sana. Di dada mereka tersemat name tage yang bertuliskan nama dan nama beberapa stasiun tivi.Ruby memandang Tom sejenak begitu dia melihat pemandangan yang sama. Lalu ia mengerutkan alis saat mobil itu berhenti dan orang-orang yang dilihatnya tadi segera mengerumuni mobil yang mereka tumpangi."Tom, mengapa banyak orang di sini? Mereka seperti wartawan. Sedang menunggu siapakah mereka itu? Apakah salah satu anggota keluarga atau kerabatmu ada yang pejabat atau selebriti?" Ruby mendekatkan kepalanya ke jendela. Diamatinya seorang wanita yang berdiri tepat di depan jendela kaca di sampingnya. "Apakah kaca ini tidak tembus pandang dan mereka tidak bisa melihat siapa yang ada di sini?" tanya Ruby lagi setelah ia menyadari bahwa senyuman yang tadi ia berikan untuk wartawati yang ada di depan jendelanya, ternyata tidak bersamb
Read more
RF3
Ya Tuhan. Demi apa mereka berkata seperti itu? Sungguh menyakitkan. Belum juga mengenalku, sudah seenaknya saja mereka bicara. Apakah karena aku hanya seorang pelayan restoran, jadi mereka menganggapku begitu rendah? Memang aku tidak sekaya apalagi setenar adik Tom yang bernama Clara itu. Tapi aku juga berhak dihargai. Ruby membatin. Hati Ruby terasa pedih mendengar penghinaan Clara dan Sarah. Seketika ia merasa tidak perlu tahu yang mana adik Tom yang bernama Clara itu. Di pikirannya, pasti Clara adalah salah satu dari dua gadis yang berdiri di tangga paling atas teras rumah besar itu."Ruby!" panggil Tom.Ruby tersentak. Ia menoleh. Dilihatnya Tom sedang berlari kecil ke arahnya."Ayo kita berfoto sebentar," ajak Tom. Diraihnya tangan Ruby dan membawanya kembali turun ke anak tangga pertama."Tunggu, Tom. Nanti aku jatuh," protes Ruby. Ditariknya tangan kanannya yang diseret Tom.Tom terkesiap. Baru menyadari bahwa dirinya terlalu kasar memperlakukan Ruby. "Maaf," ujar Tom.Dua sej
Read more
RF4
Ruby terus berjalan cepat meninggalkan Tom dan semua orang yang ada di rumah besar itu.Begitu Ruby sampai di pinggir jalan raya, ia celingak-celinguk mencari taksi yang mungkin saja lewat di jalan raya di depannya. Namun, belum lagi ada taksi yang lewat, Ruby melihat satu sosok yang sangat dikenalnya. Ruby mengangkat kedua tangannya dan meletakkannya di samping mulutnya."Alena!" teriak Ruby sekuat tenaga.Di seberang jalan, seorang gadis sebaya Ruby nampak bingung. Ia menoleh ke kiri dan kanan mencari-cari sumber suara."Hei! Aku di sini!" Ruby melambaikan kedua tangannya. Melompat-lompat di tempat sebagaimana seorang anak kecil yang melihat ayahnya pulang ke rumah."Ruby?" Alena berteriak ketika ia menyadari bahwa Ruby lah yang memanggilnya. Dengan sigap sahabat Ruby yang saat itu mengenakan dress selutut menyeberang jalan. Napasnya ngos-ngosan begitu ia tiba di depan Ruby.Sambil membungkukkan badan dan menahan bobot tubuh dengan kedua tangan yang berpangku di lutut, Alena bertany
Read more
RF5
Ruby mengangguk pelan. "Mau gimana lagi? Aku nggak mungkin tinggal di sini terus. Tom pasti akan datang ke sini mencariku.""Kamu tidak mau bertemu dengannya lagi? Ayolah Ruby, katakan ada apa sebenarnya! Mengapa tindakanmu sangat tidak masuk akal begini. Bukankah kalian berdua saling mencintai?" Alena beringsut. Kini dua gadis itu duduk berdampingan.Ruby mendesah. Sebuah tarikan napas panjang terdengar darinya. "Haruskah aku ceritakan semuanya sekarang? Aku harus segera berkemas." Mata Ruby terpaku pada jam dinding yang berdentang dua kali."Kalau kamu tidak mau menceritakan versi lengkap, ceritakan saja versi singkatnya. Setidaknya aku tahu apa yang terjadi padamu dan aku tahu apa yang harus aku lakukan untuk itu." Alena mengusap punggung Ruby. Memberinya kekuatan.Ruby terdiam. Bibirnya bergerak-gerak, seakan ingin mengatakan sesuatu. Namun tak sepatah katapun meluncur. Setelahnya, Ruby berpaling. Kedua sahabat itu saling memandang."Bolehkah aku bercerita nanti saja, Al? Sungguh
Read more
RF6
Tanpa mengetuk, Tom membuka apartemen Ruby. Wajahnya berubah begitu pintu itu terbuka. Ada dua orang wanita berada di dalam sana. Tom mengedarkan pandang ke penjuru apartemen, lalu mengeryit. Kemudian lelaki itu melongok keluar pintu. Melihat lagi angka yang tergantung di pintu.32 E.Tom tertegun sejenak. Ini kamar apartemen Ruby. Apa yang sedang terjadi?"Ini nomor 32 E kan?" tanya Tom pada kedua wanita yang ia jumpai di sana. Ingin memastikan.Kedua wanita tersebut berpandangan. Kemudian tanpa dikomando, mereka kembali melihat Tom."Benar. Ada yang bisa kami bantu, Tuan?""Bukankah ini apartemen Ruby?" tanya Tom heran.Salah satu wanita itu menjawab, "iya, tadinya, Tuan. Tapi sekarang Nona Ruby sudah pindah.""Pindah? Bagaimana mungkin? Tadi pagi saya menjemput dia ke sini. Dia tidak bilang kalau mau pindah hari ini," jawab Tom. Ia berusaha terlihat tenang agar dua wanita yang ada di depannya tidak curiga."Memang Nona Ruby nampak sangat buru-buru tadi, Tuan.""Begitu ya?" timpal
Read more
RF7
Dalam kejadian yang begitu cepat, Tom terserempet mobil jeep yang melaju tak terkendali. Pria itu terhempas di aspal, tergeletak tak berdaya. Seketika jalanan yang tadinya sepi, menjadi ramai oleh orang-orang yang keluar dari bangunan di sekitar tempat kejadian.Sebuah ambulans datang setelah seseorang berinisiatif menelponnya. Nahasnya, pada saat kejadian, Tom tidak membawa tanda pengenal. Hanya ada sebuah dompet dengan uang seratus dollar di dalamnya. Uang terakhir yang ia terima dari George, sebagai modal untuk melanjutkan hidup, setelah semua fasilitas untuknya dibekukan oleh George akibat kesalahan Tom sendiri.Seorang polisi yang hadir di tempat itu mengatakan pada petugas medis bahwa tidak ada seorang pun yang mengenal Tom. Sehingga dengan terpaksa Tom harus dibawa ke rumah sakit tanpa pendampingan siapa pun.Akan tetapi saat pintu belakang ambulan ditutup dan mesin mobil itu dinyalakan, Ruby - yang saat itu baru saja keluar dari restoran seusai bekerja di restoran yang ada di
Read more
RF8
Alena menatap Ruby dan mengerlingkan sebelah mata. Beberapa saat kemudian, sahabat Ruby tersebut melanjutkan investigasinya."Memangnya apa yang Bapak lihat? Apakah itu film, Pak?" "Bukan, Nona. Ah, itu hanya berita gossip saja sebenarnya.""Gossip apa, Pak?" Alena semakin mengejar."Katanya ada seorang gadis. Kalau nggak salah dia bernama Ruby. Dia bertunangan dengan seorang CEO dari perusahaan bonafid. Tetapi di hari pertunangan mereka, si gadis melarikan diri." Alex menggelengkan kepalanya. "Sungguh aneh."Ruby membelalakkan matanya. "CEO?" ujarnya spontan."Ya. Katanya begitu," kata Alex. Matanya kembali mengawasi Ruby dari kaca spion tengah."Aneh apanya, Pak?" Alena menggeser duduknya agar lebih dekat dengan kursi supir. Seketika ia menjadi tertarik dengan penuturan sang supir."Ya aneh. Masa diajak tunangan sama CEO perusahaan bonafid malah kabur. Kalo perempuan normal, nggak mungkin begitu. Pasti malah senang ibarat mendadak dapat lotre." Alex menambahkan."Oh gitu. Iya sih.
Read more
RF9
Taksi yang ditumpangi Ruby dan Alena sampai di sebuah bandara kecil di kota Hampton. Dua gadis itu bersiap turun begitu mobil kecil itu melambat.“Apakah nona-nona ini mau pergi ke luar kota?” tanya Alex. Tangannya membuka kunci pintu otomatis yang ada di sampingnya, kemudian dibukanya sabuk pengaman dan memutar tubuh, menghadap ke belakang, ke arah Ruby dan Alena.Alena mendongak, lalu menoleh ke samping. Ruby sedang mengangkat ranselnya dari lantai taksi.“Rub ….” Alena menyikut lengan Ruby.“Eh, apa?” Ruby menatap Alena dan Alex bergantian.“Apa kita mau ke luar kota?” tanya Alena. Memberikan kode dengan lirikan matanya yang mengarah ke Alex.“Eh, ya ya. Maaf saya tadi tidak dengar. Bagaimana, Pak?” ujar Ruby. Tangannya sibuk menutup retsluiting tas ranselnya.Kening Alex berkerut. Tersenyum canggung. “Ah, tidak. Lupakan saja,” jawab Alex. Ekor matanya melirik ponsel yang ada dalam genggaman Alena. Sedetik kemudian wajah pria itu berubah pias.“Kita turun di sini, Rub?” Alena kem
Read more
DMCA.com Protection Status