Share

Penguasa Sembilan Pintu Kematian
Penguasa Sembilan Pintu Kematian
Author: Aspasya

Tawaran Ketua Oey

Manor Zhao, Tanah Bebas

Lukisan itu tergantung di dinding ruang belajar. Sebuah lukisan seorang wanita cantik tengah memetik guzheng.

"Duan Xiao Jiao, akhirnya kekhawatiranku terjadi. Kau mati sia-sia." Zhao Lu Yang, penguasa Tanah Bebas, menatap lukisan itu dengan muram.

"Ao Yu Long masih hidup dan kau telah mati bahkan tanpa sempat dimakamkan dengan layak. Sungguh malang nasibmu." Zhao Lu Yang menyentuh lukisan itu dengan hati-hati.

Duan Xiao Jiao adalah putri bungsu Tetua Duan dan adik Jenderal Duan Xiao Tian, berbeda ibu. Jiao-Jiao adalah putri dari selir, tetapi karena dia satu-satunya putri Tetua Duan, dia dibesarkan di bawah nama Nyonya Di dan dianggap sebagai putri Di Manor Duan.

"Kau ini konyol atau bodoh. Kau bisa menjadi seorang permaisuri tetapi kau memilih berdiam diri dan memendam semuanya hingga menjadi dendam yang membawamu dalam kematian." Zhao Lu Yang mendesah pelan.

Terdengar suara langkah kaki, pelan, mendekatinya dan berhenti di belakangnya. "Tuan Zhao, ada seseorang yang ingin menemui Anda." Seorang pelayan wanita melapor padanya.

"Siapa?" Zhao Lu Yang menyahut tanpa mengalihkan perhatiannya dari lukisan Duan Xiao Jiao.

"Dia seorang wanita berpakaian dan bercadar ungu." Pelayan wanita itu masih berdiri menunduk di belakangnya.

"Baiklah! Bawa dia kemari!" Zhao Lu Yang menyentuh dinding tempat lukisan Duan Xiao Jiao tergantung dan dinding berbalik menampilkan dinding di belakangnya yang merupakan sebuah lemari kayu besar.

Pelayan wanita itu menatap lukisan sebelum menghilang di balik dinding seraya tersenyum sinis. Setelah lukisan benar-benar menghilang dan tidak nampak lagi, dia segera meninggalkan ruang belajar, kembali ke aula utama untuk menemui tamu yang dimaksudnya .

"Nona, silakan!" Pelayan wanita itu mempersilakan wanita bercadar dan berpakaian serba ungu itu untuk menemui Zhao Lu Yang.

Dia hanya mengangguk dan mengikuti seorang prajurit yang mengantarkannya hingga ke ruang belajar Zhao Lu Yang. Dia melirik pelayan wanita itu sekilas dan tersenyum tipis.

"Yu, kemarilah!" Pelayan wanita itu memanggil seorang pelayan kecil yang tengah membantu seorang prajurit memindahkan sebuah pot.

"Iya Nona Hu!" Gadis kecil itu berlari dan mendekati wanita itu.

"Bantu aku menyiapkan makanan untuk Nona Wan!" Nona Hu, pelayan wanita itu memberi isyarat padanya untuk mengikutinya.

Pelayan kecil itu mengikutinya. Mereka pergi ke bangunan utama kemudian menyeberangi taman dan menuju sebuah halaman kecil. Dengan hati-hati keduanya memasuki halaman dan menemui seorang wanita yang tengah duduk di tepi kolam ikan.

"Ada kabar apa?" Wanita itu bertanya tanpa menoleh seperti sudah tahu siapa yang baru saja datang.

"Ada Tetua Oey dari Sekte Lotus Hitam." Nona Hu melapor dengan hati-hati.

"Yu, pergilah ke Wisma Lonceng Naga." Wanita cantik itu berkata pelan pada gadis kecil itu.

"Baik Nona!" Tanpa bertanya lagi, gadis kecil itu berlari menuju halaman belakang kemudian berlari membuka pintu gerbang kayu dan berjalan dengan santai di sepanjang lorong sempit di bagian belakang Manor Zhao.

Di ujung jalan ada sebuah kereta kuda. Seorang kusir kereta yang sedang duduk santai segera melambaikan tangan padanya.

"Ayo ke Wisma Lonceng Naga di Danau Hu!" Gadis kecil itu memerintahkan pada sang kusir.

Tanpa banyak bertanya kusir kereta membantu gadis kecil itu naik ke dalam kereta dan bergegas memacu kudanya. Kereta kuda berjalan santai menelusuri jalanan di Tanah Bebas menuju Danau Hu.

Sementara itu di ruang kerjanya, Zhao Lu Yang berbincang-bincang dengan tamunya. Dia Ketua Oey dari Sekte Lotus Hitam. Wanita bercadar itu berdiri di depan meja kerja Zhao Lu Yang.

"Apa yang membuat Ketua Oey menemuiku? Ini suatu kehormatan bagiku." Zhao Lu Yang berdiri dan menyambut wanita bergaun ungu itu dengan senyum lebar.

"Anda berlebihan Tuan Zhao." Ketua Oey tersenyum tipis di balik cadar ungunya.

"Tentu tidak! Apakah ada sesuatu yang Sekte Lotus Hitam inginkan dariku?" Zhao Lu Yang tersenyum dan tidak lagi berbasa-basi.

"Seperti yang Anda tahu, kami mengalami kekalahan saat menyerang Wisma Nyonya Ning. Kami tidak menyangka akan bertemu dengan Pasukan Mo Yu dan bahkan menyaksikan kebangkitan Ao Yu Long." Ketua Oey menjeda ucapannya sebentar.

"Wisma Ning adalah tempat yang strategis di Dataran Tengah. Satu-satunya daerah yang memiliki tanah yang subur dan juga tepat berada di jalur utama lalu lintas perdagangan dari Utara dan Tanah Bebas," lanjutnya dengan tegas.

"Lalu apa yang Lotus Hitam inginkan dariku berkenaan dengan Wisma Nyonya Ning?" Zhao Lu Yang, yang sedari tadi mendengarkan ucapan Ketua Oey kini menatap serius.

"Kami tidak mungkin mendapatkan kembali Wisma Nyonya Ning karena meski Ao Yu Long dan Pasukan Mo Yu sudah tidak di sana lagi, ada Klan Tang yang bergabung dengan Nyonya Ning. Sebagai gantinya kami menginginkan Wisma Lonceng Naga." Ketua Oey tersenyum tipis dan menatap Zhao Lu Yang dengan mata indahnya yang mengintip dari celah cadarnya.

"Anda bercanda, Ketua Oey!" Zhao Lu Yang terkekeh dan kembali duduk di kursinya.

Ditatapnya wanita di hadapannya lekat-lekat. Sekte Lotus Hitam merupakan salah satu kekuatan di Dataran Tengah yang sulit ditaklukkan. Selama beberapa dekade mereka berpindah-pindah tempat dan hampir tidak terdeteksi keberadaannya.

Kini tiba-tiba saja salah satu Ketuanya menemui Zhao Lu Yang. Tidak ada hal yang dapat membawa Tetua Oey berjalan-jalan hingga ke Tanah Bebas jika bukan karena suatu kepentingan. Namun permintaannya mengenai Wisma Lonceng Naga itu diluar perkiraan Zhao Lu Yang.

"Tentu aku sedang tidak bercanda, Tuan Zhao. Kami menawarkan bantuan padamu. Bisa kau bayangkan jika Jenderal Duan kembali ke ibukota Kaili, dibantu Sekte Keabadian, Sekte Elang Emas dan Sekte Sembilan Pintu Kematian. Kau pasti kalah!" Suara Ketua Oey tidak lagi terdengar lembut dan ramah, tegas tanpa keraguan. Bola matanya yang sekelam malam menatap tajam Zhao Lu Yang.

"Kami hanya menginginkan Wisma Lonceng Naga, hanya itu. Dan kami akan membantumu menaklukkan Kaili sekaligus Dataran Tengah. Bukankah itu impianmu sedari kecil?" Ketua Oey kembali memprovokasi Zhao Lu Yang.

"Kenapa Anda begitu percaya diri? Lotus Hitam memang sangat kuat tetapi jika berhadapan dengan Pasukan Jenderal Duan dan tiga sekte sekaligus, sekali pun bergabung denganku, itu tidak akan menjamin sebuah kemenangan." Zhao Lu Yang menatap Ketua Oey dan tersenyum tipis.

"Trik dan strategi, itu yang kami tawarkan. Jangan biarkan ketiga sekte itu memiliki kesempatan untuk bergabung apalagi membantu Kaili, maka mereka semua akan berantakan dan kacau balau. Bukankah kau sudah melihat hasilnya tiga belas tahun lalu?" Ketua Oey memperdengarkan suaranya yang lembut.

"Anda benar!" Zhao Lu Yang menganggukkan kepalanya.

Tiga belas tahun lalu, saat pemberontakan muncul di Kaili, ketiga sekte, tengah disibukkan dengan urusan internal masing-masing. Ada banyak mata-mata yang menyusup ke dalam sekte dan menimbulkan kekacauan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status