Share

Bab 3: Di Utus Paman Guru

Kimin dan Pano yang kini sudah sadar dari nanarnya, secara kilat langsung melakukan serangan cepat ke tubuh pendekar ini. Tapi kembali mereka kecele, Pendekar Pekok masih tetap duduk dan hanya mengerakan sedikit tubuhnya, serangan-serangan maut itu dengan mudah dihindari.

Merasa cukup main-main, Pendekar Pekok lalu berdiri dari kursinya dan dia menyemburkan arak yang tadi di minum ke wajah ketiga orang ini, ketiganya langsung berteriak kesakitan, karena mata mereka terasa sangat perih dan pandangan mereka tiba-tiba saja menjadi gelap.

Saat itulah, secepat kilat Pendekar Pekok menendang ketiganya hingga terlempar keluar dari warung ini, saking kerasnya tendangan tadi, ketiganya terlemparke jalanan tanpa ampun, dengan tubuh saling bertumbukan satu sama lainnya, tak lama kemudian terlempar tiga golok mereka yang sudah bengkok di dekat mereka.

Barulah kini ketiganya menyadari musuh yang dihadapi sangat sakti, sebab hanya segebrakan saja sudah membuat ketiganya lingkang pukang terjatuh, dengan cepat ketiganya bermaksud ingin pergi dari warung atau rumah makan tersebut dengan rasa malu yang luar biasa. Karena hari ini mereka mendapatkan kekalahan telak dari seorang pemuda tak di kenal, runtuhlah dalam sekejab kesombongan mereka.

Namun anehnya, kaki mereka seakan lumpuh tak mampu digerakan, Pendekar Pekok berjalan perlahan mendekati mereka dan menatap ketiganya dengan tajam. Paro yang kini sadar langsung bangkit ketakutan.

“Ampunnnn tuannn…kami kapokkkk…kami akan pergi dari sini!” Paro langsung bersimpuh diikuti Kimin dan Pano, dia tak perdulikan cibiran sinis dari puluhan orang yang melihat kekalahan telak mereka itu.

Bagi tiga orang yang aslinya pengecut ini kegagahan mereka hari ini bak membentur tembok karang, apalagi saat melihat tiga golok mereka bengkok dan mereka tak sempat melihat bagaimana lihai dan cepatnya Pendekar Pekok melakukan demontrasi itu.

“Hmmm…untung hari ini pikiranku lagi tak ingin membunuh orang…nyawa busuk kalian ku ampuni, tapi sekali lagi bertemu aku dan masih bergaya tengek, golok kalian yang bengkok itu akan mampir ke leher kalian dan selesailah karir kalian sebagai Tiga Pendekar Dongok!” dengus Pendekar Pekok mengolok dengan kesal, lalu Ia berpaling cepat hingga jubahnya berkibar dan tanpa di duga, kembali tubuh tiga orang ini terlempar secara keras kebelakang dan sempat membentur kereta kuda yang lewat di jalan, tanpa banyak cakap ketiganya pun pergi setengah berlari dari sana saking takut dan malunya.

Pendekar Pekok memang sengaja mendemontrasikan kekuatan tenaga dalamnya, sehingga semua orang kini melongo melihat kehebatan ilmunya ini.

Setelah duduk kembali dengan santai, Pendekar Pekok lalu menoleh ke sepasang muda-mudi tadi dan menggapai tangannya meminta keduanya duduk dekat dia. Keduanya tanpa banyak cincong langsung berdiri dan membawa minumannya, lalu memanggil pelayan agar menambah makanan untuk di antar ke meja di mana sang pendekar ini duduk.

Pendekar Pekok menatap bergantian dua orang yang kini sudah duduk berhadapan dengannya, yang pemuda berpakaian ringkas dan ada golok pendek yang dia taruh di pinggangnya, nampak sekali kalau pemuda ini seorang ahli silat. Wajahnya cukup tampan, tapi terlihat sederhana, rambutnya hanya di ikat kain warna coklat.

Kebalikannya dengan pemuda tadi, gadis cantik di sebelahnya berwajah ceria dengan mata bulat dan hidung kecil mancung, kulitnya putih bersih, pakaiannya semacam jubah ringkas berwarna biru cerah, dengan golok yang juga terselip di pinggang.

Kedua orang ini juga menatap dengan kagum wajah Pendekar Pekok yang tampan berwibawa dengan wajah yang selalu tersenyum.

“Kalian dari tadi kulihat selalu memperhatikanku…siapa kalian dan darimana, agaknya kalian berdua bukan orang sini!” tanya Pendekar Pekok sambil menegak araknya perlahan.

“Abang Malaki si Pendekar Pekok kan…kenalkan saya Dusman dan ini adik seperguruan saya, namanya Nalini, kami berdua murid Ki Jarong, yang juga kakak seperguruan dari Abang!” kata pemuda ini, sambil menatap wajah Pendekar Pekok yang diam-diam sangat dia kagumi.  

“Hmmm…Ki Jarong…kenapa kalian berdua bisa menebak kalau aku Malaki?”

“Ciri-ciri Abang sudah kami ketahui, kami sudah hampir 3 bulan mencari-cari Abang, atas perintah guru kami!” kali ini Nalini yang menyahut sambil menatap wajah pendekar tampan ini.

Pendekar Pekok menatap tajam Nalini, gadis cantik ini langsung tersipu malu dengan wajah memerah melihat tatapan tajam ini, Dusman yang melihat Nalini tersipu sudah menyadari, kalau adik seperguruannya ini sangat mengagumi pendekar ini, namun dia hanya diam, karena Nalini sudah dianggapnya bak adik sendiri.

“Ada apa Ki Jarong mencariku…!” jawaban ini sekaligus melegakan Dusman dan Nalini, karena jawaban itu menandakan yang bersangkutan memang Malaki adanya dan mereka akhirnya bisa bertemu orang yang sudah lama di cari-cari.

“Guru kami berpesan, agar Abang sudi datang ke padepokan kami…soalnya kondisi beliau sedang sakit parah, setelah bertarung dengan musuh besarnya!” Pendekar Pekok langsung kaget, dia menatap kedua orang ini bergantian.

Dia ingat Ki Jarong dan dia dulu pernah berguru pada seorang pendekar tua yang kini sudah meninggal.

Sebenarnya bukan seperguruan dalam artian pernah sama-sama belajar, tapi lebih pada Ki Jarong pernah mendapatkan ilmu dari pendekar yang sama, sehingga dia menganggap Pendekar Pekok adik seperguruannya.

Malaki sendiri sejak muda memiliki tiga guru, yang pertama adalah Ki Sunu atau Pendekar Jubah Tengkorak, yang kedua Pendekar Sapu Jagat atau Ki Sapu Jagat dan yang ketiga seorang yang di sebut bak Dewa Persilatan, karena ilmunya sukar di ukur saking tingginya, uniknya kakek misterius ini suka membagi-bagi ilmu pada siapa saja yang ditemuinya, sehingga dapat julukan yang sangat terkenal, yakni Kakek Berhati Emas.

“Kenapa Ki Jarong sampai kalah…siapa musuhnya…setahuku Ki Jarong juga sakti!” tanya Pendekar Pekok keheranan sendiri.

Dusman lalu bercerita…..5 bulan yang lalu Ki Jarong gurunya itu kedatangan seorang pendekar misterius di pedepokan mereka.

“Pendekar itu sangat sakti, dia mampu mengalahkan guru kami, saat kami ingin membantu, guru menolak dan bilang kesaktian orang itu sangat hebat dan kami semua membuang nyawa sia-sia kalau berhadapan dengan orang itu!” kata Dusman.

Sebagai murid yang paling diandalkan, Dusman malah dapat perintah dari Ki Jarong agar mencari Pendekar Pekok.

“Hanya saudara seperguruanku itu yang mampu menghadapi orang yang telah mengalahkan dan membuat aku cedera parah. Kamu carilah dia…agak sulit memang, karena dia tak punya tempat tinggal tetap dan suka berpetualang, namun ku dengar terakhir dia ada di wilayah kaki Pegunungan Meratus, carilah di daerah sana!” lalu Ki Jarong menjelaskan ciri-ciri Pendekar Pekok pada Dusman.

Saat Dusman bersiap berangkat, dia kaget ketika Nalini yang juga adik seperguruannya ini ingin ikut membantu.

Dusman bingung dan dia lalu minta pendapat gurunya, Ki Jarong awalnya juga keberatan karena Nalini sudah dianggap anak kandungnya. Tapi Ki Jarong juga menyadari, Nalini merupakan seorang murid terpandai kedua setelah Dusman. Walaupun masih 17 tahun, tapi Nalini benar-benar murid berbakat dan ilmu silatnya hanya selisih sedikit dibawah Dusman.

Nalini juga terus membujuk gurunya yang sudah dia anggap orang tuanya sendiri ini, akhirnya Ki Jarong mengijinkan dengan pesan-pesan khusus tentunya.

Dusman yang kini berusia 20 tahun diam-diam memang ada hati dengan Nalini, tapi dia menyadari wajahnya biasa-biasa saja, terlebih dia juga berasal dari keluarga miskin yang sejak kecil ikut gurunya.

Sedangkan Nalini yang dia dengar dari gurunya, kabarnya merupakan anak seorang Panglima yang tewas saat perang bersama istrinya, lalu anak kecil itu di selamatkan Ki Jarong dan sejak saat itu dianggap anak sendiri oleh Ki Jarong dan istrinya, yang tidak mempunyai keturunan. Ki Jarong juga melatih ilmu-ilmu silat tinggi pada Nalini yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata muridnya yang lain.

*****

BERSAMBUNG

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Foris Gulo
kek cerita nenek ke cucunya.. wkwkwk bahasanya asal dibuat
goodnovel comment avatar
ahmad fadhli
hmmm mmmm mmmmm
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status