Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri

Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri

By:  Intans Ranum  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8.7
6 ratings
138Chapters
21.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Aku bisa jelasin, Lin!" seru Dean meraih tanganku yang segera ku balas dengan tamparan di pipi kiri kanannya keras. Suamiku menunduk sebelum menoleh aku menamparnya lagi di pipi kiri sekeras mungkin. Aku bergerak mundur dua langkah, tersenyum masam dan mengangguk lemah. "Silahkan dijelaskan! Karena aku tahu gimana rasanya nggak dikasih kesempatan untuk menjelaskan, dan jadi orang bersalah di saat bukan sepenuhnya salahku." Kalimat terakhir yang ku lontarkan berhasil membuat mas Dean terperanjat, wajahnya pias tersinggung. Pria itu menyugar rambutnya frustasi dengan enggan ia berkata, "Kamu keluarlah, Dera!" "Apa?! Nggak mau. Kamu tahu kan aku cuma pake lingerie minim di balik jubah pendek ini. Nggak! Orang-orang akan berpikir kalau aku wanita panggilan yang kabur!" "Itu, fakta 'kan?" sambarku sinis. "Apa lo bilang?" "Kamu memang wanita panggilan, jalang murahan yang berzina dengan suami orang, itu fakta 'kan?" sengit ku mengejek. "Apa! Sialan! Beraninya lo dasar istri mandul-" Bugghh!!! Prangg!! Semesta kembali mengkhianatinya dengan telak dan atas nama kesehatan jiwanya, Linar Mehra memilih untuk bercerai namun setelah itu ia baru menyadari jika dirinya tengah hamil di saat yang sama mantan suaminya sedang mempersiapkan pernikahan keduanya. Linar tak sudi kembali. Hingga semesta kembali mempertemukan mereka berdua dengan keadaan yang berbalik. Mantan suaminya yang menginginkannya kembali melakukan segala cara, Ya. keadaan telah berbalik arah.

View More
Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Intans Ranum
konfliknya realita bgt ..bagus!
2024-03-05 10:08:32
0
default avatar
intansepira
Bagus! Percakapan emosionalnya dapet!
2024-02-21 19:06:15
0
user avatar
Dwi Novita
bagus ceritanya
2024-01-24 21:42:29
0
user avatar
Rika
bagus novelnya... penasaran dan gregetan
2023-11-29 06:27:01
0
user avatar
MamGemoy
Semangat update kk, bagus ceritanya
2023-10-06 08:19:03
1
user avatar
Naney Martina Liman
tunggang langgang jalan ceritanya....
2023-12-31 11:36:22
0
138 Chapters
1. Pesan Janggal
1.Pesan Janggal Linar mematutkan dirinya di depan cermin. Ia tersenyum puas melihat dirinya yang berhasil menurunkan dua kilogram berat badan dalam seminggu ini. Ia merasa tampak pas mengenakan lingerie hitam yang dibelinya dua minggu yang lalu.Dean benar, mereka punya banyak waktu untuk mengupayakan punya anak, dan kali ini Linar lah yang akan memulainya. Ia menyemprotkan kembali wewangian yang disukai Dean, suaminya. Linar memakai jubah panjang untuk menutupi lingerie hitamnya, lalu keluar dari kamar mandi.Linar melihat tubuh tinggi Dean di balkon kamar tidur mereka, tampak Dean tengah mengangguk dan berbicara di saluran telepon, ia memutuskan menyusul ke balkon. Linar tersenyum pada Dean yang langsung menutup teleponnya karena kedatangan Linar. Namun, ada raut wajah kaget berlebihan yang segera disembunyikan oleh Dean.Linar mengerutkan dahinya penasaran, "Dari siapa, Mas?" Dean balas tersenyum, ia menarik pelan dan merengkuh Linar erat. Dean mencium kening dan menumpu dagunya
Read more
2. Menguntit Suami
POV LinarAku teringat ucapan Listya yang pernah melihat Dean berjalan di Mall ditemani seorang lelaki dan wanita, namun wanita itu tampak dekat dengan Dean, dan ketika aku konfirmasi pada suamiku ia membenarkan, tapi tak setuju dikatakan dekat, mereka berteman dalam porsi wajar, kilahnya.Aku membuka media sosial miliknya dan mencari akun suaminya, ia memainkan layar gawainya ke atas dan ke bawah, mencari tahu jejak digital yang mungkin saja jadi petunjuk entah apa itu.Yang jelas hari ini moodnya ambruk, dan aku sedang tak butuh beramah-tamah dengan siapapun, aku sedang sulit tersenyum maka aku butuh menenangkan dirinya lagi pula beberapa minggu belakangan, aku tengah rajin olahraga dan merawat diri ke salon demi menyenangkan diri dan suamiku. ****Aku mematut diri di depan cermin yang hanya memantulkan sebagian rupa wajah dan tubuhku, ia mencubit pipinya yang masih saja terlihat tembem beralih pada lengan atasnya yang tak jua mengecil. "Hufth .. " hela napasku.Aku menyalakan ker
Read more
3. Melabrak di Kamar Hotel
Melabrak di Kamar Hotel Sesak! Wanita yang sama pada dua foto di gawai Dean. Dengan langkah yang ditarik-tarik Linar mendudukkan dirinya di meja kosong di luar restoran yang sama. terletak cukup jauh, namun mudah melihatnya dan syukurlah. Di atas meja mereka terlihat piring-piring makanan yang sudah kosong. Linar menggerutu dalam hati. Sedetik kemudian ia mencoba menggunakan teknik pernapasan dilanjutkan berdzikir, agar lebih kuat dan tak menggila di sini. "Hufth!" Ia masih menatap lemah mereka dan memilih akan mencoba sekali lagi. Linar melihat suaminya sedikit tersentak mendapat panggilan telepon darinya. Si wanita itu menatap bertanya, lalu Dean membuka mulutnya entah bicara apa, dan Dean mengangkatnya ponselnya. "Iya halo, Mas. Kamu di mana?" "Aku lagi di kantor, nih. Aku harus lembur lagi," "Masih di kantor? Jadi benar hari ini kamu lembur lagi?" tanyanya mendesah. "Iya, lagi. Kamu nggak perlu tungguin aku pulang. Kemungkinan aku menginap di kantor," "Oh, ya? Sesibuk
Read more
4. "Apa Yang Bisa Kamu Jelasin?"
Mendengar hal itu, Dean berbalik dengan wajah terkejut, cih! Bukan hanya Dean, Dera pun ikut berbalik dan terkejut dengan cara serupa dan Dean lah yang langsung mendekat ke hadapan Linar. Linar melengos dan duduk di sofa empuk berwarna putih. Menegakkan tubuh. "Kenapa cuma berdiri? Silahkan duduk!" titah Linar berhasil menstabilkan suaranya. "Apa yang bisa kamu jelasin, Mas?" tanya Linar bernada lemah dengan tangan bergetar yang ditutupi dengan tas tangannya. Dera dengan mengenakan lingerie minim terbalut handuk kimono minim berjalan enggan, ia mengambil tempat tepat disebelah Dean yang terduduk tegang. Nafas Linar bergemuruh melihatnya. Dan Dera merasa benar mengambil posisi berdekatan dengan Dean. Dean yang menyadari sedang diperhatikan oleh Linar segera bangkit untuk duduk di sofa yang sama yang digunakan Linar. Namun itu tak berarti apapun bagi Linar, menahan sesak di dada. Linar menunduk kewalahan lantaran dada dan kepalanya semakin pening menyerang bersamaan. "Linar?"
Read more
5. Melawan Pelakor
"LINAR! AKU BILANG AYO PULANG!" bentak Dean menarik tangan istrinya, memaksa. Linar mengaitkan kakinya pada kaki meja mencoba menahan tarikannya. Dean menoleh mencari tahu apa yang membuat tubuh Linar tertahan. Linar mendongak dengan berani "Kamu membentak aku di depan jalang simpananmu, Mas? Jadi, kamu baru aja membuatku malu dan membuat dia tersenyum meremehkanku, begitu?" ucap Linar jengah. Linar menyela balasannya dengan memberikan kode untuk berhenti tanpa kata dan menjulurkan kepalaku ke arah Dera. "Selamat, Dera! Kamu udah sukses menabung banyak dosa, karena udah berzinah, dan menghancurkan rumah tangga orang. Aku berdoa kamu akan mendapatkan karmanya atau pada keluargamu juga bisa aja sih terjadi!" ucap Linar terkekeh di ujung kalimat dengan air mata yang berlinang di pelupuk mata. "Kamu sudah selesai? Ayo kita pulang!" kali ini Dean terdengar begitu jengah dan emosional. Mungkin tersinggung mendengar istri sah mendoakan jalangnya, begitu pula dengan Linar yang tersakiti
Read more
6. Saling Melampiaskan
Linar merasakan dadanya sakit, kempas-kempis dada ini karena napas yang kian memburu dan ulu hati yang seperti di tusuk merasuk, sakit! Linar mendorong dada suaminya setengah tenaga yang tersisa, menolak usapan ringan yang ia beri pada pipiku yang bergelimang air mata. "Kamu nyakitin aku, Mas! Kamu buat aku selalu bertanya-tanya kenapa kamu jadi sering pulang larut malam. Aku setengah mati menahan bertanya pada teman-teman kamu sebagai bukti aku percaya sama semua kata-kata bohong kamu! Aku menahan malu ketika keluarga kamu bertanya keberadaan kamu semalaman, sekuat hati aku jaga kehormatan kamu yang ninggalin aku gitu aja!" "Lin," gumamnya. "Dan sekarang udah terbukti, 'kan! Kamu selingkuhi aku dengan wanita yang mengejek aku nggak bisa jadi istri yang baik buat kamu, memangnya dia tahu apa tentang usaha aku jadi istri kamu, hah! Kamu bicara apa aja sama dia tentang aku, Mas, JAWAB!" sentak Linar emosi. "Demi Tuhan, Aku nggak pernah ngejelekin kamu ke dia, atau siapa pun Lin!
Read more
7. (Bukan) Kabur Dengan Pria Lain!
Ponsel yang aku taruh di dalam saku dadaku, berdering. ia dapat mendapati bahwa Dean meneleponnya. Dengan cepat, ia langsung menolak panggilan tersebut. Beberapa detik kemudian, ponselku menerima panggilan dari orang yang sama lagi, yang sama seperti sebelumnya. Aku tolak tanpa pikir panjang. Aku sedang tidak ingin menerima panggilan dari siapapun, terutama dari Mas Dean. Buru-buru aku mematikan ponselnya agar Dean tidak dapat menghubunginku lagi. Tapi kemudian, suara klakson dan lampu tinggi yang diberikan oleh kendaraan di belakangnya mendapatkan perhatiannya. Aku semakin yakin melihat mobil yang melaju bersisian dengan mobil kami adalah mobil milik Dean, membayangkan wajah marah Dean dari balik kaca film gelap mobilnya membuat aku semakin ingin menantangnya. “Sepertinya, Dean nggak akan melepaskanmu begitu saja, Linar.” “Pastikan saja kita nggak tertangkap, lebih cepat lagi, Erwin! atau kamu akan mendapatkan beberapa pukulan darinya.” ucapku menakutinya. Menghapus air mata, a
Read more
8. Sengaja Menghindar
"Apapun itu lebih aman di sini," gumam Dean. "Apa maksud kamu, Mas?" tanya Linar tertarik. "Karena aku nggak mau putar balik dan terjebak macet, aku harus segera sampai ke kantor. Lagipula aku pikir kamu butuh teman bicara, dan Mami juga sama." Dean melirik Linar dari ujung matanya, ia terlihat tengah menimbang dan sebelum Linar menolak Dean kembali bicara. "Aku pergi sekarang, agar aku punya waktu untuk sekedar sarapan sebelum ke kantor." Mobil berhenti tepat di depan gerbang rumah maminya. Memilih menghindari konflik, ia berpesan. "Aku akan langsung berangkat, salam buat Mami!" "Oh ya, pastikan kamu sarapan, sebelum bekerja, Mas?" Dean menoleh membalas tatapan istrinya yang ia kenal sarat akan perhatian khas Linar "Ok, mungkin aku akan pesan makanan untuk di take away atau delivery. Entahlah." Linar mengangguk kecil, "Terserah, pastikan aja maag kamu nggak akan kumat lagi," ucapnya pelan di akhir kalimat. Dean tersenyum kecil ia mengelus rambut hitam Linar sayang. "Iya, s
Read more
9. Kecurigaan
"Dia terlihat nggak semangat jelas lagi banyak pikiran tapi dia nggak mau bilang apapun ke mami tapi dia sempat bilang ..?" jeda maminya menatap Dean dalam."Pas mami tanya kemarin apa alasan kamu nggak balik ke rumah ini jemput dia, dia bilang itu tanya aja ke kamu, dia takut salah ngomong. Maksudnya apa Mas? Emang kamu kemana sampai ngga pulang ke rumah mami bahkan kamu nggak jemput istri kamu. Kamu tahu dia dapat pertanyaan dari saudara - saudara kamu mereka mengira kalian bertengkar dan Linar terlihat bingung menjawabnya,"Dean menghembuskan napasnya kasar, rasa bersalah menyeruak di dadanya untuk istrinya."Mas?" Panggil maminya menuntut."Aku lagi ada urusan Mi dan nggak sempat ngasih kabar, dan kami sempat salah paham." dustanya sembari menandaskan makanannya dan bangkit menjauh.Tak lama Dean mendatangi kamar mereka untuk mencari Linar yang ternyata tengah berendam di bath up, Dean merengut tak biasanya istrinya itu meninggalkannya sekalipun Linar sudah selesai makan ia selal
Read more
10. Hadiah & Tuntutan
Linar menunggu dengan detak jantungnya yang bertabur cepat hingga menyesakkan dadanya, ia takut ... "Udah 8 bulan belakangan ini, Maafin Mas, sayang," seru Dean payah. "Udah lama dong? Oh iya yah kamu mulai berubah juga udah lama kok. Kalian mainnya cantik sih udah pengalaman yah pacar kamu itu?" Ejek Linar datar. Dean membuang wajahnya, bahu dan kepalanya menurun. "Well, untung aku rajin mendoakan kamu dan rumah tangga kita. Jadi aku nggak harus di curangin kamu lama - lama. Lebih baik begini cepat terbongkar sebelumnya lebih parah dari ini. "Maksud kamu Lin?" "Dan sejak kapan kalian mulai sex nya, Mas?" ucap Linar pelan sembari tetap menatap suaminya. "Cukup Lin, aku nggak mau ngebahasnya dan aku tahu itu akan nyakitin kamu lebih dari ini, udah yah aku haus tolong ambilkan aku minum!" sambar Dean. "Nyakitin aku lebih dari ini? Berarti dari pertama kalian mutusin pacaran kali itu juga kalian berzinah ya, dan sepanas apa sih pergulatan kalian di atas ranjang sampai ,-" tanya Li
Read more
DMCA.com Protection Status