Share

Hadiah Terindah

Tuan Melvin menangis haru, bibirnya tanpa henti mengucap syukur.

Pria itu masih terus mendekap tubuh istrinya yang duduk di atas pangkuannya, tidak ingin melepaskannya meskipun sebentar saja.

"Terima kasih, sayang ... terima kasih," lirih Tuan Melvin penuh haru.

"Kita akan menjadi orang tua, Mas," lirih Berlian dengan berurai air mata bahagia.

"Iya, sayang, sebentar lagi kita akan menjadi orang tua," sahut Tuan Melvin seraya mendaratkan sebuah ciuman lembut di kening istrinya.

Saking tidak percayanya , Dokter Vina sampai berulang kali melakukan pemeriksaan untuk memastikan kehamilan Berlian, dan ia terlalu bahagia mengetahui kebenarannya, sampai jadi gugup saat hendak menyampaikan kabar gembira itu.

Brak!

Pintu kamar terbuka dengan kasar, membuat Tuan Melvin dan Berlian langsung menoleh bersamaan.

Hangga dan Bima masuk dengan tergesa, di ikuti oleh semua pelayan di belakang mereka.

Tuan Melvin buru-buru meraih selimut, lalu menutupi kepala istrinya yang tidak memakai hijab dengan seli
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status