Share

My Friendship Story
My Friendship Story
Penulis: Ryshahira

Bab 1

Sahabat bukan hanya yang bisa mengusir sepi dalam hidupmu

Namun sahabat pun adalah sosok yang dapat menutupi kekuranganmu di hadapan orang lain.

♡♡♡

Disebuah ruangan yang luas terdengar suara yang begitu bergemuruh. Mereka bersorak memberi semangat untuk salah satu peserta yaitu sahabatnya yang sedang bertanding.

Pertandingan dimulai hampir satu jam yang lalu dan peserta itu mendapatkan poin seri di pertandingan itu.

Pertandingan taekwondo itu menjadi harapan untuk peserta itu menjadi atlit taekwondo yang profesional dan sukses.

"Jessy! Ayo tembak! Hajar terus!"teriak Calista.

"Hidup Jessy, kita selalu dukung loe!"lanjut Zella sambil menepuk-nepuk tangannya.

Penonton lain yang ada di sekeliling mereka tersenyum melihat tingkah mereka yang begitu bersemangat tidak seperti pendukung lainnya.

Mereka tersenyum melihat spirit Zella, Aleysia, Calista, dan Nayfira yang sedang mendukung Jessy.

Jessy mendongkakan wajahnya ke arah sahabat-sahabatnya itu sambil tersenyum.

"Okey-okey thanks."tutur Jessy sambil melambaikan tangannya.

Sabem atau pelatih taekwondo Jessy langsung menoleh ke arah Jessy. "Jess, fokus!"bentak sabem tersebut.

"Yyuhuuu, semangat Jessy!"teriak Aleysia dan Nayfira dengan serentak.

Bukannya melanjutkan pertandingan dan mendengarkan intruksi sabemnya, Jessy malah melayani para pendukungnya itu.

"Ssuutt ya!"ucap Jessy sambil melettakan telunjuknya di depan bibirnya.

"Jessy!"teriak keempat wanita itu dengan nada terkejut.

Satu tendangan dari lawannya telah melayang ke arah kaki Jessy hingga membuat dirinya terbanting ke dasar lapangan dan akhirnya pertandingan berakhir karena kecorobohan Jessy.

Dengan cepat sabemnya menghampiri Jessy. "Kamu gak apa-apa?"

"Sakit!"ucap Jessy dengan lemas karena pukulan itu cukup keras apalagi ditambah Jessy masih menjadi siswa formula.

Ia baru saja mengikuti taekwondo dan untuk pertama kalinya ia sparing serta mengikuti lomba taekwondo.

Jessy dibawa ke sebuah ruangan tempat peristirahatan.

Dengan cepat sahabat-sahabatnya itu pun datang ke tempat itu.

"Kamu itu ya, harusnya fokus jangan hiraukan pendukung-pendukung kamu disana!"bentak sabem itu sambil mengusap-usap kaki Jessy.

"Maaf, sabem."tutur Jessy sambil masih merasakan kesakitan di kakinya dan dengan perlahan air matanya menetes.

Tangisan yang berawal bukan dari sakit kakinya saja namun dari kegagalan yang telah ia perbuat.

"Saya kecewa sama kamu!"ujar sabem.

Jessy tetap menangis dan menunduk. Sahabat-sahabatnya menunggu di ambang pintu. Mereka tak ingin menganggu nasihat yang telah diberikan sabem untuk Jessy.

"Lebih baik kamu berhenti dari pondok saya karena masih banyak murid saya yang lebih teliti dan menghargai kerja keras dirinya sendiri."kata sabem itu lalu pergi meninggalkan Jessy.

"Sabem, beri saya kesempatan sekali lagi. Hiks, hiks."ujar Jessy sambil berusaha bangkit namun gagal.

Sahabat-sahabatnya dengan segera menghampiri Jessy.

"Jess, maafin kita ya. Kayaknya gara-gara kita ganggu konsentrasi loe."tutur Aleysia sambil mengusap pundak Jessy.

"Ehh, kalian udah dateng?"tanya Jessy sambil tersenyum dan mengusap air matanya.

Jessy tak ingin bila air matanya terlihat oleh sahabat-sahabatnya itu.

"Kekalahan bukan akhir dari segalanya ko, Jess."kata Zella yang mulai mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Mulai dah itu kata-kata mutiaranya loe keluar, Zell."kata Nayfira.

"Kalian gak usah khawatir, ini bukan gara-gara kalian. Masa iya pendukung disalahin."ujar Jessy.

Sahabat-sahabat Jessy memandangi Jessy dengan wajah tak tega.

"Oh iya, besok loe mau latihan sama temen-temen girl band loe, kan Ley?"tanya Jessy pada Aleysia.

"Yap betul. Do'ain lho."sahut Aleysia senang karena itu memang kesempatan dirinya untuk bisa melanjutkan menjadi member girl band di luar negeri.

"Btw, seminggu ini kita full sama kegiatan menjemput impian kita."tutur Zella.

"Baru inget gue ternyata kalo gue juga besok ada pemotretan."kata Calista sambil meringis malu.

"Tapi kan impian Jessy udah musnah, bener gak Jess?"celetuk Nayfira yang langsung mendapat jitakan dari Aleysia.

Jessy tertawa kecil. "Udah ahh bodo amat sekarang gue bisa gagal, tapi liat aja nanti masa depan gue bakalan cerah!"seru Jessy dengan semangat dan langsung bangkit tanpa merasakan sakit kakinya.

Esoknya, Aleysia dan Calista pergi untuk testing di tempatnya masing-masing.

Di tempat Aleysia...

Seorang pelatih wanita bersama anak didiknya telah rapi dengan berbagai kesiapannya mulai dari kostum, make up dan lainnya.

Hari ini memang sekedar latihan, namun latihan ini bukan sekedar latihan biasa. Latihan ini adalah menjadi penentu apakah Aleysia bisa pergi ke Korea atau tidak.

Pelatih itu berharap semuanya akan berjalan lancar karena dari tiga bulan lalu mereka sudah berlatih.

"Okey, anak-anakku semangatlah bila kalian ingin menggapai mimpi kalian."ucap pelatih itu sambil menepuk-nepuk tangannya.

Latihan berjalan lancar namun ada kendala setelah beberapa saat.

"Aleysia!"seru pelatih wanita itu dengan pelan namun terdengar kasar.

Ternyata Aleysia telah melakukan kesalahan. Namun masih dalam pemakluman.

Namun setelah beberapa saat kesalahan itu terus terulang dan membuat pelatih itu serta teman sekelompok Aleysia kesal.

"Aleysia! Kamu bisa gak salah, kan? Udah hampir delapan kali kamu salah. Pikirkan teman-teman kamu karena gara-gara kamu, mereka harus mengulang koreografinya dari awal!"bentak pelatih itu sambil menepuk meja yang ada di hadapannya dan sontak membuat semuanya terkejut.

Pelatih itu yang sebelumnya begitu baik dan lembut kini berubah menjadi sosok yang ditakutkan bagaikan singa yang keluar dari kandangnya.

Anak-anak didiknya pun merasa heran dengan kemarahan pelatihnya.

Pelatih itu menghela nafas. "Aleysia, ikut ke ruangan saya."

Dengan rasa takut, Aleysia menuruti perintah wanita itu.

"Maaf, Nak. Saya tidak bisa mempertahankan kamu. Lebih baik kamu pergi ke Korea di lain kesempatan."

"Apa? Apa tii..tidak bisa di pertimbangkan lagi?"kaget Aleysia.

"Ini sudah peraturan agensi."jawab pelatih itu dengan singkat.

"Tapi kan bila saya keluar, membernya tidak lengkap. Berarti hanya ada enam orang."

Pelatih itu membenarkan tempat duduknya hingga berhadapan dengan Aleysia.

"Aleysia, lebih baik kurang lengkap daripada ada kesalahan. Saya tekankan lagi, ini sudah peraturan agensi kami. Saya harap kamu bisa mengerti."

"Tolong saya, ini mimpi saya."ucap Aleysia. Suaranya bergemetar menandakan ia mulai menangis.

Aleysia berusaha membujuk pelatih itu namun pelatih itu tetap saja dalam pendiriannya.

Sementara di tempat Calista...

"Ayo, Cal ekspresinya keluarkan ya. Ini mudah lho, hanya mengekspresikan wajah kalo kamu sedang kagum melihat alam."jelas seorang photographer laki-laki.

Calista mulai duduk dan mengeluarkan ekspresinya. Namun terlihat ada keganjalan dari Calista.

"Calista? Ini benar kamu, kan?"tanya photographer itu dengan heran.

Calista menghentikan kegiatannya. "Memangnya kenapa?"

"Kacau! Tau gak?!"seru photographer itu dengan suara tinggi.

"Maksudnya?"

"Kamu itu gak biasanya seperti ini. Biasanya sekali potret saja kamu bisa berhasil. Tapi kenapa ini gak?"

Model-model lain yang sedang dipotret pun langsung menoleh ke arah pertengkaian Calista.

Di tengah-tengah pertengkaian itu berlangsung, photographer itu menerima panggilan telepon yang berasal daru handphonenya.

"Okey, ditunggu ya sekarang. Saya lagi ada di studio."jawab photographer itu.

Calista menatap photographer itu dengan sinis karena merasa tak terima telah dipermalukan di hadapan model-model lain.

"Udah ada yang gantiin kamu."ujar lelaki itu tanpa merasa berdosa.

Ternyata panggilan telepon tadi berasal dari model yang akan menggantikan Calista.

"Apa maksudnya, nih? Main ganti-ganti gue aja. Gak terima gue!"bentak Calista.

Tak ingin merasa kalah photographer itu berbicara dengan lantang. "Loe yang sopan bisa kan? Dengan loe gak sopan kayak gini artinya nambah kesempatan loe buat gagal jadi model, paham loe?"

"Ookk..okey. Gue keluar dari sini. Gue gak sudi jadi model lu lagi!!"

"Silahkan. Bodo amat!"

Calista pun harus gagal menjadi model. Namun ia bertekad akan menjadi model di masa depan nanti.

"Awas aja, tau-tau lu liat gue jalan di Catwalk di Amerika sana."gerutu Calista sambil berjalan dan meninggalkan ruangan itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status