Share

Bab 4

Jadilah dirimu bagaikan pelangi yang bisa membuat orang tersenyum dan bahagia ketika dirimu hadir..

Begitu pula dengan dirimu, Sahabat. Jadilah sosok yang bisa membuatku mengukir senyuman karena kasih sayangmu.

° ° °

Zella's

"Gue bahagia punya sahabat kayak kalian."

Nayfira dan yang lainnya mengerutkan dahinya. Ketika mereka sedang asyik bermain ludo di handphone milik Calista seketika harus berhenti karena perkataanku. Saat itu kami sedang berada di markas "Ladies Brave", nama persahabatan kita hehe.

"Jangan suka lebay gitu ahh!"ujar Calista lalu melanjutkan bermain game yang sedang digandrungi itu.

"Kita emang temenan dari bocah kan? Kalo gak salah dari umur 9 tahun."kata Aleysia yang masih lekat dengan ingatan masa kecil kita.

Aku memang sudah cukup lama menjalin persahabatan dengan mereka. Mungkin bisa dihitung sudah kurang lebih delapan tahun dan beberapa bulan kedepan lagi tepatnya 6 Juni adalah ke delapan tahunnya kami bersama.

Sebenarnya jika waktu itu tak terlalu di permasalahkan, namun saja ada rasa haru dan bangga jika aku mempunyai ikatan persahabatan yang cukup lama.

Aku hanya tersenyum mendengar jawaban dari mereka lalu melanjutkan membaca buku yang sedari tadi aku baca. Buku itu berjudul "Munafik". Ya, buku yang aku pun heran mengapa aku harus membaca buku itu. Namun buku itu berisi tentang dampak dari sifat munafik, apa itu munafik dan sebagainya.

"Baca buku apaan lo, Zell? Munafik? Kagak biasanya baca buku beginian? "tanya Jessy mengejutkanku karena langsung meraih buku itu dan membulak-balikan buku itu.

"Biasanya lo baca tentang psikologi, menulis, atau gak novel. Pindah profesi lo?"tanya Aleysia.

"Ihh gak apa-apa ya , Zell. Mudah-mudahan gak ada yang munafik disini!"timpal Nayfira sambil tertawa terbahak-bahak.

"Apaan sih lo. Ya gak akanlah. Amit-amit dah kalo ada."ujarku sambil menepuk bahunya.

Di sela-sela kami tertawa, handphone Jessy berdering menandakan ada notifikasi line yang masuk. "Nih, nih bukunya, handphone gue nyala nih."kata Jessy sambil melemparkan bukuku itu pada pahaku hingga membuatku terperanjat kaget. Aku hanya bisa mendengus kesal.

"Yaahh, kirain gue apaan."ucap Jessy lemas.

"Ternyata apa?"tanya Nayfira.

"Jarkom dari kakak kelas kalo besok ada lomba debat."jawab Jessy sambil melemparkan handphonenya ke arah Nayfira.

Aku, Aleysia, Nayfira, dan Calista langsung meraih handphone itu dan ingin membaca isi dari line itu.

"Perasaan ada lomba mulu."ujar Aleysia heran.

"MOS kan mau udahan, mungkin ini sebagai hiburan aja."tutur Calista.

"Yang mau debatnya siapa?"tanyaku.

"Ya lo lah, Zell."jawab Nayfira dengan semangat.

"Iya kalo lo kan sekalinya ngomong itu cccuuttucuutttuutt.."kata Aleysia mempraktikan caraku berbicara hingga bibirnya mengerucut. Ternyata aku begitu ya jika berbicara. Kami pun tertawa bersama.

° ° °

Author's

"Yaa elah, lawan si bibir terompet?"ujar Jessy kesal.

"Bibir terompet siapa, Jess?"tanya Zella bingung.

"Ya si Belva sama si Arzetta lah."

Kini giliran Zella dan Jessy yang berjuang karena berhubung satu regu harus dua orang.

Sahabat-sahabat Zella memberi dukungan di lantai atas dengan yel-yel andalannya.

Sudah 20 menit kemudian perlombaan berlangsung. Zella dan Jessy yang berada di posisi kontra merasa beruntung karena jika di posisi itu kemungkinan memenangkan perlombaan ini sangat besar.

Tampak wajah Belva yang sudah tak karuan karena poin mereka berbeda 10 poin dengan tim Zella. Hati Belva semakin panas apalagi ketika supporter tim Zella selalu memberi sorak dan semangat.

"Pak, saya mau tanya. Gimana kalau ada anak kampung di sekolah ini?"tanya Arzetta tiba-tiba hingga membuat suasana menjadi hening. Begitupun dengan Belva yang mengerutkan dahinya.

Pak Tono yang sebagai pemandu debat pun keheranan karena apa yang ditanyakan Arzetta sungguh diliar tema.

"Maksudnya?"tanya Pak Tono.

"Ya, anak kampung yang bisa ngerusak reputasi sekolah ini kayak lawan kita ini, nih!"jawab Arzetta sambil memandang sinisn Zella dan Jessy.

"Waahh, parah nih orang. Kayaknya dia pengen tau pukulan taekwondo gue."ujar Jessy lirih sambil mengepal-ngepal tangannya.

"Jess, Jess calm down! Acuhin mereka ajaa."Zella mencoba untuk menenangkan Jessy.

"Calm down, calm down. Itu mah lagu."

Zella hanya meringis malu karena benar dia selalu mengibaratkan lagu "Calm down" yang dibawa oleh salah satu boyband Korea yang mereka sukai bila dirinya dan sahabat-sahabatnya sedang rusuh.sukai

"Lo diem aja. Ntar juga ada keajaiban. Percaya dehh sama gue." Jessy langsung mengangkat alisnya menandakan heran.

"Apaan sih lo?"tanya Jessy heran. Zella hanya tersenyum tipis.

"Pak, jawab dong! Gimana kalo ada siswi yang bisa ngerusak sekolah ini? Secara sekolah ini kan levelnya tinggi?"tanya Arzetta.

"Iya Pak gimana? Kalo saran saya sih keluarin aja!"teriak siswi yang berada di lantai dua seoalah-olah dia sudah menjadi budak oleh Arzetta karena berpihak pada Arzetta. Seketika suasana menjadi gaduh dan panas karena teriakan dari siswi-siswi.

Aleysia dan sahabat-sahabatnya yang menjadi pendukung mencoba untuk tenang karena pasalnya mereka tahu bagaimana sifat Arzetta dan Belva.

Arzetta dan Belva tersenyum puas melihat Zella dan Jessy yang terlihat tenang-tenang saja.

"Pak! Jawab donk!"seru Belva sambil menepuk meja yang ada di hadapannya yang membuat semua orang terkejut begitu pun dengan Pak Tono. Suasana pun seketika berubah menjadi hening.

"Belva! Tidak sopan sekali kamu. Pertanyaan kamu itu diluar tema. Saya diskualifikasi kamu karena melanggar peraturan!"bentak Pak Tono. Ia memutuskan tanpa berunding dengan panitia-panitia lain karena ia sendiri pun sudah kesal dengan tingkah Arzetra dan Belva yang diluar batas karena menurut Pak Tono sendiri ini adalah sebuah lomba perdebatan bukan penghinaan untuk suatu pihak.

"Kalo didiskualifikasi berarti tim Zella menang donk, Pak?"teriak Nayfira dari kejauhan sana.

"Ssipp betul."jawab Pak Tono sambil mengacungkan jempol kananya.

Nayfira dan sahabat-sahabatnya langsung berteriak karena akhirnya Zella dan Jessy memenangkan perdebatan ini. Mereka senang apalagi Arzetta dan Belva kalah.

"Ini maksudnya, Zell kenapa kita harus diem?"tanya Jessy. Zella hanya mengangguk-angguk senang.

Terkadang diam seribu bahasa itu lebih baik daripada kau melontarkan perkataan dengan berjuta kata tapi dapat menyakiti hati orang lain dan kau harus tahu, suatu saat pun kau akan termakan ucapanmu sendiri.

° ° °

Bel berbunyi tiga kali menandakan waktu belajar berakhir. Siswi-siswi keluar dari masing-masing kelasnya. Begitupun dengan Zella dan sahabat-sahabatnya yang keluar melalui gerbang sekolah dengan penuh senyuman.

"Coba-coba liat pialanya. Waahh, selamat ya kalian."kata Aleysia sambil memperhatikan piala yang telah diraih oleh Zella dan Jessy atas kemenangan mereka.

Saat mereka sedang asyik-asyik tertawa dan menikmati kemenangan Zella dan Jessy tiba-tiba Arzetta dan Belva serra lima laki-laki di tengah-tengahnya berdiri menghalangi jalannya Zella dan sahabat-sahabatnya.

"Ccckk! Apa sih maksudnya ini? Si bibir terompet itu maunya apa dari kita?"tanya Zella lirih.

"Laki-laki itu juga siapa? Ko natap kita sinis gitu?"Nayfira ikut berkomentar. "Tapi ada yang gantengnya juga tuh!"

"Eeeuuhh!"satu jitakan dari Aleysia melayang ke atas kepala Nayfira.

Saat Zella dan sahabat-sahabatnya akan melangkah, tiba-tiba segerombolan wanita mengerubungi kelima laki-laki itu hingga membuat Zella dan sahabat-sahabatnya ikut dalam gerombolan itu. Rasa sesak mulai terasa karena segorombolan wanita itu mulai memenuhi kelima laki-laki itu.

Namun setelah beberapa menit akhirnya Zella dan sahabat-sahabatnya bisa keluar dari keramaian itu yang telah merenggutnya.

"Ihh kesel gueee. Apa sih rame banget?"kesal Calista.

Ternyata wanita-wanita itu meneriaki kelima laki-laki itu dan ingin berfoto bersama.

"Emangnya laki-laki itu siapa, ya? Heran gue."tanya Aleysia.

"Arzetta sama Belva juga bareng sama lima cowo itu. Temen-temennya gitu?"tanya Jessy.

"Kayaknya sih mereka itu cowo populer gara-gara ketampananya."timpal Zella.

Lima laki-laki itu memang mempunyai pesona yang berbeda. Mulai dari berdiri saja sudah menampakan ketertarikan. Parasnya yang memukai, badan-badannya yang atletis dan mata-mata yang bisa menghinoptis siapa saja termasuk para wanita. Jadi, pantas saja bila mereka selalu dikerubuni wanita-wanita.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status