Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku

Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku

Oleh:  Tinta Hitam  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat
159Bab
20.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Anak adalah sebuah anugerah dan kesempurnaan dalam sebuah ikatan rumah tangga. Calista dan Fadli sudah menikah hampir 10 tahun, namun mereka belum di karuniai seorang anak. Hingga pada suatu hari, papa dari Fadli ingin memberikan warisan kepadanya, tapi Fadli harus mempunyai anak terlebih dahulu. Papa Zahid memberi waktu hanya satu setengah tahun saja untuk Fadli dan Calista. Hingga akhirnya, munculah ide gila Calista, yang meminta Fadli untuk menghamili sang adik. "Apa kamu gila, sayang? Kamu memintaku menanamkan benihku di rahim wanita lain? Apa kamu sudah kehilangan akal, hah!" Fadli. "Tidak ada cara lain, Mas. Anggap saja kita membeli rahim adikku. Kan kamu tahu, jika Jihan sedang butuh uang? Dan aku sangat yakin, jika dia mau." Calista Bagaimanakah reaksi Jihan, saat Calista membeli rahimnya? Apakah Jihan setuju dan mau menjualnya? Bagaimanakah kisah mereka?

Lihat lebih banyak
Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Abidzar Dan Amni
ceritanya bagus
2024-01-04 18:41:46
2
user avatar
Abidzar Dan Amni
ceritanya bagus
2024-01-04 18:41:18
2
user avatar
Tinta Hitam
..................
2023-07-20 15:12:16
1
159 Bab
Permintaan Calista
Happy reading...."Maaf ya Kak, aku lama," ucap Jihan, adiknya Calista.Calista saat ini sedang berada di cafe, dia ingin bertemu dengan adiknya, sebab ada yang mau Calista utarakan pada wanita berjilbab itu."Iya, tidak apa-apa," jawab Calista dengan wajah yang murung.Jihan merasa penasaran kenapa kakaknya berwajah sedih seperti itu, kemudian dia menggenggam tangan Calista."Ada apa, Kak? Kok wajahnya ditekuk kayak gitu sih?""Sebenarnya aku menemui kamu untuk berbicara sesuatu.""Soal apa itu, Kak?" tanya Jihan.Calista menatap lekat ke arah adiknya, mereka tumbuh besar bersama. Walaupun mereka bukanlah adik dan kakak kandung, akan tetapi Calista sangat menyayangi Jihan.Namun kali ini dia benar-benar membutuhkan bantuan adik angkatnya, dan Calista sangat sadar jika pasti permintaannya akan membuat Jihan merasa sangat terkejut."Ada apa, Kak?" tanya Jihan kembali saat melihat Calista hanya diam saja.Sejenak wanita itu menghembuskan nafasnya dengan kasar, kemudian dia pun mengataka
Baca selengkapnya
Syarat Dari Jihan
Happy reading ....Fadli tidak tahu harus berbicara apa, dia seketika langsung memikirkan cara untuk menghindari pertanyaan dari Papahnya. Karena tidak mungkin jika pria itu mengatakan bahwa saat ini Calista sedang berada di rumah sakit karena kecelakaan, apalagi harus diangkat rahimnya."Kenapa kamu diam saja? Di mana Calista?" tanya papa Zahid kembali yang belum mendapatkan jawaban sama sekali dari Fadli."Calista sedang healing. Tadi siang dia ke kantor aku untuk meminta izin, dan acaranya dadakan, jadi ya mau tidak mau Calista langsung berangkat.""Apa! Liburan mendadak? Aneh banget. Biasanya juga nggak sampai mendadak seperti itu?" curiga Papa Zahid.Dia merasa jawaban dari Fadli sedikit tidak masuk akal, karena biasanya jika Calista ingin liburan bersama teman-temannya atau pergi ke suatu tempat, pasti wanita itu akan siap-siap terlebih dahulu."Iya Pah, dia itu lupa bahwa kemarin udah janjian mau pergi. Mungkin karena kami terlalu sibuk sama program hamil, jadinya sampai Calist
Baca selengkapnya
Poin-Poin Dari Jihan
Setelah pekerjaannya selesai, Jihan pergi menuju rumah sakit. Namun tiba-tiba sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya, di mana Calista mengajaknya ketemuan di sebuah Cafe. Wanita itu pun langsung melaju menaiki ojek online menuju cafe, di mana Calista dan juga Fadli sudah menunggunya. Dan dia sangat tahu jika pasti Calista akan setuju dengan ucapannya. 'Aku tahu mungkin aku seperti wanita rendahan yang menikah dengan kakak iparku sendiri. Tapi aku tidak mempunyai pilihan lain. Daripada Kak Calista mencabut semua dana untuk kesembuhan Ibu, lebih baik aku berkorban. Maafkan Jihan, Bu. Jihan harus melakukan ini demi kesehatan ibu.' batin Jihan sambil menatap jalanan yang ramai. Sesampainya di cafe, wanita itu langsung masuk berjalan menuju meja, di mana Calista dan Fadli sudah duduk menunggu dirinya. "Maaf jika aku lama," ucap Jihan sambil duduk di hadapan pasangan suami istri itu. "Jihan, kami tidak ingin berbasa-basi. Mas Fadli sudah setuju akan menikahi kamu. Tapi ingat satu hal …"
Baca selengkapnya
Aku Tak Rela
Tepat jam 19.00 malam, Jihan pergi ke alamat yang diberikan oleh Fadli, di mana ada sebuah rumah kontrakan yang sudah disewa oleh Fadli. Rumah itu memang tidak mewah, namun terlihat begitu nyaman.Di dalamnya ada ruang tamu, dua kamar dan juga kamar mandi serta dapur. Jihan masuk ke dalamnya setelah diberitahu oleh Fadli bahwa kuncinya ia taruh di bawah keset di depan pintu."Apa aku bisa memulai kehidupanku dengan menjadi wanita simpanan?" gumam Jihan.Dia merasa bahwa dirinya adalah seorang wanita simpanan, di mana dia harus hamil anak kakak iparnya sendiri. Dan setelah wanita itu melahirkan, dia harus memberikan bayinya kepada Calista dan juga Fadli.'Ya Allah, semoga apa yang kulakukan ini adalah jalan yang benar. Karena semata-mata untuk kesembuhannya ibu,' batin Jihan sambil menatap sendu ke arah seisi rumah. ...........................Sementara di tempat lain, Calista baru saja sampai di rumah, dia diantarkan oleh Fadli. Namun terlihat wajah wanita itu murung, karena
Baca selengkapnya
Penyatuan Tanpa Cinta
Happy reading....Jihan melihat jika ada bahan masakan di kulkas kemudian dia berinisiatif untuk membuat nasi goreng, karena perutnya benar-benar sangat lapar.Saat wanita itu tengah mengaduk nasi goreng di wajan, tiba-tiba suara seseorang mengagetkannya, dan ternyata itu adalah Fadli."Mas, apa kamu sudah makan? Jika belum--""Tidak usah repot-repot, aku sudah makan. Aku hanya ingin memberitahukan kepadamu, tinggallah selayaknya di rumahmu sendiri. Dan aku akan memberikan uang bulanan seperti yang kau mau. Tapi satu hal! Jangan pernah berharap cinta dariku! Jangan pernah memberikan perhatian, dan ingat, kamu di sini hanyalah alat untuk memberikanku anak bersama dengan Calista, paham!"Rasa sakit seketika menyeruak di dalam hati wanita berhijab itu, di mana saat ini Fadli sudah bergelar menjadi suaminya. Akan tetapi ucapan pria itu begitu menohok."Iya aku tahu kok, seperti dalam perjanjian kita, hanya untuk anak, bukan? Kamu hanya miliknya Kak Calista, aku juga tidak akan berharap,"
Baca selengkapnya
Bab 6
Happy reading...."Woow! Sekarang kau menjadi Nyonya Fadli juga rupanya. Enak ya tinggal di sini, nggak usah kerja, hidup di biayai oleh Mas Fadli!" sindir Calista.Ternyata yang datang adalah Calista, wanita itu berjalan dengan tatapan sinis ke arah JihanmEntah kenapa semenjak Jihan menjadi istri kedua dan menjadi madunya, Calista merasa tak suka saat melihat adiknya. Padahal sebelum Jihan menjadi istri kedua Fadli, Calista begitu menyayangi wanita tersebut."Apa Kakak lupa siapa yang turut andil untuk menjadikan ku istri kedua mas Fadli? Kan kakak sendiri yang membuka gerbang dan mempersilahkan ku masuk," jawab Jihan sambil mencuci piring.Calista tidak terima dengan ucapan Jihan yang terkesan begitu lantang dan melawan dirinya, kemudian dia mencengkram lengan wanita itu menariknya dengan paksa."Jangan sok ya, kamu jadi perempuan! Kamu itu di sini hanya madu. Hanya alat untuk mencetak orang anak. Jadi jangan pernah sombong! Jangan pernah melawanku, paham!" gertak Calista dengan ta
Baca selengkapnya
Bab 7
"Kok bisa sih lo nikah sama kakak ipar lo sendiri?" Zahra berkata dengan mata yang masih membulat kaget. "Lo sama Calista kan adek kakak?""Bukan kandung," jawab Jihan dengan wajah sendunya."Oke ... oke, gue tau. Tapi kenapa bisa dia minta lo nikahin suaminya? Gila sih menurut gue, macam novel yang gue baca aja." Zahra mengusap wajahnya dengan kasar.Kemudian Jihan pun menjelaskan kepada Zahra kenapa sampai Calista memintanya untuk menikah dengan Fadli, sebab wanita itu kecelakaan, sementara mertuanya tidak mengetahui tentang kecelakaan tersebut, dan rahim Calista harus diangkat dan dia sudah tidak bisa mengandung lagi.Dia hanya bisa pasrah, terlebih saat ini yang membiayai kuliahnya dan juga pengobatan ibunya adalah Calista dan Fadli, sementara biaya itu sangat mahal."Tunggu deh! Jadi lo melakukan ini demi Ibu loh, begitu?""Iya, mau bagaimana lagi? gue nggak punya pilihan lain," jawab Jihan sambil menundukkan kepalanya.Zahra langsung memeluk tubuh sahabatnya, dia tidak bisa memb
Baca selengkapnya
Jangan Ikut Campur!
Pagi hari Jihan menyiapkan makanan untuknya sendiri. Dia mencoba sesantai mungkin menikmati hidupnya.Tiba-tiba saja, ada suara cempreng seseorang yang mengagetkannya."Good morning my bestie!" seru Zahra saat masuk ke ruang makan."Good morning," jawab Jihan sambil tersenyum."Wah! Lo mau masak apa?""Mau masak nasi goreng seafood sama ayam goreng.""Ya udah, kalau gitu gue bantuin ya?"Zahra pun mengupas bawang dan juga bumbu yang lainnya, sementara Jihan menyiapkan nasi dan juga ayam, kemudian dia mengungkep ayam tersebut untuk digoreng."Oh iya, nanti siang lo ikut kan halal bihalal di kampus, kan?" Zahra menatap ke arah sahabatnya yang sedang mengaduk ayam di wajan."Insya Allah gue hadir kok. Lagian nggak enak juga kan kalau gue nggak hadir," jawab Jihan, sebab dia adalah salah satu panitia di sana."Syukur alhamdulillah, dan lo tau nggak ada kabar yang mengejutkan juga?""Apa itu?" Jihan melirik dari ekor matanya."Katanya, Pak Afgan juga mau datang ke sana.""Buat apaan?" kage
Baca selengkapnya
Kembaran Nenek Gayung
Happy reading...."Wow! Wow! Hebat sekali ya, pagi-pagi sedang sarapan. Hidup enak tanpa harus memikirkan tentang susahnya hidup? Tidak heran sih, kamu juga pasti memanfaatkan kesempatan ini agar bisa hidup enak kan?" sindir Calista sambil duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan, sambil menatap sinis sekarang Jihan.Mendengar perkataan dari kakaknya sekaligus madunya, Jihan meneguk air putih, kemudian dia mengelap mulutnya dengan tisu.Sebenarnya Jihan merasa hubungannya dan juga Calista merenggang saat mereka menjadi madu, akan tetapi mau bagaimana lagi? Itu semua permintaannya Calista, jadi di sini Jihan tidak bisa disalahkan karena bukan kemauan dirinya."Kenapa Kakak berbicara seperti itu?""Memangnya apa yang ku bicarakan salah ya? Bukannya itu benar? Kamu menikah dengan Mas Fadli karena memanfaatkannya juga bukan? Sudahlah, jangan munafik! Wanita berhijab itu nyatanya banyak kok yang munafik. Dan gara-gara kamu! Mas Fadli tidak pulang ke rumah semalaman. Oh, atau jangan
Baca selengkapnya
Mulai Tegas
Zahra menganga, begitu pula dengan Jihan. Dia tidak menyangka jika Calista bisa sejahat itu. "Lo nggak papa?" tanya Jihan kepada sahabatnya."Nggak papa, cuma baju gue aja basah sama jilbab," jawab Zahra sambil membersihkan air di jilbabnya.Jihan menggeser kursi, kemudian dia mendekat ke arah Calista."Maksud Kakak apa sih datang ke sini marah-marah, menuduh aku yang tidak-tidak, hanya untuk membuat keributan? Kalau kakak ke sini hanya untuk melakukan itu, lebih baik pergi Kak! Aku juga mau ke kampus sekalian mau ke rumah sakit. Dan jangan pernah Kakak menuduhku menghasut Mas Fadli untuk pergi ke sini! Apa Kakak lupa, bahwa Kakak yang meminta aku untuk menikahi Mas Fadli, sebab Kakak tidak bisa hamil? Lupa!" tekan Jihan yang sudah capek dan Jengah dengan sikap sang kakak.Calista hendak menampar wajah Jihan saat mendengar ucapan wanita itu, yang mengatakan jika dirinya tidak bisa hamil.Namun belum juga tangan itu sampai di pipi mulus Jihan, wanita tersebut sudah menahannya. Dia mena
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status