Share

Bab 6. Mimpi buruk!

Sebenarnya aku terbangun karena sesak pipis, pendingin di kamar pengantin ini bekerja terlalu baik. Aku hampir membeku.

"Sial, mati lampu lagi!" umpatku dalam hati sambil duduk di ranjang yang empuk. Tiba-tiba, kedua netraku menangkap bayangan yang tidak wajar. Jantungku mulai berpacu dengan kencang.

Betapa terkejut diriku saat melihat seseorang sedang berdiri di hadapanku. Pandangan mata yang terbatas karena kegelapan membuatku menyadari sesuatu hal. Saat ini, aku sedang tidur di ranjang di sebelah mayat dan sialnya, mayat itu tidak ada di sebelahku! Bulu kudukku semakin meremang.

"Arrghhh! Setan!" teriakku dengan panik.

Pria bertopeng itu langsung menyerangku dan menutup mulutku yang sedang berteriak dengan keras. Tentu saja aku memberontak dengan semua usaha dan kekuatan yang ada.

Kutendang tubuhnya dengan kakiku, kugigit tangannya dengan geram kemudian kugigit bahunya yang keras sampai gigiku sepertinya mau putus. Pokoknya dimanapun ada kesempatan, aku akan menyepak, mencakar dan mengigit karena cuma ilmu itu yang kumiliki untuk membela diriku saat ini.

"To-long!!" teriakku setiap kali saat berhasil melepaskan diri. Entah berapa kali aku terjerambab di lantai, menyenggol sisi ranjang dan menabrak perabotan sekelilingku karena perkelahian kami.

"Diam!" teriak pria itu dengan marah sambil menyekap mulutku kembali. Aku mencium bau d*rah dari bekas luka gigitanku di tangannya. Dengan segala tenaga yang tersisa, aku mengigitnya kembali.

"Aarghhh!" pekik pria itu kemudian menamparku. Aku berdiri dan menjauh darinya. Pipiku terasa perih. Pria itu tidak melepaskanku.

"Tolong," teriakku lebih keras, membuat pria itu semakin panik, ia menarik kakiku dan berusaha menindihku. Tapi tubuhku kecil dan liar, aku melepaskan diri dengan mudah karena kegelapan yang menghalangi pandangan kami.

Kami saling baku hantam di kamar itu selama beberapa saat sampai akhirnya dia memukulku tepat di leher. "Matilah aku!" rutukku, kemudian semua gelap. Aku pingsan!

***

Hari sudah pagi, aku terbangun dengan kepala berat dan tubuh yang terasa remuk serta rahang kanan yang sakit.

"Urghh!" ucapku sambil memegang rahangku yang terasa nyeri.

Aku mengedipkan mata berulang kali, melihat cahaya matahari yang masuk melalui celah tirai di kamar ini.

Aku tersentak kaget setelah menyadari keberadaanku, duduk mematung sejenak sebelum menggeser pantatku sampai ke tepi ranjang. Mayat kurang ajar itu masih berada di sana!

Aku mengedipkan mata beberapa kali. Melihat dengan teliti, berusaha berpikir dengan otakku yang cuma sedengkul.

"Apakah aku sedang bermimpi?"

"T-tapi, ini sakit sekali!" ucapku seraya memegang rahangku. Dengan singgap aku mengecek bagian tubuhku yang lain, "Arrghh, sakit!"

Ada beberapa bagian yang menjadi biru, "Seperti terbanting, terantuk atau dipukul?" gerutuku dengan kesal.

Kulirik lagi mayat sialan itu! Aku mengepalkan tanganku. Mendengkus dengan kesal. "Sungguh! Aku ingin menyepakmu sekali lagi!" pekikku dengan nada tinggi.

"Sepertinya aku memang bermimpi buruk," ucapku dengan ketus setelah berhasil meredam emosiku sendiri.

"Aaah, sudahlah, aku tidak mau menghiraukan mayat sialan itu lagi!"

Dengan nafas menderu dan perut yang lapar, aku kembali mendekati pintu. Mengedornya dengan kasar.

"Buka pintunya! Kalian harus membawaku pulang! Perjanjian sudah selesai!"

Aku berteriak sambil mengedor pintu dengan keras. Tanganku mulai terasa kebas, nafasku menderu dan aku kelelahan.

"Pokoknya aku harus pulang hari ini!" pekikku berulang kali sembari terduduk di belakang daun pintu. Menangis.

Ya! saat ini aku hanya bisa menangis karena tidak ada juga sahutan dari balik pintu sial ini.

Tanpa aku tahu, ada CCTV yang berkedip terus merekam semua yang kulakukan dan pria di balik sebuah layar tv, terkekeh sambil memantau layar itu dengan bahagia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status