Malam Kelam Bersama Presdir

Malam Kelam Bersama Presdir

By:  SHy  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 ratings
32Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Tragedi cinta satu malam bersama Langit, Presiden Direktur di perusahaan tempatnya bekerja, membuat Sora akhirnya dinyatakan hamil. Sebagai bentuk pertanggung jawaban, Langit menawarkan sebuah pernikahan kontrak pada Sora. Mereka akan bercerai setelah anak yang dikandung Sora lahir. Pernikahan yang awalnya berjalan dengan kaku perlahan berubah hangat seiring berjalannya waktu. Namun, di saat keduanya mulai menjatuhkan hati pada satu sama lain, wanita dari masa lalu Langit yang sempat hilang, tiba-tiba ditemukan hingga membuat Langit bimbang. Mampukah Sora mempertahankan pernikahannya dengan pria yang masih terjebak dengan masa lalu?

View More
Malam Kelam Bersama Presdir Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Margaretha Indrayani
semoga langit nantinya betulan cinta sama sora
2024-01-06 23:04:40
0
user avatar
Margaretha Indrayani
meskipun kamu mengelak agar tidak jatuh cinta sama sora tapi pasti kamu akan sulit mengelak dari hati nuranimu langit kalau kamu mau jujur
2023-12-27 21:05:21
1
user avatar
Muh Alvin Alfarizky
ceritanya sangat bagus
2023-12-01 07:38:16
2
32 Chapters
Bab 1 - Terjadinya Malam Kelam
"Sora, cepat buatkan kopi untuk presdir!" Perintah itu membuat Sora langsung menghentikan kegiatannya. "Baik, Bu."Dengan patuh Sora langsung membuatkan kopi untuk presdir baru di perusahaan mereka yang katanya terkenal galak dan dingin. Sempat terbesit keraguan dalam benak Sora, tapi ia segera menepis rasa curiga pada atasannya itu. "Kopi buatannya pasti tidak enak. Semoga saja dia dimarahi habis-habisan oleh presdir!" bisik atasan Sora itu sambil menyeringai licik. Ia ingin wanita yang sangat dibencinya sejak masa sekolah itu mendapat hukuman di hari pertama presdir bekerja.Di sisi lain, Sora mengetuk pintu dan segera masuk ke dalam ruangan presdir begitu disuruh masuk. Ia meletakkan gelas berisi kopi ke atas meja. Sejenak, Sora beradu pandang dengan Langit yang menatapnya dengan tatapan dingin."Kau mau ke mana?" Langit—sang presdir—bersuara saat melihat Sora memundurkan langkah, berniat pergi meninggalkan ruangan."Sa-saya mau keluar, Tuan," jawab Sora terbata."Tetap di sini
Read more
Bab 2 - Ujian Bertubi-tubi
Sora memungut pakaiannya yang berserakan di lantai dengan tangan gemetar sesaat setelah Langit bangkit dari tubuhnya. Sora dapat melihat ekspresi terkejut yang begitu kentara pada wajah pria itu. Dengan air mata yang terus mengalir di kedua pipi dan menahan rasa sakit yang teramat di bagian intinya, Sora mengenakan pakaiannya kembali."Kenapa Tuan tega melakukan ini semua kepada saya… apa salah saya pada Anda, Tuan?" Setelah memakai pakaiannya kembali, Sora memberanikan diri menatap wajah Langit.Bukannya menjawab pertanyaan Sora, Langit justru menatapnya dengan dingin. Tatapan yang acap kali Sora lihat setiap bertemu dengannya.Tidak mendapatkan jawaban dari Langit, membuat Sora segera melangkahkan kaki keluar dari dalam ruangan kerja pria itu. Ia harus segera pergi sebelum pria itu berbuat hal buruk kepadanya kembali.Langit mengusap wajahnya kasar setelah kepergian Sora. "Sial, kenapa aku bisa melakukannya dengannya. Bukankah seharusnya wanita yang aku sentuh tadi wanita bayaran y
Read more
Bab 3 - Kau Harus Bertanggung Jawab!
"Apa yang telah kau lakukan kemarin malam di sini?" Bella—kakak sulung Langit menatap pria itu tajam setelah mengulang pertanyaannya.Langit terkesiap. Ekspresi wajahnya berubah terkejut setelah mendengarkan perkataan sang kakak."Kenapa diam? Apa lidahmu sudah tidak bisa digunakan dengan benar untuk menjawab pertanyaanku, huh?" bentak Bella. Wanita muda itu nampak marah menatap wajah adik bungsunya."Dari mana Kakak tahu?" Bukannya menjawab, Langit justru bertanya balik pada Bella."Apa yang tidak Kakak ketahui tentang dirimu? Beberapa banyak wanita yang telah kau tiduri saja Kakak tahu!" sentak Bella.Langit terdiam. Ditatapnya wajah asistennya yang nampak datar seakan tidak merasa bersalah."Kali ini Kakak tidak bisa memberikan dispensasi lagi kepadamu, Langit. Jika biasanya Kakak membiarkanmu menyewa banyak wanita untuk memenuhi hasratmu, tapi kali ini tidak. Kakak tidak bisa membiarkanmu bersikap sesuka hatimu karena wanita yang sudah kau perkosa tadi malam bukanlah wanita bayara
Read more
Bab 4 - Mencari Jejaknya
Bella kini telah berdiri tepat di hadapan Langit. Kedua tangannya bersedekap di dada. Tatapan matanya pun terhunus tajam pada Langit. "Bagaimana, Langit. Setelah mengetahui wanita itu sedang mengandung darah dagingmu apa kau masih berniat lari dari tanggung jawab?" Tanya Bella.Wajah Langit terlihat datar menatap sang kakak. Ia sudah menduga jika Bella mengetahui keadaan Sora saat ini mengingat dokter pribadi keluarganya baru saja keluar dari ruangan kerjanya dan pasti bertemu dengan Bella. "Belum tentu anak yang ada di dalam kandungannya itu anakku. Bisa jadi dia pernah tidur bersama pria lain." Jawab Langit.PlakTelapak tangan Bella menempel tepat di pipi Langit. Wajah wanita itu nampak geram terlihat jelas dari tatapan matanya yang semakin tak bersahabat. "Berani sekali kau berkata seperti itu, Langit. Sudah jelas anak itu adalah anak kandungmu. Dia tidak mungkin melakukannya dengan pria lain!" Maki Bella.Langit mengalihkan pandangan matanya ke samping merasa enggan melihat kemar
Read more
Bab 5 - Izinkan Aku Menikahimu
Perasaan Sora dibuat tidak tenang setelah menyadari dua orang pria berbaju hitam mengikutinya sejak ia keluar dari dalam minimarket membeli sebuah roti untuk mengganjal perutnya yang terasa lapar. Sora terus melangkah menjauhi kedua pria tersebut hingga akhirnya langkahnya terhenti saat tubuhnya tidak sengaja menabrak tubuh seseorang."Aw..." Sora mengusap pelipisnya yang terasa sakit. Sedetik kemudian ia mendongak untuk melihat siapakah orang yang baru saja ia tabrak. "Tu-tuan Langit." Sora terbata. Tubuhnya bergetar hebat hingga membuat roti yang tadi ia beli jatuh ke atas tanah. Sora tak memperdulikan roti tersebut. Perlahan sepasang kakinya melangkah mundur berniat kabur dari Langit. Ya, ia harus pergi dari pria itu sebelum Langit berniat buruk kepadanya.Dua orang pria yang sejak tadi mengikuti Sora bergerak cepat menahan langkah Sora saat menyadari wanita itu hendak kabur."Apa yang kalian lakukan. Lepaskan aku!" Sora berteriak. Bukan hanya roti di tangannya saja yang terjatuh k
Read more
Bab 6 - Pelayan Untuk Sora
Sora mengangguk setuju. Ia sama sekali tidak mempermasalahkan perkataan Langit agar tidak mencintai pria itu. Lagi pula, Sora merasa tidak mungkin mencintai pria itu. Karena jangankan untuk mencintai Langit, melihat wajah Langit saja dia sudah takut."Sebentar lagi akan datang seorang pelayan yang bertugas membantumu selama tinggal di apartemen ini. Jika kau membutuhkan sesuatu, jangan sungkan meminta tolong kepadanya." Kata Langit setelah menyampaikan beberapa pesan sebelum menikah dengan Sora."Baik, Tuan. Terima kasih." Jawab Sora pelan.Langit segera bangkit dari posisi duduk. Ia merapikan kemejanya yang sebenarnya tidak berantakan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi, Langit segera melangkah pergi meninggalkan apartemen dan memberikan pesan pada Theo agar melanjutkan tugasnya di sana.Setelah kepergian Langit, Theo langsung saja menunjukkan pada Sora dimana letak kamar wanita itu. Tak lupa Theo mengingatkan pada Sora agar tidak berani kabur dari apartemen."Selangkah saja anda
Read more
Bab 7 - Terasa Lebih Baik
Pukul dua dini hari, Sora terjaga dari tidur lelapnya. Mimpi buruk yang menguasai alam bawah sadarnya membuat Sora terjaga dengan napas yang naik turun. "Bibi!" Lirih Sora teringat dengan mimpi buruknya bagaimana Bibi Rida mengusirnya setelah mengetahui dirinya hamil di luar nikah. Bahkan tanpa belas kasih Bibi Rida membiarkan Zoya mendorong tubuhnya yang sedang berbadan dua keluar dari rumah hingga nyaris terjatuh.Air mata meleleh membasahi wajah Sora. Sosok wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri tega memperlakukannya dengan buruk. Bukan hanya pada saat ia ketahuan hamil di luar nikah saja, namun sejak ia masih kecil dan belum mengerti kejamnya dunia."Sekarang aku tidak memiliki siapa-siapa lagi dalam hidupku. Aku benar-benar kesepian." Lirih Sora merasa sedih. Entah kehidupan seperti apa lagi yang akan ia lewati kedepannya setelah keluar dari rumah Bibi Rida. Sedang memiliki keluarga saja hidupnya sudah terasa pelik, apa lagi setelah ini. Di tengah kesedihanny
Read more
Bab 8 - Bukan Salah Takdir
Langit menyadari jika kedatangannya membuat napsu makan Sora jadi hilang hingga membuat wanita itu menghentikan aktivitas memakan makanannya. Tidak ingin membuat Sora menyisakan makanan hanya karena dirinya, Langit pun memilih meninggalkan ruangan makan."Habiskan makananmu. Setelah itu temui saya di ruangan tamu." Pesan Langit sebelum pergi meninggalkan Sora.Sora tercenung. Rupanya pria itu menyadari jika kehadirannya bagaikan mood buruk hingga mengganggu napsu makannya. Setelah kepergian Langit, Sora segera menghabiskan makanannya yang tinggal sedikit. Ia tidak boleh menyisakan makanan yang lezat itu mengingat selama ini ia sangat sulit untuk bisa merasakan menikmati makanan yang lezat seperti yang ia makan saat ini.Selesai menghabiskan makanannya, Sora segera menuruti perintah Langit yang memintanya menyusul ke ruangan tamu. Tiba di sana, Sora melihat pria paruh baya yang tadi datang bersama Langit nampak sibuk mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang ia bawa."Duduklah." Kata La
Read more
Bab 9 - Dia Anakku...
Sora dan Langit kini sudah duduk di depan penghulu yang bertugas untuk menikahkan mereka. Sejak awal kedatangannya ke tempat tersebut, Sora lebih banyak diam. Ia hanya bersuara jika ditanya atau diminta pendapat oleh penghulu."Karena kedua mempelai sudah siap, maka kita mulai saja acara akad pagi ini." Kata penghulu.Langit dan Sora mengangguk menyetujuinya. Kemudian tangan Langit pun terangkat berjabat dengan wali nikah untuk memulai prosesi akad nikah mereka pagi itu.Walau acara pernikahannya hari ini bukanlah hal yang diinginkan oleh Sora, namun tetap saja wanita itu merasa gugup saat Langit mulai membacakan kalimat akad untuk menjadikannya sebagai seorang istri."Sah." Dua orang pria yang ditunjuk Langit sebagai saksi di acara akadnya bersuara cukup keras setelah Langit selesai membacakan ijab qabulnya dengan lantang dan jelas.Kedua bola mata Sora berkilat bening setelah menyadari jika kini ia bukan lagi seorang wanita lajang melainkan istri dari seorang pria bernama Langit. Sea
Read more
Bab 10 - Menuruti Keinginan Ibu Hamil
Setelah menebus resep obat dan vitamin untuk Sora di bagian farmasi, Langit langsung saja mengajak Sora untuk pulang. Di tengah perjalanan menuju pulang, Langit tiba-tiba saja membelokkan mobilnya ke arah supermarket saat teringat dengan sesuatu."Kau belum meminum susu hamil sejak satu bulan ini, kan?" Tanya Langit setelah memarkirkan mobilnya di depan supermarket.Sora menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan Langit. Bagaimana ia bisa meminum susu hamil sementara ia baru saja mengetahui keadaannya yang sedang berbadan dua baru beberapa hari yang lalu."Kalau begitu ayo kita beli susu hamilnya. Beli juga semua barang yang kau butuhkan selama berada di apartemen."Sora mengangguk dengan ragu. Kemudian keduanya pun turun dari dalam mobil milik Langit.Saat berjalan masuk ke dalam supermarket, Langit sejenak menghentikan langkahnya saat merasa Sora tertinggal jauh di belakangnya. "Kenapa kau jalannya lambat sekali? Seperti siput saja." Kata Langit dengan ekspresi datarnya.Sora ter
Read more
DMCA.com Protection Status