Share

Malam Kelam Bersama Presdir
Malam Kelam Bersama Presdir
Penulis: SHy

Bab 1 - Terjadinya Malam Kelam

"Sora, cepat buatkan kopi untuk presdir!" 

Perintah itu membuat Sora langsung menghentikan kegiatannya. "Baik, Bu."

Dengan patuh Sora langsung membuatkan kopi untuk presdir baru di perusahaan mereka yang katanya terkenal galak dan dingin. 

Sempat terbesit keraguan dalam benak Sora, tapi ia segera menepis rasa curiga pada atasannya itu. 

"Kopi buatannya pasti tidak enak. Semoga saja dia dimarahi habis-habisan oleh presdir!" bisik atasan Sora itu sambil menyeringai licik. Ia ingin wanita yang sangat dibencinya sejak masa sekolah itu mendapat hukuman di hari pertama presdir bekerja.

Di sisi lain, Sora mengetuk pintu dan segera masuk ke dalam ruangan presdir begitu disuruh masuk. Ia meletakkan gelas berisi kopi ke atas meja. 

Sejenak, Sora beradu pandang dengan Langit yang menatapnya dengan tatapan dingin.

"Kau mau ke mana?" Langit—sang presdir—bersuara saat melihat Sora memundurkan langkah, berniat pergi meninggalkan ruangan.

"Sa-saya mau keluar, Tuan," jawab Sora terbata.

"Tetap di sini. Aku akan mencoba kopi buatanmu lebih dulu!" titah Langit.

"B-baik, Tuan."

Langit segera menyeruput kopi buatan Sora. Sesaat kemudian, ia menatap tajam ke arah Sora yang masih berdiri di depan meja kerjanya.

"Mulai saat ini dan seterusnya, kau yang membuatkan kopi untukku!" kata Langit tanpa diduga.

Sora menganggukkan kepalanya patuh, sebelum keluar dari dalam ruangan kerja Langit dengan perasaan lega.

Di pantry, Regina yang sejak tadi menunggu kedatangan Sora dibuat heran saat Sora datang hanya membawa nampan. Rasa heran itu berganti dengan keterkejutan ketika mendengar bahwa kopi buatan Sora ternyata disukai oleh presdir.

"Sial, kenapa jadi begini?! Harusnya Pak Presdir memarahinya, bukannya meminta gadis sialan itu untuk membuat kopi untuk hari-hari berikutnya!" Regina, atasan Sora, menggeram marah.

Tidak terima rencananya gagal saat itu, Regina pun menyusun cara untuk mengerjai Sora lagi. Kali ini, dia pastikan akan berhasil!

Suatu malam ketika Sora hendak pulang setelah semua pekerjaannya selesai, wanita itu tiba-tiba menyuruhnya lembur untuk membersihkan seluruh ruangan yang berada di lantai lima belas, terkhususnya ruangan kerja presdir.

Sora ingin marah, tapi apa daya … ia hanya seorang office girl yang tidak punya kuasa.

Dengan cekatan, Sora membersihkan seluruh ruangan yang berada di lantai tersebut hingga akhirnya terhenti saat berada di depan ruangan kerja presdir. 

Sora menimbang-nimbang, apakah sopan jika ia bersih-bersih saat pemiliknya masih berada di dalam ruangan tersebut?

Cukup lama berpikir, akhirnya Sora memilih mengetuk pintu ruangan kerja Langit. Ia tidak bisa mengulur waktu sebab Bibinya di rumah pasti akan memarahinya jika pulang terlalu lama.

Ceklek!

Sora membuka pintu ruangan kerja Langit setelah mendapatkan sahutan dari dalam. Betapa terkejutnya Sora saat mendapati bosnya itu dalam keadaan kacau.

"Hei, kau, wanita bayaran!" 

Kedua bola mata Langit yang memerah menatap remeh pada Sora. 

Sora tersentak. Wanita bayaran? Apa maksud presdir menyebutnya seperti itu? 

Belum hilang kebingungan Sora, ia sudah dibuat terkejut saat melihat tubuh Langit yang tiba-tiba tersungkur ke lantai saat hendak berjalan mendekati dirinya.

"Tuan Langit!" Sora sontak berlari ke arah Langit dan membantunya untuk berdiri. "Anda tidak apa-apa, Tuan?" tanyanya panik. 

Namun bukannya menjawab, Langit justru bergumam tidak jelas dengan gerakan tubuh yang terasa semakin lemas. 

"Sepertinya Tuan Langit sedang mabuk!" kata Sora setelah mencium aroma alkohol yang menyeruak keluar dari mulut Langit.

"Ayo, saya bantu duduk di sofa, Tuan." Sora segera memapah tubuh Langit yang berat menuju sofa. Kesadaran Langit yang sudah semakin hilang membuatnya pasrah.

Bruk!

Karena tidak bisa menyeimbangi berat tubuh Langit saat membantunya duduk di sofa, akhirnya tubuh Sora terjatuh tepat di atas tubuh Langit.

"Kau sengaja menggodaku, ya?" 

Kesadaran Langit yang sudah tinggal setipis tisu membuatnya tidak mengenal siapa wanita yang ada di atas tubuhnya saat ini. Tanpa aba-aba, Langit membalikkan tubuh mereka hingga posisinya kini berada di atas tubuh Sora. 

Langit segera menyambar bibir mungil yang sejak tadi mencuri perhatiannya. Ia melumatnya dengan lembut dan sesekali memberikan gigitan di bibir Sora.

Sora yang terkejut dengan apa yang dilakukan Langit segera mendorong tubuh pria itu. Namun ukuran tubuhnya yang jauh lebih kecil dari tubuh Langit membuatnya tidak bisa melakukan perlawanan berarti. 

"Tu-tuan, lepaskan saya!" kata Sora panik saat Langit memberikan jeda pada ciumannya.

"Diamlah, Sayang, aku hanya ingin menciummu," kata Langit dengan suara dalam dan serak.

Deg!

Jantung Sora berdetak sangat kencang mendengar kata sayang yang keluar dari mulut Langit. Bahkan saking terkejutnya, ia sampai tidak sadar ketika bibir Langit kembali mendominasi bibir mungilnya. 

Sora yang belum pernah merasakan ciuman dibuat membeku. Namun, ciuman Langit yang terasa lembut dan mematikan, membuat akal sehatnya yang ingin menolak perlakuan Langit justru malah menerimanya.

Ciuman itu terasa semakin menuntut saat lidah Langit mulai bermain di dalam rongga mulutnya. Otak Sora bersikeras untuk menyudahi ciuman itu, atau setidaknya memberikan perlawanan. Namun, tubuhnya tiba-tiba lemas tidak bertenaga.

"Nghh..." Suara desahan lolos dari mulut Sora saat sebelah tangan Langit menelusup masuk ke dalam bajunya dan meremas sebelah dadanya. Gadis itu menggigit bibir kuat, tak ingin mengeluarkan suara memalukan itu lagi.

Namun, Sora semakin tidak mampu menahan suara desahan ketika bibir Langit semakin liar menjelajah turun ke bagian lehernya dan memberikan kecupan basah di sana.

“Kau menyukainya, hmm?”

Senyuman di wajah Langit terbit saat melihat Sora yang ia pikir adalah wanita bayaran sudah terbuai dengan sentuhannya. Hal itu membuat jiwa kelakian Langit semakin bangkit. 

"Ja-jangan, Tuan..." Sora mencoba menghentikan pergerakan tangan Langit yang bermain di area intinya.

Langit tidak memperdulikan perkataan Sora. Ia terus memberikan usapan di sana hingga merasakan sesuatu yang hangat keluar dari bagian inti Sora. Merasa Sora sudah siap menerima sentuhan terakhir dari bagian tubuhnya, Langit segera membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya hingga membuat tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun.

"A-apa yang ingin Anda lakukan, Tuan?" Sora mulai bergetar ketakutan. Tanpa menjawab pertanyaan Sora, Langit kembali menyambar bibir mungil itu sembari melepaskan pakaian yang melekat di tubuh Sora.

Sora yang kembali terbuai dengan sentuhan Langit hanya bisa pasrah. Akal sehatnya terkikis habis!

"Ah, s-sakit!" Sora berteriak saat merasakan sesuatu yang keras memasuki bagian inti tubuhnya.

Langit tak memberikan tanggapan. Ia terus fokus memasuki bagian inti tubuh Sora yang terasa sempit, tidak seperti biasa ia melakukannya dengan wanita bayaran lainnya. Langit memberikan ciuman lembut di bibir Sora untuk mengalihkan rasa sakit yang tengah Sora rasakan saat ini.

Hingga beberapa saat berlalu, rasa sakit yang Sora rasakan berganti dengan kenikmatan saat Langit melakukannya dengan lembut dan hati-hati. Sora yang terbuai dengan sentuhan Langit tak lagi memberikan perlawanan. Tubuhnya seakan menerima sentuhan demi sentuhan yang membuatnya melayang.

Cukup lama Langit berpacu menyalurkan hasratnya untuk sampai ke puncak kenikmatannya. Langit bergerak semakin cepat hingga akhirnya menumpahkan seluruh benihnya di dalam rahim Sora, diikuti suara erangan yang keluar dari dalam mulutnya.

"Sial!"

Sora mendengar Langit merutuki dirinya sendiri sebab lupa menggunakan pengaman. Jantung Sora berdegup kencang saat tubuh pria itu luruh, menimpa tubuhnya yang terasa lelah.

Sesaat kemudian, Langit menaikkan pandangannya hingga terkunci pada sepasang netra Sora yang berair. Ditatapnya wajah polos wanita yang masih berada di bawah kungkungannya itu lamat-lamat.

Deg!

Jantung Langit tiba-tiba berdetak kencang. Kenapa wanita yang berada di bawah kungkungannya saat ini sangat mirip dengan office girl yang setiap hari membuatkan kopi untuknya? 

“Kau—?!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status