Share

BAB 7. KENA HUKUMAN

“ Ratna, kamu tidak membawa peralatanmu?”

Pak Anto berjalan ke arah bangku yang di tempati Ratna karena gadis itu masih sibuk mengorek-ngorek isi tasnya .

Kini, semua mata memandang ke arah Ratna termasuk Aulia zia & Alma zia yang duduk bersebelahan, serta Sinta yang duduk di bangku paling depan. Padahal, Pak Anto adalah salah satu guru terkejam yang tega menghukum muridnya membersihkan toilet atau taman jika tidak melakukan tugas dengan baik.

“ Sepertinya, aku meletakkannya di meja belajarku semalam.”

Aulia zia nyaris terjungkal dari kursinya mendengar jawaban Ratna. Bahkan, teman sekamarnya itu tidak menunjukkan ekspresi menyesal.

Ratna malah menatap datar ke arah Pak Anto.

“ siapa lagi yang tidak membawa peralatan? Cepat keluar dari kelas & bersihkan halaman belakang sekolah!”

Mata Aulia zia membola sempurna mendengar hukuman tersebut. Rencana awal Aulia zia untuk tidak ikut campur, sepertinya akan gagal total,karena gadis itu meletakkan kembali peralatannya kembali ke dalam tas & berdiri.

“ Busur & penggaris panjangku tertinggal di atas tempat tidur,” kata Aulia zia tiba-tiba.

Sontak semua murid yang di dalam kelas menoleh.

“ Kamu juga, Aulia?” tanya Pak Anto memastikan.

Aulia zia menganggukkan kepalanya. Bukan Aulia zia namanya kalau tidak senang menggali kuburan sendiri.

“ Kurasa, aku juga melupakan buku besarku di koper, Pak guru.”

“ Dan kurasa aku juga melupakan semua peralatan Fisikaku.”

Aulia zia menoleh ke arah kakaknya & juga Sinta yang berdiri di barisan depan. Bagus, ternyata sekarang dia memiliki saudara kembar & teman yang senang menggali kuburannya sendiri.

Aulia zia tahu betul,kakaknya tidak melupakan peralatan sekolahnya.

( oh Aulia Author jadi gemas padamu )

“ Bagus! Empat murid pada pelajaran Fisika pertama kelas ini dikeluarkan. Kalian berempat, bersihkan taman belakang sekolah hingga bel pulang sekolah berbunyi.”

Aulia zia mengangkat bahunya & berjalan ringan menuju pintu kelas, sementara beberapa teman laki-lakinya menatap tidak percaya. Mungkin, baru kali ini mereka melihat gadis seaneh Aulia zia.

Sungguh, lain kali Alma zia merasa perlu untuk mengajari adik kembarnya untuk tidak mencampuri urusan orang lain. Tentu saja, klau bukan karena Aulia zia, Alma zia tidak akan berjalan menyusuri lorong menuju taman belakang. Kalau saja Aulia zia bukan adiknya, dia takkan sudi berbohong.

( yang punya adik seperti Aulia zia kudu ekstra sabar…😁💪)

Alma zia menoleh ke arah adiknya yang kini berjalan di sampingnya dengan santai tanpa beban. Melihat Aulia zia seperti itu membuat Alma zia ingin sekali menjitak kepala adiknya.

“ Untuk apa kamu melakukan semua ini? Ratna sudah bilang supaya kamu tidak perlu mencampuri urusannya. Kenapa masih melakukannya juga ?”

Alma zia bertanya dengan suara dinginnya yg khas.

“ Ayolah, Kak. Ada kalany, kamu tidak perlu hidup berfikiran monoton tentang hidupmu.

Ada kalanya, kamu harus bersenang-senang, seperti melanggar peraturan. Lagi pula, apa yang salah? Ratna temanku.”

Aulia zia, bahkan tidak merasa gelisah sama sekali karena dikeluarkan dari kelas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status