Share

BAB 8. RUANG MUSIK TUA

Alma zia memiringkan kepalanya sejenak.

“ Bermain-main bukan di sini tempatnya. Aku heran, mengapa aku bisa memiliki saudara kembar sepertimu? Tidak bisakah kamu menghilangkan sedikit hobi menggali kuburanmu sendiri itu?”

Aulia zia tampak meringis mendengar gerutuan kakaknya.

“ Takdir. Aku ditakdirkan menjadi seseorang yang hobi menggali kuburanku sendiri. Kalau tidak aku akan gila,Kak.”

“ Tapi, ada saat di mana kamu harus bersikap dewasa. Setidaknya, apa yang kakakmu katakan itu benar, Aulia. Kamu harus membuang sedikit hobi jelekmu itu.”

Alma zia tersenyum penuh kemenangan saat Sinta membelanya. Memang, seharusnya adiknya itu bersikap lebih dewasa,kan? Mungkin setelah Sinta mengatakan itu, Aulia zia akan sedikit berubah.

“ Aku akan menjadi sangat dewasa setelah aku menikah nanti. Bukankah Kakak tahu aku terkena

Sindrom Peterpan. Dan, sindrom itulah yang membuatku enggan untuk berfikir dewasa.”

Alma zia menghela nafas kesal ketika mendengar jawaban adiknya. Bugh.

Mata Alma zia menger
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status