Share

MENUNGGU

**

Ini adalah hari kedua Mas putra di kota malang. Kemarin aku melewati satu hari dengan isi pikiran yang sangat berisik dan penuh dengan pertanyaan. Mungkin hari ini juga tidak jauh berbeda, terlebih lagi Mas putra jarang memberiku kabar.

Terakhir Mas putra memberiku kabar pada jam 11.57. Namun sampai hampir magrib belum juga memberiku kabar lagi, aku enggan mendahuluinya bertanya karena aku takut menganggu pekerjaannya. Tapi bagaimanapun aku adalah seorang istri, jauh dari lubuk hati yang paling dalam aku mengkhawatirkanmu mas.

“Kamu lagi ngapain ya mas, apa kamu sudah makan malam?” Aku mulai berbicara dengan diri sendiri.

Aku mulai menyibukan diriku di depan laptop dengan ditemani coffe dan brownies yang tadi ku beli setelah pulang kerja. Aku merasa lebih baik ketika menonton drama korea favoritku, meskipun beberapa kali aku melihat handphone untuk memastikan ada notification chat dari suamiku, tapi ternyata tidak ada.

Jam sudah menunjukan pukul 22.14 dan aku masih menunggu.

“Apakah bekerja sampe selarut ini?” Gumamku.

Tidak lama setelah itu ada panggilan masuk dari Mas putra. Dan langsung ku angkat.

“Halo sayang, Mas baru sampai di penginapan. tadi mas sibuk sekali sampai tidak sempat memberi kabar. maaf ya, tapi sekarang mas sudah istirahat” Mas putra berbicara tanpa henti.

“Iya mas, kamu sudah makan mas?” Tanyaku.

“Sudah sayang” Jawab Mas putra.

“Mas di kamar sendiri atau sama isal?” Tanyaku.

“M-mas satu kamar sama sama isal sayang, tapi isal lagi keluar sekarang” Jawabnya dengan suara putus-putus, aku yakin sekali kalau dia sedang gugup.

“Oh, soalnya gaada suara isal” Jawabku datar.

“yaudah istirahat mas, aku juga mau tidur. besok ada jadwal pagi” Lanjutku.

“Iya sayang, sayang hati-hati ya dan semoga mimpi indah” jawab Mas putra lalu mematikan teleponnya.

Rasa penasaranku semakin hari menjadi semakin besar meskipun didepan Mas putra aku selalu terlihat tenang dan seperti tidak terjadi apa-apa. aku tidak ingin menuduh tanpa bukti, meskipun ini hanya dugaanku saja tapi aku yakin jika sesuatu sudah didasari oleh perasaan itu adalah sebuah fakta yang sedang mencari jalan.

Kembali kumainkan handphone dan mulai mencari lokasi Mas putra. sesaat setelah aku telusuri bahwa itu bukan di apartment yang dia katakan kemarin, titiknya berada di salah satu penginapan yang bisa menjadi kost eksklusif. buru-buru langsung ku screenshot, mungkin ini akan menjadi bukti di suatu hari. meskipun setelah itu aku menangis, kenapa dia terus berbohong padaku?

***

Hari ini adalah hari kedatangan Mas putra, katanya aku harus menjemputnya di stasiun tugu. Setelah pulang kerja, aku langsung berangkat ke stasiun tugu. meskipun waktu kedatangannya masih 1 jam lagi.

Aku menunggu sambil makan salah satu roti favoritku, ku lihat jam masih sekitar setengah jam lagi. aku duduk dan melihat banyak yang datang dan pergi di stasiun ini. banyak tangis dan doa yang mereka panjatkan kepada tuhan untuk segera di pertemukan lagi dengan orang yang mereka sayangi. apa pertemuan sangat begitu membahagiakan?

Entahlah, aku hanya sedang menunggu kepulangan suamiku. Aku bahkan tidak tahu apa yang telah dia lakukan selama 3 hari diluar kota?

Kembali ku lihat jam, sudah lebih dari 15 menit tapi Mas putra tidak kunjung datang. aku masih menunggu pikirku mungkin dia sedang ke toilet.

1 jam telah berlalu tapi Mas putra tidak kunjung datang. sudah kucoba telepon berkali-kali tapi tidak ada jawaban, sampai 3 jam sudah aku menunggu di tempat ini. Tidak lama setelah aku menghela nafas panjang dia menelponku.

“Sayang, aku extand ga jadi pulang. maaf ya, besok aku kabarin lagi” Mas putra memberiku kabar yang sangat mengejutkan.

“Oh ya sudah, aku pulang dulu” Jawabku datar lalu ku tutup teleponnya secara sepihak. Hatiku sakit sekali, 3 jam aku menunggu kepulangan suamiku tapi yang aku dapat adalah kabar yang membuatku kecewa. pertanyaanku muncul kembali, ada apa di kota malang?

Hal yang pertama aku lakukan adalah kembali mencari lokasi dimana Mas putra berada, Dan hatiku sangat sakit mengetahui fakta bahwa Mas putra tengah berada di coffeshop. Dengan siapa dia disana, isal atau perempuan itu?

Aku melewati malam ini dengan tangisan yang hanya didengar oleh tuhan, banyak doa yang kupanjatkan kepada tuhan agar di beri kesabaran dan kebahagiaan dalam menjalani rumah tangga ini.

***

Pagiku di bangunkan oleh suara handphone yang berdering, ku lihat Mas putra menelponku, sejujurnya malas sekali ku angkat tapi handphoneku terus berdering.

“Iya mas, ada apa?” Tanyaku to the point.

“Kalo mas pulang hari ini maaf aku gabisa jemput, jadwalku padat hari ini” terusku.

“Oh iya sayang, yasudah. nanti aku kabarin kalo sudah di rumah” Jawab Mas putra dengan nada sedikit canggung.

Ku tutup teleponnya dan segera beranjak untuk pergi bekerja. Pekerjaanku adalah penolong rasa sepiku. aku tidak bisa membayangkan jika aku tidak bekerja, akan sesepi apa hidupku? Aku bersyukur masih bisa bertemu dengan banyak orang di kampus. Hal itu menyembuhkan rasa jenuhku meskipun hanya sesaat.

***

Sesampainya dirumah, aku melihat Mas putra yang tengah duduk di ruang tamu.

“Sayang, tumben kamu pulang larut malam?” Tanya Mas putra.

Aku segera mencium tangannya “Iya, sepi dirumah. aku mandi dulu ya mas” langsung tinggalkan Mas putra yang berdiri dan termenung melihat sikap acuhku.

Mungkin Mas putra menyadari tentang sikap acuhku, sebenarnya aku hanya menunggu permintaan maaf dan memberi penjelasan kenapa bisa membatalkan jadwal pulang secara mendadak. Apakah bagi Mas putra itu adalah hal yang sangat sulit sampai dia hanya memilih diam saja? hal seperti itu sangat sepele sekali, tapi bagi seorang istri yang menunggu selama 3 jam penjelasannya adalah hal besar. Hal itu akan terasa sulit diucap jika dia menyimpan bangkai busuk, atau memang dia menyimpan bangkai busuk? Setelah memutuskan menikah dan menjadi seorang istri hari-hari yang di lalui olehku adalah kepahitan menahan banyak praduga.

Tidak ada pertanyaan atau penjelasan setelah kami bertemu kembali, aku tidak yakin hubungan ini bisa layak di sebut suami istri. ini sangat jauh berbeda dengan harapanku sebelumnya, aku benar-benar tidak mengenal siapa pria yang kini menjadi suamiku. dia banyak sekali menutupi hal yang tidak aku tau, jadi kapan aku mendapatkan jawaban dari pertanyaanku?

***

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status